Filum Porifera masuk ke dalam golongan hewan invertebrata dengan tubuh penuh pori atau memiliki lubang-lubang. Porifera sendiri berasal dari dua kata, yakni porus dan ferre yang berarti “lubang” dan “mempunyai”; maka dari bahasa Latin tersebut bisa diartikan sebagai hewan yang mempunyai lubang pada tubuhnya (kita menyebutnya dengan istilah pori-pori).
Hewan invertebrata adalah hewan tanpa tulang belakang dan Porifera hanya mengandalkan pori-porinya untuk air bisa masuk ke dalam tubuh. Pori atau lubang pada tubuh Porifera menjadi pintu untuk air mengalir ke sistem saluran air.
Sistem saluran air yang dimaksud membantu Porifera bertahan hidup karena berperan sebagai jalur pembawa zat makanan melalui aliran air. Karena memiliki banyak lubang, Porifera berbentuk menyerupai spons dengan serabut spongin sebagai kerangka utamanya.
Ciri Utama Filum Porifera
Filum Porifera memiliki ciri khas yang membedakannya dari filum lainnya, yaitu meliputi :
Sistem reproduksi aseksual atau vegetatif pada Porifera adalah menggunakan gemmulae atau tunas. Tunas internal adalah sebutan lain untuk gemmulae yang pembentukannya hanya terjadi saat hampir musim dingin. Gemmulae juga dihasilkan di dalam tubuh Porifera; namun, gemmulae hanya akan terbentuk pada Porifera yang khususnya hidup di perairan air tawar.
Selain melalui tunas atau gemmulae, Porifera dapat melakukan reproduksi melalui sistem fragmentasi. Porifera dengan kemampuan fragmentasi artinya ia akan membelah diri untuk menjadi beberapa bagian. Masing-masing hasil pemecahan diri tersebut kemudian akan tumbuh dan berkembang sendiri-sendiri sebagai individu baru.
Filum Porifera juga memiliki sistem reproduksi secara seksual atau reproduksi generatif, yakni melalui perkawinan antara kelamin jantan dan kelamin betina yang dilanjutkan dengan pembuahan (menyatunya sel sperma jantan dan sel telur betina setelah bertemu) di dalam tubuh betina.
Sel telur yang telah dibuahi pun dapat tetap menempel di dalam tubuh induk sampai menghasilkan telur. Sebagian spesies Porifera mengalami sekresi sel sperma yang berasal dari tubuh untuk dikeluarkan melalui kelamin agar dapat menuju sel telur.
Jika demikian, artinya terjadinya pembuahan sperma pada sel telur adalah di luar tubuh. Sementara pada spesies Porifera lain, pengeluaran sperma terjadi di dalam air. Sperma tersebut juga menargetkan sel telur yang sama-sama di dalam air untuk pembuahan.
Setelah pembuahan, terjadi perkembangan dan perubahan dari sel telur menjadi larva. Larva ini dapat bergerak dan berpindah-pindah untuk menemukan tempat bertahan hidup yang baru melalui aktivitas menempel di permukaan yang baginya sesuai.
Baik sistem reproduksi filum Porifera secara seksual maupun aseksual keduanya memungkinkan perkembangbiakan Porifera menjadi lebih banyak dan bertahan hidup dengan baik.