Dalam dunia hewan, Arthropoda yang berasal dari dua kata bahasa Yunani yakni arthro (memiliki arti “ruas”) dan podos (memiliki arti “kaki”) adalah filum terbesar. Artinya, filum Arthropoda meliputi hewan-hewan dengan kaki beruas dan kaki berpasangan di tiap ruasnya, seperti lipan,udang, serangga, dan hewan sejenis lainnya.
Dengan spesies Arthropoda yang begitu banyak, bahkan telah mencapai sekitar 900 ribu spesies, hewan Arthropoda tersebar luas di bumi, baik itu darat, udara, air tawar, hingga laut. Organisme yang paling umum ini mampu bertahan hidup dalam berbagai bentuk dan cara, salah duanya adalah melalui bentuk simbiosis dan parasit sekalipun hewan-hewan Arthropoda sebagian juga bisa hidup bebas.
Ciri Utama Filum Arthropoda
Filum Arthropoda memiliki ciri-ciri utama seperti berikut :
Sistem reproduksi Arthropoda pada dasarnya hanya ada dua, yakni secara seksual dan aseksual. Namun secara seksual, sistem reproduksi masih terbagi lagi menjad beberapa sistem seperti penjelasan berikut.
Fertilisasi internal adalah sistem reproduksi seksual paling umum pada Arthropoda. Sperma dari individu jantan akan membuahi sel telur dari individu betina. Pembuahan seperti biasa terjadi di dalam tubuh individu betina.
Spesies Arthropoda yang beragam juga menunjukkan variasi dalam sistem dan cara reproduksi mereka. Sebagian Arthropoda memiliki sistem poliembrioni, yakni ketika jenis Arthropoda (khususnya serangga) dalam satu sel telur bisa memroduksi satu atau lebih embrio. Jadi pada sistem reproduksi ini, satu serangga betina mampu memiliki keturunan sangat banyak.
Sebagian jenis Arthropoda memiliki sistem reproduksi aseksual, dalam hal ini disebut dengan istilah partenogenesis. Ketiadaan proses pembuahan sel sperma ke sel telur disebut dengan partenogenesis dan hal ini termasuk sistem reproduksi aseksual.
Kecoak adalah salah satu Arthropoda yang menjalani reproduksi secara aseksual ini. Reproduksi aseksual dapat terjadi dikarenakan hewan Arthropoda tidak bertemu dengan pasangannya sehingga tidak bisa melakukan reproduksi secara seksual.
Alasan lainnya adalah keadaan lingkungan tempat hewan Arthropoda tinggal kurang mendukung untuk adanya pembuahan. Baik sistem reproduksi filum Arthropoda secara seksual maupun aseksual, perkembangbiakan dapat terjadi dengan baik dan normal.
Filum Arthropoda dapat dengan mudah memperbanyak diri untuk menambah sekaligus mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya melalui sistem reproduksi yang cukup kompleks di atas.