10 Rumah Adat Bali dan Ciri Khasnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal dan banyak diminati wisatawan. Pasalnya, selain terdapat berbagai keindahan alam yang mudah dijumpai, terdapat rumah adat yang mendukung keindahan pemandangan yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Sekalipun banyak wisatawan asing, budaya Bali tidak akan tergoyahkan karena masyarakat aslinya masih melestarikan dan menjunjung tinggi kepercayaan yang diturunkan leluhur secara turun temurun, salah satunya adalah rumah adatnya.

Rumah adat Bali kaya akan filosofi dan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan rumah adat dari daerah lain. Kami akan menjelaskan beberapa rumah adat Bali beserta dengan contoh gambarnya, agar kalian dapat memahami betapa indahnya budaya yang ada di Pulau Dewata.

1. Aling – Aling

rumah adat bali

Rumah adat yang pertama ini merupakan bagian yang biasanya terletak di Pulau Seribu Pura yang dilengkapi dengan bangunan rumah sebagai pembatas antara angkul – angkul itu sendiri dengan bagian luarnya.

Aling – aling diartikan sebagai energi positif yang menjunjung tinggi nilai keharmonisan rumah. Biasanya rumah adat ini juga dapat digunakan sebagai pembatas angkul – angkul dengan tempat ibadah.

Bangunan ini disertai dengan dinding pembatas seperti batur yang tingginya mencapai 1,5 meter yang dinamai dengan penyeker. Selain itu, rumah adat aling – aling dianggap sebagai privasi sang pemilik rumah. Oleh karena itu, setiap tamu yang datang harus menyamping kekiri, dan ke samping kanan bila hendak keluar.

2. Angkul – Angkul

rumah adat bali

Rumah adat yang kedua ini biasanya identik dengan rumah masyarakat bali yang berbentuk menyerupai Candi Bentar yang terletak pada bagian depan bangunan rumah sebagai pintu masuk dengan ukiran yang dapat dijumpai pada dinding bangunannya.

Adapun atap penghubung yang dibuat dari rumput kering. Namun, kini masyarakat banyak yang mengganti bahan utama rumput kering itu dengan genteng.

3. Bale Manten

rumah adat bali

Bale manten merupakan rumah adat Bali yang berbentuk persegi panjang, yang biasanya bangunannya terletak di bagian Utara dari bangunan utama, dilengkapi dengan dua ruangan yaitu bale kanan dan kiri.

Rumah adat yang satu ini biasanya dikhususkan untuk kepala keluarga maupun anak perempuan yang masih perawan atau belum menikah sebagai bentuk perhatian keluarga kepada anak gadisnya supaya selalu terjaga kesuciannya.

4. Bale Dauh

rumah adat bali

Rumah adat Bali yang keempat ini biasanya digunakan untuk menerima tamu sekaligus dapat digunakan untuk tempat tidur remaja laki – laki. Bale Dauh biasanya dibangun pada bagian barat bangunan utama yang tingginya lebih rendah dibandingkan dengan Bale Manten.

Jumlah tiang dalam bangunan Bale Dauh pun tidak sembarangan, yakni 6 tiang yang disebut sakenem, 8  tiang yang disebut sakutus atau antasari, dan 9 tiang disebut sangasari.

5. Bale Sekapat

rumah adat bali

Rumah adat Bali yang kelima ini merupakan bagian dalam rumah yang biasanya digunakan untuk bersantai dan berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Biasanya Bale Sekapat memiliki empat buah tiang yang digunakan untuk menyangga serta atap yang bentuknya menyerupai pelana.

Dengan adanya Bale Sekapat diharapkan setiap anggota keluarga menjalin hubungan yang harmonis dan akrab satu sama lain.

6. Bale Gede

rumah adat bali

Bale Gede adalah rumah adat Bali yang ditujukan sebagai tempat berkumpul maupun tempat penyajian makanan khas Bali yang diperlukan ketika diadakan upacara adat. Biasanya Bale Gede terletak di bagian Timur rumah utama dengan posisi lantai lebih tinggi dibanding dengan Bale Manten.

Uniknya, Bale Gede memiliki 12 tiang penyangga yang biasanya disebut sakaroras. Bentuk bangunan rumah adat ini persegi panjang. Selain memiliki fungsi di atas, rumah adat Bali ini juga dapat digunakan untuk pembuatan patung maupun ukiran khas Bali sekaligus merajut pakaian.

7. Klumpu Jineng

rumah adat bali

umpu Jineng ini didesain menyerupai panggung dan dilengkapi dengan atap serta dinding luar yang ditutup dengan jerami kering. Rumah adat ketujuh ini digunakan sebagai tempat menyimpan bahan makanan pokok mulai dari padi, jagung, hingga lainnya.

Tidak semua memiliki rumah adat yang satu ini. pasalnya, Klumpu Jineng juga menandakan bahwa yang memilikinya adalah seorang petani.

8. Pura Keluarga

rumah adat bali

Rumah adat Bali selanjutnya adalah Pura Keluarga atau disebut juga pameraian atau sanggah digunakan untuk tempat ibadah dan berdoa. Seluruh masyarakat bali memilikinya, baik dengan ukuran yang kecil maupun yang besar sekalipun. Dan biasanya rumah adat ini dibangun di bagian Timur Laut rumah.

9. Pawaregen

rumah adat bali

Pawaregen  merupakan rumah adat Bali yang digunakan sebagai dapur yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding dengan Bale Gede namun tidak lebih kecil dibanding dengan Bale lainnya. biasanya bangunan ini terletak di bagian Selatan atau Barat Laut rumah utama. Selain sebagai dapur, rumah adat ini digunakan sebagai penyimpanan alat masak atau tempat memasak.

10. Lumbung

rumah adat bali

Sepertinya namanya, lumbung digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan kering mulai dari jagung, beras, dan lain sebagainya. Biasanya lumbung dibangun terpisah dari rumah utama dengan ukuran yang lebih kecil dari Bale lainnya dengan atap yang terbuat dari jerami kering.

Namun saat kini lumbung sudah dibangun modern dengan dasar pondasi seperti batu bata, semen, dan juga pasir.

Ciri Khas Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali biasanya dibuat secara kompleks karena masing – masing memiliki fungsinya sendiri – sendiri dan tidak bisa dijadikan satu atap. Kitab Weda menjadi acuan mengenai bentuk dan arsitektur dari rumah adat Bali itu sendiri.

Konsep kosmologis menjadi panutan yang mengacu penataannya pada alam semesta. Rumah adat Bali menjadi simbol mikrokosmos bagi masyakarakat Bali mengenai tata letak dan hierarki tatanan ruang yang ada di dalam rumah.

Selain itu, rumah adat Bali menjadi simbol tingkat sosial dan kondisi ekonomi pemilik rumah dilihat dari ukuran dan juga bahan yang digunakan sebagai fondasi pembangunan rumah tersebut. Biasanya yang menggunakan tumpukan bata berasal dari golongan bangsawan. Sedangkan yang menggunakan tanah liat merupakan masyarakat biasa.

Filosofi Rumah Adat Bali

Tidak hanya memiliki fungsi dan tujuannya masing – masing, rumah adat Bali juga mengandung berbagai filosofi, seperti dalam pembangunan rumah.

Untuk membangun sebuah rumah adat Bali dibutuhkan proses yang panjang mulai dari ritual persembahan kurban sebagai permohonan kepada leluhur (caru pengerukan karang), pengukuran tanah (nyikut karang), ritual peletakan batu pertama (nasarin), proses pengerjaannya, hingga persembahan sebagai ucapaan syukur akan pembangunan itu sendiri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn