Sejarah

8 Spesies Australopithecus, Manusia Purba di Afrika

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jika dilihat secara Sains maka manusia melakukan evolusi yang dimulai sejak zaman purbakala. Berbagai fosil manusia purba pun telah banyak ditemukan di berbagai penjuru bumi. Fosil tersebut kemudian  dan teliti untuk diketahui kehidupan, kebudayaan serta agar dapat diklasifikasikan. 

Salah satu klasifikasi manusia purba yang ada di dunia adalah Australopithecus yang ditemukan hidup di Benua Afrika sekitar 3 juta tahun yang lalu. Manusia purba ini kemudian dibagi lagi menjadi beberapa jenis atau spesies seperti yang akan diulas dalam pembahasan berikut ini. 

1. Australopithecus Anamensis

Australopithecus Anamensis adalah jenis manusia purba Australopithecus yang ditemukan oleh Bryan Patterson yakni seorang paleontolog keturunan Amerika Serikat. Beliau menemukan fosil manusia purba ini di Kanapoi, lebih tepatnya di Danau Turkana, Kenya pada tahun 1965. Bersama dengan timnya yang berasal dari penelitian Universitas Harvard, Patterson menemukan fosil berupa satu lega tangan.

Setelah digali lebih lanjut oleh ahli paleoantropologi Meave Leakey ternyata mereka menemukan lebih banyak fosil yakni berupa gigi dan pecahan tulang lainnya. 

Fosil tersebut kemudian disimpulkan berasal dari manusia purba yang hidup sekitar 4,2 sampai 3,8 juta tahun yang lalu. Kesimpulan lainnya adalah manusia ini sudah tidak lagi menggunakan tangan untuk berjalan namun menggunakan kedua kakinya meskipun belum mampu tegak. Meski tidak tegak namun Australopithecus berjalan dengan teratur. 

Jenis manusia ini sudah mengandalkan tumbuhan, kacang-kacangan dan buah-buahan untuk bertahan hidup. Ciri-ciri lainnya dari manusia purba ini adalah dapat memanjat, memiliki struktur wajah menonjol dan mempunyai lengan yang panjang. 

2. Australopithecus Afarensis

Australopithecus Afarensis adalah jenis Australopithecus yang paling populer bahkan disebut sebagai ibu dari Afrika. Spesies ini ditemukan pada tahun 1974 oleh seorang ahli paleoantropologi Amerika yang bernama Donald Carl Johanson. Fosil pertamanya ditemukan di Hadar, Ethiopia. Sedangkan penemuan berikutnya terjadi 4 tahun kemudian yakni di Hadar, Ethiopia, dan Laetoli, Tanzania. 

Fosil-fosil yang ditemukan cukup lengkap sehingga dapat disatukan dan kemudian terkenal dengan nama Lucy. Nama tersebut diberikan karena fosil kerangka menunjukan seorang perempuan. 

Diperkirakan Australopithecus Afarensis hidup 2,9 juta–3,8 juta tahun silam di wilayah Ethiopia, Kenya, Tanzania. Ciri-ciri yang dimiliki adalah tinggi maksimal 151 cm, berat sekitar 30 kg–42 kg, volume otak antara 300 sampai 550 cc dan mengandalkan buah-buahan serta tanaman untuk dikonsumsi.  

3. Australopithecus Africanus

Australopithecus Africanus adalah spesies dari Australopithecus yang ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924. Dart menemukan fosil manusia purba ini di lokasi penambangan yakni Tambang Taung. Para ahli  telah mengumpulkan fosil selama 80 tahun dan berhasil mengoleksi 200 individu. Fosil pertama yang ditemukan adalah berupa tengkorak dari seorang anak-anak.

setelah dilakukan penelitian di Australia para ahli menyimpulkan manusia purba ini tinggal di Afrika Selatan pada 2,5 juta tahun yang lalu. Karakteristik yang dimiliki oleh Australopithecus Africanus antara lain ukuran volume otak sekitar 424-508 cc, bagian korteks serebral membesar di daerah frontal dan parietal, tinggi kisaran antara 115-138 cm dan berjalan dengan menggunakan kedua kakinya. 

Sedangkan ciri yang menonjol dari manusia purba jenis ini adalah adanya perluasan  gigi pipi dan peningkatan ukuran rahang. 

4. Australopithecus Sediba

Spesies manusia purba di Afrika selanjutnya adalah Australopithecus sediba yang fosilnya ditemukan pertama kali pada 2008 oleh Matthew Berger pada saat usianya masih 9 tahun. Ia menemukan sebuah fosil yakni berupa klavikula kanan di  Gua Malapa, Cradle of Humankind, Afrika Selatan bersama dengan ayahnya yaitu Lee Berger yang merupakan seorang paleoantropolog. 

Selain Klavikula kanan, fosil lainnya juga ditemukan di luar gua yakni fosil tulang rahang dan tulang selangka. Setelah dilakukan penelitian terungkap bahwa fosil ini berasal dari 2 juta tahun lalu yang hidup di Afrika Selatan. 

Karakteristik fisik dari Australopithecus sediba adalah tinggi sekitar 130 cm serta memiliki struktur wajah dan gigi yang hampir sama dengan manusia modern. Jari-jari tangannya lebih pendek dari ibu jari yang menandakan bahwa spesies mereka sudah mengenal peralatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

5. Australopithecus Bahrelghazali

Australopithecus Bahrelghazali adalah spesies manusia purba yang kerangkanya berhasil ditemukan pada tahun 1995 oleh tim Franco-Chad yang dipimpin oleh ahli paleontologi Michel Brunet. Mereka menemukan fosil ini di lembah Bahr el Ghazal dekat Koro Toro, Chad. Fosil yang pertama kali ditemukan pada saat itu berupa sisa rahang dan gigi sera merupakan penemuan satu-satunya dari Afrika Tengah. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manusia ini hidup 3.6 juta tahun yang lalu dan diperkirakan hidup menyebar di seluruh wilayah Afrika.  Manusia yang diperkirakan berkerabat dekat dengan Australopithecus Afarensis ini memiliki ciri-ciri volume otak sekitar 400-550 cc, bentuk dagu dagu cenderung vertikal. Untuk ukuran tinggi belum dapat dipastikan dan namun kemungkinan sama besarnya dengan simpanse. 

6. Australopithecus Boisei 

Australopithecus boisei adalah jenis manusia purba Australopithecus yang ditemukan di Peninj, Tanzania yakni di sebelah barat Danau Natron yakni 80 km dari Ngarai Olduvai. Kerangka manusia Australopithecus Boisei  ini ditemukan pada tahun 1959 oleh seorang arkeolog Inggris bernama Mary Douglas Leakey. 

Leakey. pada saat itu menemukan sebuah tengkorak yang kemudian diberi nama the “Nutcracker Man” atau “Manusia Nutcracker”. Diduga manusia purba ini hidup pada zaman Pleistosen atau sekitar 2,3–1,7 juta tahun lalu Mereka hidup di Afrika Timur yakni Ethiopia, Kenya, Tanzania, Malawi. 

Ciri dari Australopithecus Boisei ini adalah struktur gigi yang bisa digunakan untuk mengunyah bahan-bahan keras, bentuk pipi yang besar volume otak yang kecil yakni hanya 100 cc, tinggi sekitar 137 cm dengan berat hampir 50 kg. 

7. Australopithecus Garhi 

Australopithecus Garhi adalah manusia purba yang kerangkanya ditemukan di Afrika tepatnya di Middle Wash, Bouri, Ethiopia. Penemuan ini terjadi pertama kali pada tahun 1990 oleh tim ahli paleoantropologi Ethiopia yang dipimpin oleh Berhane Asfaw dan Tim White. Fosil pertama yang ditemukan adalah sebuah kerangka ulna. Penemuan kemudian kembali terjadi pada tahun 1996 dan juga 1998 dengan fosil yang lebih lengkap. 

Kesimpulan dari para ilmuwan adalah Australopithecus Garhi  telah hidup pada 2,5 juta tahun yang lalu di Afrika Timur. Ciri fisik yang dimiliki manusia purba jenis ini adalah tulang paha dan lengan yang panjang serta kuat, dan  bipedal atau berjalan dengan kaki. 

Diperkirakan mereka adalah bangsa yang mengawali transisi ke penggunaan alat-alat perkakas yang digunakan untuk memotong daging. 

8. Australopithecus Robustus 

Australopithecus Robustus  adalah manusia purba yang ditemukan pada tahun 1938 di Afrika Selatan tepatnya di situs gua Kromdraai. Penemunya adalah seorang ilmuwan paleontologi keturunan Inggris-Afrika yang bernama Robert Broom. Manusia ini diperkirakan hidup di wilayah Afrika Selatan pada 2,5 juta– 1, 4 juta tahun lalu.  

Berdasarkan kerangka yang ditemukan mereka adalah jenis manusia purba yang bisa mengunyah dengan kuat. Hal tersebut dapat diketahui melalui bentuk gigi prageraham dan geraham. Ciri fisik lainnya adalah memiliki volume otak sekitar 400 cc–530 cc dan rahang yang kuat.