Salah satu ilmu yang paling utama dalam agama Islam adalah mengenal Allah Ta’ala. Diantara cara untuk mengenal Allah adalah dengan mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah beserta dengan kandungan makna yang ada di dalamnya.
Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan salah satu dari 3 jenis tauhid, yakni tauhid asmaa’ wash shifaat. Oleh karena itu, penentuan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah haruslah diambil atau bersumber dari Al-Qur’an dan juga hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah memiliki sifat-sifat yang wajib, yaitu sifat-sifat yang wajib pasti ada dan melekat pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat wajib bagi Allah ada 2 macam, yaitu:
- Sifat Dzatiyyah, yaitu sifat yang melekat pada Dzat Allah dan tidak terpisahkan dari Dzat ilahiyah
- Sifat Fi’liyyah, yaitu sifat yang kemunculannya tergantung pada kehendak Allah
Adapun jumlah sifat-sifat wajib Allah, maka tidak ada satupun yang bisa membatasinya dan hanya Allah lah yang mengetahui jumlah bilangannya. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah:
“Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu ghaib di sisi-Mu.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, shahih).
Akan tetapi ada sejumlah sifat-sifat Allah yang sering disebutkan dalam kalamnya, yakni Al-Qur’an, dan juga dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Wujud (ﻭﺟﻮﺩ) artinya ada
Wujud atau ada artinya adalah bahwa Dzat Allah itu maujud (ada) dan keberadaan-Nya bukanlah karena suatu sebab atau alasan tertentu. Keberadaan Allah adalah keniscayaan karena Allah pencipta dari segala sesuatu.
2. Qidam (ﻗﺪﻡ) artinya terdahulu
Makna dari sifat Qidam adalah bahwa keberadaan Allah tidaklah didahului oleh suatu apapun dan juga tidak didahului oleh ketiadaan.
3. Baqa (ﺑﻘﺎﺀ) artinya kekal
Makna dari sifat Baqa’ atau kekal adalah bahwa keberadaan Allah itu menetap dan tidak akan terputus dari ada menjadi tiada.
4. Mukhalafatu lil hawadits (ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ) artinya berbeda dengan makhluk-Nya
Makna sifat mukhalafatu lil hawadits adalah bahwa Dzat Allah itu berbeda dengan makhluk-Nya. Allah tidak diserupakan dengan makhluk. Dan bahwa sifat-sifat dan Dzat Allah itu berbeda dengan makhluk sekalipun penggunaan istilahnya sama.
5. Qiyamuhu binafsih (ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ) artinya berdiri sendiri
Sifat Qiyamuhu binafsih diambil dari asma Allah Al-Qayyum yang memiliki 2 makna, yaitu:
- Dengan sifat kemualiaan-Nya, Allah berdiri sendiri dan tidak membutuhkan makhluk-Nya
- Allah lah yang mengatur makhluk-Nya dan semua makhluk Allah bergantung kepada-Nya
6. Wahdaniyah (ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ) artinya esa/satu
Wahdaniyah bermakna bahwa Allah itu Al-Wahid atau Esa atau tunggal baik dalam hal penciptaan, kekuasaan, kesempurnaan, kerajaan di langit dan di bumi, dan sebagainya. Oleh karena itu, hanya Allah lah illah atau sesembahan yang memiliki hak untuk disembah.
7. Qudrat (ﻗﺪﺭﺓ) artinya kuasa
Qudrah yaitu bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu. Hal ini mutlak karena Allah adalah satu-satunya pencipta, pengatur, dan pemilik alam semesta dan segala yang ada di dalamnya sehingga hanya Allah lah yang berkuasa atas itu semua.
8. Iradat (ﺇﺭﺍﺩﺓ) artinya berkehendak
Sifat Iradat bermakna bahwa Allah Maha Memiliki Kehendak dan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Tidak ada suatu peristiwa baik besar maupun kecil yang keluar dari kehendak-Nya.
Iradah Allah terbagi menjadi 2, yaitu:
- iradah kauniyyah (masyi’ah Allah), yakni kehendak Allah yang meliputi seluruh kejadian dengan Ilmu dan Hikmah-Nya.
- Iradah syar’iyyah, yakni kehendak Allah yang mencakup hal-hal yang Allah cintai, yang sesuai dengan syariat dan perintah-Nya.
9. Ilmu (ﻋﻠﻢ) artinya Mengetahui
Sifat ‘ilmu berasal dari nama Allah Al ‘Alim yang bermakna Allah itu Maha Mengetahui dan ilmu Allah sempurna serta meliputi segala sesuatu.
Ilmu Allah meliputi segala yang telah terjadi dan yang belum terjadi, yang tampak maupun yang tersembunyi, dan yang besar maupun yang sekecil atom.
10. Hayat (ﺣﻴﺎﺓ) artinya hidup
Sifat Allah Hayat atau hidup berasal dari nama Allah Al-Hayyu yang bermakna Maha Hidup, yakni Allah hidup dengan sempurna dengan segala sifat-sifat dzatiyyah Allah lainnya, seperti Al-‘Izzah (Maha Mulia), Al-Qudrah (Maha Kuasa), Al-‘Ilmu (Maha Mengetahui), dan yang lainnya.
11. Sama’ (ﺳﻤﻊ) artinya mendengar
Sifat Sama’ berasal dari salah satu asma’ul husna As-Sami’ yang artinya Allah Maha Mendengar. Sifat Sama’ Allah ada 2 macam, yaitu:
- Pendengaran Allah yang umum terhadap segala sesuatu, yaitu segala jenis suara, baik yang jelas maupun yang samar, yang terucapkan maupun bisikan batin.
- Pendengaran Allah yang khusus, yaitu pendengaran sekaligus ijabah atau pengabulan dari-Nya. Misalnya ketika seserang berdoa, maka Allah mendengarnya dengan mengabulkan do’anya tersebut.
12. Bashar (ﺑﺼﺮ) artinya melihat
Diantara asma’ul husna Allah adalah Al-Bashir (الْبَصِيرُ), yang artinya Maha Melihat.
Sifat Bashar maknanya adalah Allah Maha Melihat segala sesuatu, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, yang besar maupun yang kecil, di dalam terang maupun kegelapan.
13. Kalam (Kalam) artinya berbicara
Makna dari sifat kalam adalah bahwa Allah itu berbicara kapanpun Ia kehendaki. Sifat kalam sendiri mengandung dua pengertian, yaitu:
- Kalam dalam arti mampu berbicara atau lawan dari tidak bisa berbicara (bisu). Ini termasuk dalam sifat Dzatiyyah Allah.
- Kalam dalam arti sebagai lawan dari diam atau tidak berbicara. Sifat kalam disini termasuk sifat fi’liyyah.