Daftar isi
Puisi Soneta adalah bentuk puisi klasik yang telah diadopsi di seluruh dunia. Soneta masih menjadi bentuk populer dan tetap dalam cirinya yang khas meski telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Soneta memberi ruang ekspresi para penyair untuk membahas masalah pribadi, agama, politik dan romansa.
Sampai hari ini, soneta adalah bentuk populer dalam sastra. Soneta juga menginspirasi para seniman, misalnya penyanyi untuk mengadaptasi puisi menjadi lagu, sinematografer mengadaptasi film dari puisi dan penulis naskah menjadikan soneta sebagai inspirasi dalam penulisan karyanya.
Puisi soneta adalah puisi empat belas baris dengan skema rima tetap. Seringkali soneta menggunakan pentameter iambik yaitu lima set suku kata tanpa tekanan diikuti oleh kata yang ditekankan untuk baris sepuluh suku kata. Soneta ditemukan oleh penyair Italia yang bernama Giacomo da Lentini sekitar tahun 1200-an. Kata Soneta berasal dari frase Occitan Lama yang berarti “lagu kecil”. Dalam pendapat lain, nama soneta diambil dari Sonetto yang berarti “sedikit suara atau lagu”.
Dalam perjalanannya bentuk soneta telah berkembang. Terdapat dua jenis soneta yang paling umum dan dikenal secara luas. Berikut dua jenis soneta:
Soneta pertama dan paling umum adalah Petrarchan. Soneta Italia didasarkan pada soneta asli yang ditemukan oleh da Lenthini. Soneta Petrarchan terdiri dari satu oktaf (kelompok delapan baris) kemudian diikuti oleh sestet (kelompok enam baris). Oktaf memperkenalkan masalah atau konflik. Sementara sestet mengatasi atau memecahkan masalah. Skema rima pada Petrarchan sangat khas. Untuk oktaf rimanya adalah abbaabba dan untuk sestet cddcdd, cddece, atau cddccd.
Sir Thomas Wyatt memperkenalkan soneta Petrarchan ke Inggris pada awal abad ke-16. Soneta menarik banyak perhatian dan diterjemahkan dengan nama soneta Petrarch. Dalam perjalanannya, Petrarchan mengalami modifikasi yang kemudian dikenal sebagai soneta Shakespeare.
Dinamai Soneta Shakespeare bukan karena Shakespeare yang menciptakannya, tetapi karena Shakespeare adalah penulis paling terkenal dari jenis puisi soneta. Biasanya, soneta Inggris mengeksplorasi cinta romantis. Skema rima soneta Inggris adalah ababcdcd.
Sonnet 18 adalah salah satu contoh soneta Shakespeare yang paling terkenal. Sonnet 18 menggunakan skema rima yang tepat dan mengeksplorasi cinta romantis untuk seseorang yang dikaguminya.
Penyair dapat menggunakan kerangka bentuk soneta dalam membuat puisi untuk mengekspresikan dan mencurahkan inspirasi dari masalah pribadi dan isi hati. Seiring perkembangan zaman, penyair menggunakan bentuk soneta untuk membahas secara dalam tentang agama, politik, tokoh, fenomena sosial.
Seperti fungsi pada oktaf untuk memperkenalkan masalah atau konflik dan sestet untuk memecahkan masalah, beberapa penyair menulis rasa cinta dan rindu kepada tanah airnya melalui puisi bentuk soneta Italia. Soneta mengizinkan penyair untuk mengungkapkan puisi cinta paling klasik.
Milton menulis “London 1802” yang memiliki rima soneta Italia ketika Inggris mengalami penurunan moral. William Shakespeare menulis “Sonnet 18” untuk menulis perasaannya kepada orang yang dikagumi. Percy Bysshe Shelley dalam Ozymandias meneliti berlalunya waktu dan bagaimanapun upaya manusia untuk melawannya dalam bentuk soneta.
Di Indonesia ada M. Yamin dengan karya berjudul “Pagi-pagi” dan Sapardi Djoko Damono dengan puisi bentuk soneta berjudul “Kau Bertanya Apa?” yang pada salah satu barisnya membahas tentang suatu harapan.
Soneta merupakan sebuah bentuk puisi yang memiliki ciri yang khas. Berikut ini merupakan ciri-ciri soneta:
Berikut persamaan puisi soneta dan pantun:
Berikut perbedaan puisi soneta dan pantun:
Di Indonesia Soneta diperkenalkan oleh Mohammad Yamin dan Roestam Effendi. Selain itu, banyak puisi Sapardi Joko Damono yang menggunakan bentuk soneta. Bentuk soneta di Indonesia tidak lagi mengikuti soneta dari negara asalnya yaitu dari Italia ataupun dari soneta Inggris.
Salah satu contoh soneta dari Indonesia adalah puisi karya Mohammad Yamin yang berjudul “Gembala”. Rima dalam puisi ini adalah abba dan aaa.
Perasaan siapa takkan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai(a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (a)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (a)
Maulah aku menurutkan dikau (a)