Siapa yang tak kenal dengan reptil besar ini, memiliki kulit tebal dan gigi tajam dan dapat berenang. Buaya termasuk reptil besar yang memiliki 4 kaki dan hidupnya di air. Buaya termasuk hewan reptil dari bangsa crocodylidae. Kita biasa melihat buaya di kebun binatang dengan habitat buatan yang banyak dikelilingi air, mirip dengan rawa atau sungai, habitat tersebut memang dibuat seperti habitat asli buaya. Habitat buaya adalah di air, baik itu di sungai, danau dan juga rawa-rawa. Itulah mengapa banyak jenis buaya di wilayah Kalimantan.
Buaya termasuk hewan karnivora, atau hewan pemakan daging. Gigi buaya yang tajam dapat dengan mudah mematikan mangsanya. Buaya suka makan ikan, hewan reptil lain dan juga mamalia. Bahkan buaya dapat memangsa rusa yang berada di tepian sungai. Buaya memiliki banyak species yang tersebar di berbagai wilayah di dunia, ukuran tubuhnya juga bermacam-macam. Ada buaya yang ukurannya kecil hingga umurnya tua, ada juga buaya yang dapat mencapai 5 meter dengan berat tubuh lebih deari 1000 kg. Padahal bayi buaya yang menetas dari telurnya rata-rata hanya berukuran 20 cm.
Seperti reptil lainnya, buaya juga bertelur dan reproduksinya dilakukan secara seksual. Setelah musim kawin dan betina saatnya bertelur, maka buaya betina akan menyimpan dan melindungi telur-telurnya. Buaya betina tak pernah jauh dari telur hingga anak-anaknya terlahir. Buaya memiliki sistem peredaran darah yang unik, yang arah peredaran darahnya hingga ke jantung dapat berubah-ubah. Hal ini berkaitan dengan tempat tinggalnya di air yang membutuhkan suhu yang tepat bagi tubuhnya.
Buaya tidak memiliki kelenjar keringat dan mengatur suhunya saat buaya berada di darat dengan cara membuka mulutnya lebar dan cukup lama.Buaya dapat menghabiskan waktunya berlama-lama di dalam air, sama halnya dengan reptil lain buaya memiliki paru-paru yang digunakan untuk bernapas. Meskipun menggunakan paru-paru, namun buaya dapat bertahan lama hingga 30 menit di dalam air.
Alat Pernapasan Buaya
Susunan alat pernapasan buaya mirip dengan reptil lain, yang pertama pasti hidung, meskipun hidung merupakan organ luar namun hidung ini sangat berguna untuk buaya untuk menghirup udara. Seringkali kita melihat bagian mata dan hidung buaya yang mengintip di dalam kubangan air.
Nah, setelah hidung ada juga trakea yang bentuknya memanjang. Trakea ini bermanfaat juga melindungi pernapasan saat buaya sedang memangsa hewan lain, sehingga buaya tidak kekurangan udara.
Trakea yang dimiliki buaya memiliki cabang yaitu dinamakan bronkus dan akan bercabang lagi menjadi bronkiolus. Dari sinilah udara akhirnya mengalir ke paru-paru.
Paru-paru yang dimiliki buaya tidak serumit milik hewan mamalia, paru-paru buaya dapat dikatakan sebagai modifikasi dari kloaka. Kloaka ini pasti dimiliki oleh reptil, karena juga berfungsi sebagai saluran pencernaan. Buaya juga memiliki katup yang akan menutup saat buaya sedang berada di dalam air.
Proses Pernapasan pada Buaya
Meskipun suka menghabiskan waktunya di dalam air, buaya tak dapat menghirup oksigen di dalam air. Udara akan dihirup pada fase inspirasi melalui lubang hidungnya. Katup akan menutup saat buaya sedang di dalam air agar makanan dan air tidak ikut masuk ke dalam sistem pernapasan.
Udara juga dapat masuk melalui mulut buaya, hal ini hanya dilakukan saat udara sedang berada di darat. Dari lubang hidung udara bergerak melalui trakea sebelum mengalir sampai ke paru-paru.
Trakea buaya sama halnya dengan reptil lain juga memiliki bronkus dan bronkiolus. Oksigen yang telah diolah di dalam paru-paru akan menghasilkan karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui lubang hidung buaya.
Jika buaya sedang memangsa hewan lain di dalam air, buaya tetap dapat bernapas meskipun mulutnya terbuka, hal ini karena buaya memiliki katup yang disebut katup palatal yang berfungsi menghalangi air masuk ke paru-paru. Dan pernapasan hanya dilakukan melalui hidung buaya.
Ada juga buaya yang memiliki kemampuan berenang yang tinggi, jenis buaya ini adalah jenis buaya muara atau buaya air asin. Ukuran buaya ini lebih besar dibandingkan buaya sungai. Buaya muara ini mencari mangsanya hingga ke lautan.
Di Indonesia sendiri, buaya endemik Indonesia banyak ditemukan di sungai dan rawa-rawa. Ada sekitar 7 species yang ada di Indonesia, antara lain buaya Kalimantan, buaya Irian, buaya air asin, buaya siam dan buaya sahul. Sayang sekali buaya di Jawa yang habitatnya di sungai bengawan solo sudah lama punah.
Buaya dikenal sebagai reptil yang menakutkan dan menurut beberapa sumber ilmiah, buaya termasuk jenis reptil yang sudah ada sejak zaman purba dan saat ini telah berevolusi dan beradaptasi.
Meskipun sifat buaya mengerikan dan bahkan dapat memangsa manusia, namun manusia tetap melestarikan beberapa species yang jumlahnya semakin sedikit. Konservasi buaya ada di beberapa tempat seperti di Kalimantan.
Tak hanya itu, kulit buaya juga diamnfaatkan oleh manusia sebagai bahan pembuat tas dan sepatu. Harganya cukup mahal, bahkan diekspor ke luar negeri. Namun penggunaan kulit buaya ini saat ini banyak dikecam karena jumlah beberapa species buaya mulai berkurang.