4 Sistem Honorifik Bahasa Korea Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Masyarakat Korea umumnya sangat menjunjung tinggi kesopanan. Hal tersebut bisa dilihat pada gestur tubuh mereka saat mengucapkan salam atau ketika berterima kasih. Kesopanan masyarakat Korea juga tercermin dalam tata bahasa mereka.

Di dalam bahasa Korea, terdapat sebuah sistem yang disebut ‘경어법 [gyeong-eo-beob]‘ atau ‘sistem honorifik’. Sistem ini digunakan untuk menunjukan rasa hormat terhadap orang yang diajak bicara atau yang tengah dibicarakan. Misalnya kepada orang yang lebih tua atau pada seseorang yang kedudukannya lebih tinggi dalam masyarakat.

Selain itu, sistem honorifik juga digunakan ketika berbicara pada orang yang baru dikenal dan pada saat berbicara di depan khalayak ramai.

Apakah sebuah frasa atau kalimat menggunakan sistem honorifik atau tidak, dapat dilihat dari partikel akhiran pada subjek dan objek, kata kerja dan kata benda yang digunakan, serta kata ganti yang dipakai. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1. Kata Kerja dalam Sistem Honorifik Korea

Di dalam bahasa Korea, terdapat beragam kata kerja. Kata-kata kerja ini ada yang hanya dapat digunakan dalam situasi santai serta pada teman sebaya. Namun, ada pula kata kerja yang harus dipakai ketika berbicara atau membicarakan orang yang lebih tua dan orang yang status sosialnya lebih tinggi.

Misalnya, kata ‘묻다 [mut-da]‘ yang berarti ‘meminta’, berubah menjadi ‘여쭈다 [yeo-jju-da]‘ saat digunakan untuk berbicara kepada ayah atau ibu. Atau kata ‘아프다 [a-pheu-da]‘ yang berarti ‘sakit’, berubah menjadi ‘편찮으시다 [phyeon-chan-eu-si-da] ketika Anda berkata kepada dokter.

Bukan cuma tiga kata di atas, ada lebih banyak lagi kata benda honorifik. Ketiga pasang kata di atas hanyalah contoh kata yang paling umum digunakan. Jadi pastikan Anda menghapal lebih banyak kata honorifik agar bisa berbicara dalam bahasa Korea secara baik dan benar.

2. Kata Benda dalam Sistem Honorifik Korea

Tak hanya kata kerja, kata benda pun memiliki perbedaan antara bentuk biasa dan dalam bentuk honorifik.

Misalnya, kata  ‘집 [jip]‘ yang berarti ‘rumah’, berubah menjadi 댁 ‘[daek]‘ saat Anda ingin membicarakan rumah Anda pada seorang kenalan baru. Atau kata ‘나이 [nai]‘ yang berarti ‘usia’, diganti menjadi ‘연세 [yeon-se]‘ ketika Anda memperkenalkan diri di depan umum.

3. Kata Ganti dalam Sistem Honorifik Korea

Tak ketinggalan, kata ganti dalam bahasa Korea pun memiliki bentuk honorifik serta bentuk non honorifik. Seperti ‘나 [na]‘ yang berarti ‘saya’, akan diubah menjadi ‘저 [jeo]‘ agar terdengar lebih sopan. Serta kata ‘우리 [u-ri]‘ yang artinya adalah ‘kita’, berubah menjadi ‘저희 [jeo-heui]‘ dalam mode honorifik.

Itu hanyalah contoh dua macam kata ganti yang sangat umum digunakan, ada lebih banyak kata ganti lainnya.

Uniknya, dalam bahasa Korea kata ganti orang kedua tunggal sangat jarang digunakan. Saat berbicara dengan seseorang, orang Korea lebih sering menyebutkan nama atau gelar orang tersebut dari pada menggunakan kata ‘kamu’. Hal tersebut, barangkali terjadi karena penggunaan nama terdengar lebih sopan.

Namun, bukan berarti orang Korea tak pernah menggunakan kata ganti orang kedua tunggal, hanya saja pemakaiannya sangat terbatas. Kata ganti orang kedua tunggal cuma dapat digunakan saat mengobrol dengan teman sebaya yang sudah sangat akrab.

4. Partikel Akhiran dalam Sistem Honorifik

Ada dua jenis partikel akhiran atau sufiks yang sering digunakan jika menyinggung mengenai sistem honorifik dalam bahasa Korea, yakni ‘-씨 [-ssi]‘ dan ‘-님 [-nim]‘.

  • Sufiks -씨 [-ssi
    Imbuhan ini digunakan sebagai bentuk hormat pada orang yang diajak bicara. Secara umum, sufiks ini dipergunakan dalam percapakan formal, dalam situasi formal, dan/atau dalam lingkungan formal terhadap kenalan yang lebih tua, seusia, bahkan lebih muda. Sufiks ‘-ssi’ diletakan pada akhir nama seseorang yang diajak bicara. Contohnya: Do Kang U-ssi, Lee Hae Chan-ssi, Lee Je No-ssi.
  • Sufiks -님 [-nim]
    Sufiks –nim adalah imbuhan dengan level kesopanan tertinggi. Imbuhan ini melekat pada akhir nama atau gelar seseorang yang derajat sosialnya lebih tinggi. Misalnya pada guru, yaitu 선생님 [seon-saeng-nim] atau pada CEO sebuah perusahaan, yakni 사장님 [sa-jang-nim].
fbWhatsappTwitterLinkedIn