Agar sebuah penelitian bisa mencapai tujuannya, dilakukan beberapa metode penelitian. Salah satu metode penelitian yang seringkali digunakan untuk mengumpulkan data serta informasi yang ada adalah metode penelitian wawancara. Wawancara merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan melibatkan pewawancara serta narasumber dalam pelaksanaannya.
Pewawancara bertugas untuk memberikan berbagai pertanyaan yang relevan dengan topic serta bidang yang digeluti oleh sang narasumber. Dan begitupun sebaliknya, sebagai sumber informasi, narasumber haru menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dengan dasar yang jelas.
Agar mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan, kedua pihak tersebut harus saling menjalin tanya jawab yang aktif. Namun, tetap berpegang teguh pada topik yang disampaikan. Menurut proses dan pelaksanaannya, wawancara dikelompokan menjadi dua jenis, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Namun, kedua wawancara tersebut tetap dilakukan secara langsung. Yang dimaksud dengan wawancara terstruktur dalam hal ini adalah wawancara yang didasarkan pada format atau mekanisme tanya jawab yang telah ditentukan dengan sistematis dan terstruktur.
Hal ini dilakukan agar proses tanya jawab yang dilakukan tidak melampui lebih dari topik utamanya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dalam hal ini diartikan sebagai proses wawancara yang dilakukan secara bebas tanpa terikat suatu mekanisme ataupun format dari pertanyaan yang akan diajukan.
Wawancara hanya difokuskan untuk mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, tanpa memperhatikan panduan wawancara. Adapun beberapa penjelasan mengenai perbedaan dari kedua jenis dari wawancara ini.
No. | Wawancara Terstruktur | Wawancara Tidak Terstruktur |
1. | Pelaksanaan dari wawancara terstruktur ini didasarkan dengan berbagai pertanyaan dan format, ketentuan yang telah ditentukan. Sehingga semua pertanyaan yang disampaikan sudah benar benar disiapkan dengan matang sebelumnya. Berbagai alur dan arah dari semua pertanyaan yang diajukan juga sudah diatur sedemikian rupa. Maka tidak jarang, apabila wawancara jenis ini terlihat agak kaku. Karena berpegang erat dengan patokan wawancara yang ditentukan. | Wawancara tidak terstruktur ini dalam pelaksanaannya berlangsung dengan begitu flesibel. Semua pertanyaan yang diajukan tidak ditentukan dan tidak dibuat sebelumnya. Sehingga pola tanya jawab yang berlangsung saat itu, murni benar benar terpikirkan saat itu. Mungkin, dalam wawancara jenis ini, pewawancara diberikan kebebasan untuk menanyakan berbagai hal terhadap narasumber. Namun, tetap dalam konteks topic yang telah ditentukan. Agar bisa berjalan secara interaktif, sang pewawancara harus pandai pandai dalam mengajukan pertanyaan terhadap narasumber. Sehingga tanya jawab bisa berlangsung terus. |
2. | Data dan informasi yang didapatkan dalam wawancara jenis ini merupakan jenis data kuantitatif. Hal tersebut karena dalam pelaksanannya, pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber telah ditentukan dan dibuat formatnya secara mendetail. Siapapun narasumber yang dituju, pertanyaan yang diajukan tetaplah sama. Dan disinilah kumpulan data dan informasi yang didapatkan bisa diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya, inti dari pertanyaan yang diajukan pada tiap narasumber sama. Namun, yang dijadikan pertimbangan sebagai hasil final adalah jawaban yang diajukan oleh narasumber yang sifatnya berbeda beda. | Sedangkan data dan informasi yang didapatkan dari wawancara jenis ini adalah data kualitatif. Hal tersebut dikarenakan pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara sama sekali tidak disiapkan,dan hanya berdasarkan pada situasi kondisi yang ada di sana. Sehingga berbagai pertanyaan yang diajukan kepada semua narasumber yang dituju, sifatnya random. Namun, tetap dengan inti pertanyaan yang sama. Data dan informasi yang didapatkan dari wawancara jenis ini tidak bisa ditebak dan direncanakan sama sekali oleh pewawancara. Sehingga untuk bisa mempertimbangkan hasil final dari wawancara jenis, didasarkan pada kandungan ini dari berbagai informasi yang didapatkan. |
3. | Berhubung pertanyaan yang diajukan dalam wawancara terstruktur ini pasti sama antar satu narasumber dengan narasumber lainnya. Sehingga sifat penyajiannya dalam bentuk penelitian nantinya menggunakan teknik deskriptif. Dari berbagai pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber, peneliti bisa mengambil kesimpulan atau inti dari informasi dan data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai hasil penelitian. | Untuk mengeksplor suatu peristiwa yang sedang terjadi, pemilihan metode penelitian wawancara tidak terstruktur ini tepat sekali. Dengan berbagai pertanyaan random yang diajukan, pewawancara bisa mengetahui sebagaimana kompleksnya topik yang diangkatnya beserta dengan jawabannya yang didapatkannya. |
4. | Semua pertanyaan yang diajukan dalam sesi wawancara ini telah ditentukan sedemikian rupa. Sehingga nantinya, pada saat proses wawancara dilakukan, secara tidak langsung narasumber akan diarahkan pada pilihan pilihan tertentu. Yang mana semua itu, telah ditentukan oleh sang pewawancara sebelumnya. Dalam penyampaian informasinya pun, hanya akan berbatas pada bebarapa pembahasan saja, narasumber tidak bisa leluasa dalam menyampaikan informasinya. | Semua pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara ini, murni disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Pewawancara tidak berpatokan sama sekali dengan pertanyaan apapun. Sehingga untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara ini, narasumber bisa secara bebas menyampaikan pendapatnya, tanpa diarahkan pada pilihan tertentu. Maka, tak jarang apabila wawancara tidak terstruktur ini memiliki kesan lebih interaktif dan santai. |
5. | Wawancara berjalan dengan sistematis dan lebih terstruktur. Hal tersebut karena semuanya telah dipersiapkan sedemikian rupa. Baik dari pertanyaan yang akan diajukan ataupun dari pola wawancara yang akan dilakukan. Dengan sistem wawancara seperti ini, data dan informasi yang dituju bisa dengan mudah didapatkan dan ditarik kesimpulannya. | Wawancara lebih berjalan interaktif dan fleksibel. Semua pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ini benar benar merupakan improvisasi dari pewawancaranya. Pola pengembangan tanya jawab pun lebih disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Pelaksanaannya yang tidak terikat pada aturan atau mekanisme tertentu membuat wawancara jenis ini tidak begitu kaku. |
6. | Karena sifat pertanyaan yang diajukan antar satu narasumber dengan narasumber lainnya. Wawancara dengan metode terstruktur ini bisa menjangkau banyak sekali narasumber. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam memperoleh kesimpulan atas data dan informasi yang telah didapatkan. | Karena sifatnya pertanyaannya yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Wawancara tidak terstruktur hanya bisa menjangku narasumber dengan jumlah yang relative sangat sedikit. Terlebih, jawaban yang diberikan oleh narasumber dalam jenis wawancara ini sifatnya meluas dan tidak terpaku pada pilihan tertentu. |
7. | Pertanyaan dan jawaban dalam metode wawancara terstruktur sifatnya lebih tertutup dan terbatas pada pilihan tertentu. | Pertanyaan dan jawaban yang menonjol dalam metode wawancara tidak terstruktur ini lebih terbuka dan lebih bersifat mengeksplor topik. |