Kalian pasti sudah pernah melihat, mungkin pernah memegang tempurung kura-kura, atau mungkin kalian memelihara kura-kura? Ya, sebagai hewan reptil kura-kura termasuk hewan yang usianya bisa berumur ratusan tahun. Jika hewan reptil biasanya gerakannya cepat, kura-kura bergerak lebih lambat. Lambatnya gerakan kura-kura inilah yang mungkin menjadi simbol ketenangan, sehingga beberapa kebudayaan menjadikan kura-kura sebagai simbol ketenangan.
Ada budaya yang mengatakan jika tempurung kura-kura diibaratkan bumi, sehingga kura-kura menjadi hewan yang disucikan. Karakter fisiologis pada kura-kura membuatnya menjadi simbol hewan yang sangat lambat. Kura-kura termasuk kelas hewan reptilia dan ordonya adalah testudinata atau chelonians, ordo ini adalah reptilia yang memiliki batok keras pda bagian tubuhnya.
Batok yang dimiliki kura-kura ini disebut karapas dan pada bagian luar dan di bagian bawahnya atau di dalamnya disebut plastron. Di dalam plastron ini terdapat perut atau ventral. Tempurung kura-kura yang keras di bagian atas memiliki bentuk sisik besar dan keras serta bersusun-susun dan lapisan di dalam tersusun rapat melindungi organ kura-kura. Kali ini kita akan membahas tentang sistem respirasi kura-kura. Tempurung kura-kura ini tak hanya berfungsi untuk melindungi organ kura-kura, namun juga menjadi sebuah pelindung diri kura-kura. Saat kura-kura merasa terancam, kura-kura akan menarik kepalanya ke dalam tempurung.
Sama halnya dengan hewan reptilia yang lain, kura-kura juga menggunakan paru-paru sebagai alat pernapasannya. Namun, kura-kura memiliki cara bernapas yang unik, hal ini karena kura-kura telah berevolusi sehingga tempurung juga turut berperan dalam proses pernapasan.
Berikut alat pernapasan kura-kura:
Proses atau cara bernapas kura-kura juga sama dengan reptilia lainnya, udara masuk melalui organ terluar yaitu hidung lalu ke batang tenggorokan dan dialirkan ke paru-paru.
Kura-kura juga memiliki diafragma, sehingga otot perut turut menggerakkan rongga di mana paru-paru berada. Otot ini akan kontraksi saat udara dihirup oleh kura-kura. Setelah terjadi pertukaran udara, oksigen disebarkan melalui ruang-ruang yang terdapat di dalam paru-paru.
Begitu juga saat proses melepaskan karbondioksida dan air ke luar tubuh, terjadi relaksasi otot diafragma pada kura-kura. Setelah itu barulah karbondioksida melalui alat pernapasan dan berakhir dengan dikeluarkan melalui hidung kura-kura.
Tak hanya itu, kura-kura juga melakukan adaptasi pada sistem pernapasannya, hal ini karena kura-kura juga sering menghabiskan waktu di dalam air. Dikenal juga dengan hewan poikiloterm, kura-kura memiliki sistem pernapasan yang dapat beradaptasi dengan lingkungkannya.
Ketika kura-kura sedang berada di air dengan suhu yang lebih dingin, kura-kura dapat mengatur metabolisme tubuhnya menjadi lebih lambat. Hal ini membuat kura-kura membutuhkan oksigen yang lebih sedikit.
Proses ini dibantu oleh fungsi tempurungnya, oksigen yang didapatkan kura-kura dilakukan oleh pembuluh darah yang letaknya di permukaan tubuh kura-kura, disitulah proses pengaturan suhu terjadi.
Tempurung kura-kura ini adalah organ luar yang sangat penting, kura-kura tidak dapat membersihkan tubuhnya sendiri, berbeda dengan hewan lain yang juga dari keluarga reptilia memang hewan ini memiliki gerakan yang terbatas.
Itulah mengapa kura-kura juga berjemur, karena membutuhkan sinar matahari sebagai asupan bagi tempurungnya agar tetap keras, kura-kura tidak bisa terlalu lama di dalam air karena hal ini dapat membuat tempurungnya menjadi lunak dan tidak sehat.
Meskipun kura-kura juga menghabiskan waktunya di air, kura-kura bukan amfibi. Maka kura-kura tidak dapat terus-menerus melakukan adaptasi metabolisme dan pengaturan suhu.
Mengingat informasi tadi, bahwa tempurung kura-kura juga memiliki peran dalam metabolisme tubuhnya serta juga memiliki peran pada respirasinya, maka anggapan tentang kura-kura yang dapat keluar dari tempurungnya adalah salah.
Tempurung kura-kura adalah satu bagian dari tubuh kura-kura yang tak dapat dilepaskan seperti keong, tempurung ini disusun oleh 50 tulang yang menggabung pada tulang rusuk dan tulang belakang. Tulang rusuk kura-kura melindungi paru-paru yang digunakan untuk bernapas.
Tempurung kura-kura juga dapat berkembang ukurannya mengikuti usia kura-kura. Kura-kura juga tidak selalu bergerak selambat dugaan orang-orang, ada juga jenis kura-kura yang dapat bergerak cepat. Kura-kura memang memiliki usia hidup yang panjang, namun hal ini tergantung juga dengan kesehatan habitatnya.
Kura-kura tertua yang pernah hidup adalah jenis giant aldabra, yang dahulu menjadi koleksi kebun binatang di India, namun saat ini kura-kuta tersebut telah mati.