5 Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia dari Luar Negeri

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bukti atau sumber sejarah merupakan suatu benda yang sangat berharga karena bisa memberikan informasi yang bernilai tinggi. Sumber sejarah bisa didapatkan dari manapun  seperti dari dalam maupun luar negeri. 

Sumber sejarah juga bisa berbentuk apapun seperti prasasti, catatan sejarah ataupun berita. Berikut ini adalah sumber sejarah yang menjadi bukti bagaimana agama Islam masuk ke wilayah Nusantara atau Indonesia

1.  Berita dari Pedagang Arab

Perdagangan sudah dimulai sejak zaman dahulu bahkan sudah dilakukan secara global. Nusantara secara geografis memang berada di lokasi yang sangat strategis ditambah dengan alamnya yang sangat subur mengundang bangsa lain untuk datang. Salah satu pedagang yang berniaga di Indonesia adalah bangsa Arab. 

Berita masuknya islam dari pedagang Arab di sampaikan oleh seorang ahli geografi yang juga berkebangsaan Arab dan hidup antara abad 9–10 Masehi. Ia mengatakan bahwa kerajaan di Nusantara yakni kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan Arab Saudi. Keduanya juga menjalin hubungan baik dengan para pedagang Persia. 

Kerajaan Sriwijaya menjual kayu Gaharu, cendana, kapur barus, gading, timah, dan rempah-rempah. Hubungan perdagangan mereka mengandalkan jalur laut dan menunggu sampai cuaca dan iklim yang bagus untuk berlayar.

Dengan begitu para pedagang Arab yang tinggal di Sriwijaya memiliki waktu untuk berinteraksi dan melakukan kontak budaya dengan masyarakat setempat. Para pedagang Arab menyebut kerajaan Sriwijaya dengan beberapa sebutan seperti zabag, zabay, atau sribusa.

2. Berita Dari Italia

Sejarah tentang awal mula masuknya Islam ke Indonesia juga didapatkan dari Eropa. Berita tersebut berasal dari sebuah catatan perjalan dari Marcopolo yang merupakan seorang penjelajah berkebangsaan Italia. Ia berkelana ke Asia sekitar tahun 1271 sampai 1295 melalui Jalur Sutera yakni sebuah jalur perdagangan Tiongkok kuno yang menghubungkan antara wilayah barat dan timur. 

Marcopolo diutus oleh Kaisar China untukmengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada Kaisar Romawi. Rombongannya kemudian singgah terlebih dahulu di Pulau Sumatera yang ia sebut sebagai Jawa Kecil. Pada saat persinggahan Marcopolo ini bertepatan tentang berdirinya  pelabuhan Islam pertama di sepanjang pantai utara Pulau Sumatra. 

Marcopolo mencatat perjalanannya di Sumatera dengan cuku detail. Dalam catatannya tertulis bahwa pada masa itu di Nusantara berdiri 4 kerajaan salah satunya adalah Kerajaan Ferlec (sebutan untuk Perlak) adalah bangsa yang menyembah berhala namun karena berinteraksi dengan pedagang Saracen, penduduknya mulai menganut ajaran Muhammad. Sementara ketiga kerajaan lainnya yaitu Kerajaan Basman atau Peusangan, Kerajaan Sumatra atau Samudera dan Kerajaan Dagroian atau Pidie merupakan bangsa yang menyembah berhala. 

3. Berita dari Maroko

Berita dari Maroko mengenai Islam di Nusantara disampaikan oleh Ibn Battuta yang merupakan seorang ahli geografi sekaligus seorang penjelajah. Ia melakukan perjalanan ke tanah suci Mekkah kemudian berlanjut ke segala penjuru dunia seperti  Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Cina, Asia Timur, hingga Asia Tenggara. 

Perjalanannya kemudian disampaikan kepada Ibnu Juzayy untuk diriwayatkan dalam sebuah buku yang kemudian diberi judul “Ar-Rihlah Ibnu Batutah”. Buku ini bukan sekedar catatan biasa namun menjadi sumber sejarah dunia. Dalam perjalanannya Ibnu Batutah singgah di Nusantara tepatnya di Aceh pada tahun 1345 M. selama 15 hari. 

Ia mengatakan bahwa Samudra Pasai telah berubah menjadi kerajaan Islam sejak pada tahun 1267 M jauh sebelum Dinasti Utsmaniyah berkuasa. Beliau juga mengatakan bahwa Samudera Pasai adalah pusat ajaran agama Islam di Asia Tenggara. Dalam catatan ini raja Samudra Pasai digambarkan sebagai sosok yang rendah hati dan menyayangi rakyatnya. 

4. Catatan Sejarah China

Catatan sejarah dari China cukup banyak yang membahas tentang Islam di Indonesia. Catatan tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Catatan Ma Huan

Catatan pertama yakni dari Ma Huan dalam bukunya yang berjudul “Yingya Shenglan” atau diterjemahkan menjadi “Pemandangan Indah di Seberang Samudra”. Buku tersebut menginformasikan pada abad ke 15 ada tiga golongan penduduk di Majapahit diantaranya ada satu golongan yang memeluk agama Islam yakni mereka dari Chia utamanya Dinasti Tang

  • Catatan Laksamana Cheng Ho

Catatan lainnya adalah milik Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming yang datang ke pulau Jawa pada abad 14. Catatannya berkata bahwa banyak pendatang dari China yang beragama Islam datang ke Indonesia dan menjalin hubungan dagang dengan Dinasti Yuan. 

Catatan ketiga adalah milik Ming Shilu dari Dinasti Ming yang mengabarkan bahwa pada tahun tahun 1413 sampai dengan 1438 kekaisaran Tiongkok dikunjungi oleh utusan-utusan muslim dari Pulau Jawa. Catata ini bahkan menuliskan nama-nama utusan tersebut diantaranya adalah Ali Samaja, Ali Tuanku, Ali Oeifusin, Ali Tiofunama, Ali Sulaiman, Ali Tiosianbun, Ali Baki, Ali Mahmud, Ali Koua, Ali Mahmud, dan Ali Mayongliang. 

  • Catatan Hsin-Tang Shu

Catatan Hsin-Tang Shu adalah catatan sejarah yang berasal dari dinasti Tang. Dalam buku ini mengabarkan bahwa pada tahun 674 M terdapat pemukiman para pedagang Arab di Polu-shih yakni sebutan untuk wilayah Barus, Pantai Barat Sumatera.

Berdasarkan catatan ini, kerajaan Arab Saudi mengirimkan utusannya ke kerajaan di Jawa yaitu kerajaan Ho ling tujuannya adalah untuk membuktikan kejadian, ketegasan dan kejujuran Ratu Shima. 

5. Berita dari Portugis

Berita dari Portugis tentang adanya pengaruh Islam di Indonesia pada masa lampau dikemukakan oleh seorang penjelajah barat bernama Tom Pires. Catatan perjalanan tersebut mengatakan bahwa pada saat Tom Pires datang ke Nusantara  telah hadir bangsa asing seperti Arab, Gujarat, Persia, Bengal, dan Melayu. Bangsa-bangsa ini mendapatkan kekayaan yang berlimpah dari berdagang hingga mampu untuk membangun masjid yang besar. 

Ia mengatakan bahwa bangsa-bangsa ini telah memberikan pengaruh cukup besar karena sudah menetap di Nusantara selama 70 tahun. Namun ada sedikit yang berbeda dari catatan ini dimana sebagian besar mengatakan bahwa Islam datang ke Jawa secara damai. Dalam catatan ini justru mengatakan bahwa Islam dibawa oleh bangsa Moor dengan cara memusnahkan penguasa di Jawa dan digantikan oleh bangsanya. 

Pires juga mengatakan bukan hanya orang Moor saja yang menyebarkan agama Islam di Jawa tetapi ada juga dari bangsa Tionghoa. Ia mengatakan bahwa pemimpin Jawa  pada saat itu bukanlah penduduk pribumi tetapi orang Tionghoa. 

Pires juga menjelaskan adanya kerajaan Islam di pesisir Banda. Ternate, Tidore dan Bacan. Dimana raja Tidore memiliki gelar seperti raja di India sedangkan raja Ternate memiliki gelar sultan. Sementara itu di Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor dan Timor di sebelah timur Pulau Jawa belum mendapat pengaruh Islam. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn