Daftar isi
Dalam bahasa Inggris, peribahasa disebut dengan proverb. Proverb adalah sebuah ungkapan untuk menyatakan suatu kondisi atau situasi yang rumit.
Sedikit berbeda dengan idiom, proverb biasanya berisi sebuah nasihat tentang bagaimana seseorang harus berperilaku. Proverb juga berisi norma yang umumnya disepakati dan disetujui oleh banyak orang.
Proverb bersifat metafora. Dengan kata lain tidak bisa diartikan secara harfiah, namun memiliki makna yang lebih dari itu.
Ada beberapa proverb atau peribahasa yang artinya mirip dengan peribahasa Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa peribahasa yang wajib kalian ketahui.
Peribahasa ini sangat populer dan sering digunakan, baik dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Peribahasa ini memiliki arti, “jangan menilai buku dari sampulnya.”
Maksud dari peribahasa ini adalah bahwa kita tidak boleh menilai sesuatu/seseorang hanya dari luarnya saja.
Sama seperti buku yang tidak bisa dinilai hanya dari tampilan sampulnya saja, kita juga tidak boleh menilai manusia berdasarkan penampilannya. Kita harus mengenal dan memahami karakter seseorang sebelum menilai orang tersebut.
Peribahasa dalam bahasa Inggris yang satu ini memiliki perumpamaan yang sama seperti dalam bahasa Indonesia. Peribahasa yang juga cukup populer dan sering digunakan oleh orang.
Dalam bentuk bahasa Indonesianya, peribahasa ini berbunyi “apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu petik.”
Maksud dari peribahasa ini adalah jika kita menanam (melakukan) hal baik, maka kita akan memetik (dibalas) dengan kebaikan.
Sebaliknya, jika kita melakukan sebuah keburukan atau kejahatan maka kita akan menuai keburukan dan musibah pula. Peribahasa ini biasa digunakan untuk menasihati orang agar selalu berbuat baik kepada orang lain.
Peribahasa dalam bahasa Inggris yang satu ini memiliki makna yang hampir sama dengan peribahasa bahasa Indonesia, yaitu “air tenang menghanyutkan”.
Maksud dari peribahasa ini adalah bahwa penampilan seseorang bisa menipu bagaimana sebenarnya orang tersebut. Seseorang bisa terlihat sangat baik di depan kita, namun kita tidak tau bagaimana sebenarnya sifat orang tersebut, hanya dengan melihat penampilannya saja.
Karena seperti arti dari peribahasa ini, penampilan bisa menipu. Hampir sama dengan “air tenang menghanyutkan”, bukan? Orang yang tampak biasa saja bisa jadi adalah orang yang berbahaya.
Dalam peribahasa bahasa Indonesia, proverb ini memiliki perumpamaan yang sama dengan peribahasa “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”.
Ketika kita berada di tempat baru yang tidak pernah kita kunjungi, kita harus mengikuti aturan dan norma yang diyakini oleh orang-orang di sana. Kita tidak boleh bertindak seenaknya.
Peribahasa dalam bahasa Inggris yang satu ini memiliki makna bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan. Sepandai apapun orang tersebut melakukan sesuatu, pasti pernah gagal walau hanya sekali.
Proverb di atas memiliki makna yang sama dengan peribahasa “sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga”.
Peribahasa dalam bahasa Inggris ini biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang suka menyalahkan sesuatu/seseorang ketika dia gagal atau terjadi hal buruk yang menimpanya.
Proverb itu memiliki perumpamaan yang serupa dengan peribahasa “buruk muka cermin dibelah”.
Proverb yang satu ini biasa digunakan untuk menggambarkan orang yang biasanya pendiam, tapi ternyata memiliki pengetahuan luas ataupun kemampuan yang luar biasa.
Namun, peribahasa ini juga bisa menggambarkan di mana orang yang awalnya kita anggap baik ternyata bisa melakukan hal yang sangat buruk.
Dalam peribahasa bahasa Indonesia perumpamaan ini dikenal dengan “diam-diam menghanyutkan”.
Peribahasa Bahasa Inggris yang satu ini memiliki makna bahwa seseorang yang banyak berbuat atau melakukan sesuatu lebih disegani daripada seseorang hanya banyak bicara.
Dalam bahasa Indonesia perumpamaan ini sama seperti peribahasa, “sedikit bicara banyak bekerja”.
Daripada hanya banyak bicara, lebih baik lakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya karena orang tidak menyukai seorang pembual.
Peribahasa ini memiliki arti “darah lebih kental daripada air” dalam bahasa Indonesia. Kalian pasti pernah mendengarnya entah itu secara langsung atau melalui film.
Maksud dari peribahasa di atas adalah bahwa persaudaraan itu lebih berarti daripada pertemanan. Dengan kata lain bisa disederhanakan menjadi, tidak ada hubungan yang kuat selain hubungan persaudaraan.
Peribahasa dalam bahasa Inggris di atas memiliki arti bahwa penting sekali untuk tidak melakukan sesuatu atau berharap sesuatu di luar kemampuan kita.
Kita boleh bermimpi setinggi-tingginya, namun harus tetap melihat pada realita yang ada. Dalam bahasa Indonesia perumpamaan ini biasa disebut dengan “pungguk merindukan bulan”.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, peribahasa ini berarti “tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah”.
Maksud dari peribahasa itu adalah tidak ada gunanya menyesali sesuatu yang telah terjadi. Peribahasa ini biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu yang telah terjadi dan tidak bisa diubah kembali.
Peribahasa dalam bahasa Indonesia yang mirip dengan perumpamaan ini adalah “nasi telah menjadi bubur”.
Peribahasa yang satu juga merupakan peribahasa yang populer dan sering digunakan.
Peribahasa ini menyatakan bahwa jika kita ingin memperoleh hasil yang besar atau memuaskan maka kita harus bekerja keras untuk meraihnya.
Tidak akan ada keberhasilan jika kita tidak berjuang terlebih dahulu. Proverb yang satu ini tentu juga memiliki peribahasa versi bahasa Indonesia, yaitu “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Dalam versi bahasa Indonesia, peribahasa yang satu ini berbunyi “dimana ada asap, disitu ada api”. Yang mana makna dari peribahasa itu adalah bahwa ketika ada masalah pasti ada penyebabnya.
Peribahasa ini sering digunakan ketika terjadi suatu masalah namun belum diketahui penyebabnya. Namun, meskipun belum diketahui, setiap masalah selalu ada penyebab yang menimbulkannya.
Ada peribahasa dalam bahasa Indonesia yang sama dengan peribahasa di atas, yaitu “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”.
Maksud dari peribahasa ini biasa digunakan ketika menggambarkan situasi di mana seseorang bisa menyelesaikan dua masalah atau pekerjaan sekaligus dalam satu waktu.
Untuk peribahasa yang satu ini, benar-benar mirip dengan peribahasa bahasa Indonesia yang berbunyi “dimana ada kemauan pasti ada jalan”.
Peribahasa ini menggambarkan jika kita memang bersungguh-sungguh ingin meraih sesuatu yang kita inginnya, pasti akan ada cara untuk meraihnya.
Peribahasa yang satu ini juga merupakan peribahasa yang sering digunakan. Peribahasa ini menggambarkan sifat seorang anak yang tidak jauh berbeda dengan orang tuanya.
Maknanya sangat sama persis seperti peribahasa bahasa Indonesia yang berbunyi “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.
Dalam versi bahasa Indonesia, proverb yang satu ini berbunyi “sudah jatuh tertimpa tangga pula”.
Peribahasa ini biasa digunakan ketika menggambarkan situasi seseorang yang mengalami berbagai musibah secara terus menerus.
Salah satu situasi yang bisa menggambarkan peribahasa di atas adalah ketika kita ingin memenangkan suatu perlombaan, kita harus terus berlatih hingga kita benar-benar menguasainya.
Proverb tersebut memiliki makna yang sama dengan peribahasa “alah bisa karena terbiasa”.