Daftar isi
Bali merupakan sebuah daerah yang masih kental dengan adat istiadat dan ritual keagamaan. Maka tak heran rasanya jika daerah ini memiliki nilai seni yang tinggi. Nilai seni yang tinggi ini kemudian dituangkan ke dalam kebudayaan yang berbagai jenis. Salah satunya ialah seni tari. Ada banyak jenis Tari yang tumbuh di Bali. Selain Tari kecak dan Tari cenderawasih, ternyata ada juga Tari baris. Apa itu Tari baris dan bagaimana sejarahnya? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.
Tari baris adalah salah satu tarian perang tradisional yang berasal dari Bali. Tari ini merupakan tarian kepahlawanan sebab menggambarkan perasaan seorang prajurit sebelum pergi berperang. Selain itu, Tari ini juga menggambarkan kepatuhan seorang prajurit terhadap perintah Raja untuk pergi ke medan perang. Hal ini menunjukkan bagaimana loyalitas prajurit tersebut.
Tari ini memiliki ciri khas yang dinamis, lugas dan mantap. Belum diketahui dari mana asal usul Tari ini. Ada yang menyebutnya dari pola gerakan penari yang berbaris dengan rapi sehingga di sebut Tari baris. Berdasarkan kidung Sunda, Tari ini sudah ada sejak abad ke-16 atau lebih tepatnya saat kerajaan-kerajaan nusantara Bali masih berdiri. Dalam kidung tersebut, terdapat beberapa jenis tarian baris yang bisa dipakai untuk melaksanakan ritual kremasi.
Tari ini memiliki makna selain sebagai wujud ketangguhan dan loyalitas dari seorang prajurit Bali, tari ini juga sebagai cara menyambut roh-roh para leluhur. Penyambutan ini bertujuan agar prajurit tidak terkalahkan saat di medan perang. Sehingga, mereka dapat membawa pulang kemenangan.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Kidung Sunda, Tari baris sudah diciptakan pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1550 Masehi. Belum diketahui siapa pencipta tarian ini. Meskipun begitu, Tari ini memiliki banyak jenisnya. Pada kidung Sunda tertilis bahwa ada tujuh macam Tari baris yang ada dalam upacara kremasi. Itulah mengapa Tari ini dianggap sakral karena merupakan bagian dari ritual keagamaan. Tari yang biasa digunakan untuk ritual keagamaan dinamakan dengan Tari Baris Upacara. Tari yang biasa dibawakan oleh 40 orang dengan berbagai properti berupa senjata tradisional.
Perkembangan Tari baris semakin pesat sehingga pada abad ke-19 muncul jenis Tari yang bernama Tari baris tunggal. Tari ini dimaksudkan untuk sarana hiburan saja sehingga dinamakan Tari baris non sakral. Tari baris non sakral ini dibawakan oleh satu atau dua orang penari dengan gerakan yang lebih lincah dan busana yang lebih berwarna. Tari baris non sakral digambarkan sebuah sinopsis mengenai ksatrai muda Bali yang meninjau wilayah kekuasaan milik ayahnya sebelum dia naik tahta.
Pada awalnya Tari baris memiliki fungsi untuk ritual keagamaan yakni saat prajurit akan berangkat ke medan perang. Namun, seiring perkembangan zaman, Tari ini hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat. Terutama setelah adanya tarian baris yang tunggal yang merupakan hasil modifikasi Tari baris lama.
Tari baris tunggal merupakan Tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan rakyat. Tari ini memiliki perbedaan dengan Tari jenis lama. Di mana jumlah penari pada Tari baris tunggal lebih sedikit dibandingkan Tari baris lama. Tari baris juga biasa digunakan untuk sarana meditasi, media tetapi dan pengikat solidaritas di antara masyarakat Bali.
Tari baris memiliki banyak gerakan karena tari ini memiliki banyak jenisnya. Namun, secara umum Tari baris tunggal memiliki empat unsur gerak yakni tangkis (perpindahan gerak), tandang (berjalan), tangkep (ekspresi penari), dan agem (sifat pokok penari). Secara khusus, tarian ini memiliki ciri sebagai berikut.
Secara umum, berbagai jenis tari baris menggunakan pola lantai vertikal. Hal ini dikarenakan dari nama tarian ini yakni Tari baris. Di mana umumnya, Tari baris akan ditarikan menggunakan pola lantai berderet, berbaris dan berjajar sehingga nantinya akan membentuk garis lurus atau vertikal.
Sesuai dengan tema yang diangkat yakni Tari perang, tentunya properti yang digunakan tidak akan jauh beda dengan alat perang seperti panah, perisai, tombak dan lainnya. Semua properti senjata yang digunakan asli namun tidak akan melukai penarinya. Ada jenis tarian ini yang tidak menggunakan senjata yakni Tari baris kupu-kupu sempurna. Hal ini dikarenakan tarian ini hanya sebagai sarana hiburan saja.
Semua jenis Tari baris menggunakan alat musik tradisional seperti gong kebyar, gong gede angklung kebyar, gong suling, semar pegulingan, palegongan, cumang kirang, dan gambelan pajogedan. Namun, ada juga yang menggunakan suara penarinya sendiri untuk membuat ritme musik yang lebih bersemangat. Sehingga, tarian ini akan terlihat lebih indah dan menarik ditonton.
Busana yang dipakai penari sangat beragam tergantung dengan jenis tarian yang dibawakan. Namun, secara umum busana yang dipakai penari memiliki warna yang mencolok agar dapat menimbulkan kesan yang dramatis. Selain itu, busana yang dipakai harus longgar agar dapat memudahkan penari saat menari.
Tak ketinggalan, untuk bagian kepala biasanya ditambahkan mahkota dengan bentuk segitiga dan berhiaskan kulit dari kerang. Sedangkan untuk Tata rias lebih menitik berat pada bagian wajah. Meskipun riasannya sederhana namun riasan tersebut mengandung makna. Seperti goresan pada hidung, dahi, pipi yang dianggap goresan suci dan dapat melepaskan unsur sosial yang ada dalam diri penari. Pamor dan goresan yang dipakai juga menjadi simbol suci selama tarian dilakukan.
Tari baris memiliki beberapa keunikan yakni keragaman jenis Tari baris. Bahkan lebih dari 10 macam jenis Tari ini. Keragaman jenis Tari ini membuat Tari ini semakin kaya. Selain itu, tema yang diangkat dari Tari ini bukanlah tema yang biasa. Di mana Tari ini mengangkat tema mengenai perang atau lebih tepatnya seorang prajurit yang akan berangkat ke medan perang.
Tari baris merupakan Tari yang berasal dari daerah Bali. Tari ini menceritakan mengenai kisah prajurit yang akan berangkat ke medan perang. Tari ini memiliki banyak jenis. Salah satunya yakni Tari baris tunggal dan Tari baris lama. Tari baris tunggal merupakan Tari hasil kreasi dari Tari baris lama. Di mana Tari jenis ini lebih diperuntukkan sebagai sarana hiburan semata. Sedangkan Tari baris lama kerap digunakan sebagai sarana ritual keagamaan.
Berdasarkan kidung Sunda, Tari baris ini sudah ada sejak abad ke-16 atau tahun 1550 Masehi. Tari ini diperkirakan sudah ada saat kerajaan-kerajaan Nusantara di Bali masih berdiri. Tari baris memiliki gerakan yang dinamis. Adapun ciri khas dari gerakan Tari ini adalah ngombak lantang, mungkah lawang, napdap gelung, gerakan tayong dan agem. Tari baris biasanya berjumlah 8-40 penari yang berjenis kelamin laki-laki.
Namun, jumlah penari ini tergantung pada jenis Tari baris yang akan ditampillkan karena setiap jenis memiliki aturan dan ciri khas masing-masing. Untuk Tata rias dan Tata busana biasanya lebih sederhana namun harus bisa mewakili kesan kegagahan prajurit.