Replikasi DNA Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau Asam Deoksiribonukleat adalah biomolekul yang menyimpan informasi genetik suatu organisme yang berperan dalam pemberian sifat kepada keturunannya. DNA terdapat di inti sel (nukleus), mitokondria, plastida (kloroplas), dan sentriol.

Replikasi DNA adalah pembentukan DNA baru yang sama persis dengan DNA asal (penggandaan). Pada proses replikasi DNA diperlukan beberapa enzim, diantaranya helikase (berfungsi sebagai pembentukan helix pada DNA), polimerase (berfungsi sebagai katalis/ pemisah dua untaian DNA menjadi satu untaian DNA), dan ligase (berfungsi sebagai pelekat kembali dua utas DNA).

Para ahli memiliki hipotesis mengenai replikasi DNA. Terdapat tiga hipotesis yang diyakini DNA dalam melakukan replikasi, antara lain:

Hipotesis Replikasi DNA
  • Hipotesis semikonservatif, pada hipotesis ini dua utas DNA akan saling memisah, kemudian tiap-tiap utas akan berfungsi sebagai cetakan untuk menyintesis utas DNA yang baru. Dengan demikian, masing-masing utas DNA baru (anakan) akan membawa utas DNA lama (induk).
  • Hipotesis konservatif, pada hipotesis ini dua utas DNA lama (induk) tidak mengalami pemisahan. Namun, keduanya dapat membuat DNA double helix yang baru sehingga pada akhir replikasi akan terbentuk dua DNA double helix.
  • Hipotesis dispersif, pada hipotesis ini utas DNA induk akan terputus-putus. Kemudian segmen-segmen utas DNA induk tadi akan bergabung dengan segmen-segmen utas DNA yang baru sehingga pada akhir replikasi juga dihasilkan dua DNA double helix.

Pada akhir dasawarsa 1950-an, Matthew Meselson dan Franklin Stahl melakukan percobaan untuk menguji ketiga hipotesis replikasi DNA tersebut. Berdasarkan hasil percobaannya, hipotesis semikonservatif lebih mendekati percobaan yang mereka lakukan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn