Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan keberagaman suku dan adat istiadat. Salah satu suku yang memiliki kenamaan di Indonesia adalah Suku Dayak. Suku Dayak merupakan salah satu suku yang terkenal tersebar mendiami di Pulau Kalimantan.
Pulau Kalimantan sendiri secara administratif terbagi menjadi beberapa provinsi seperti provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Penyebaran Suku Dayak sendiri tidak hanya berfokus pada satu provinsi saja, melainkan merata ke seluruh provinsi di Kalimantan.
Berdasarkan beberapa catatan suku Dayak adalah suku yang besar dengan jumlah suku utamanya adalah 6 dan sub sukunya 405. Suku ini memiliki beragam budaya yang membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun interlokal.
Salah satu jenis kesenian yang berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat Dayak adalah seni tari. Seni tari dayak biasanya lebih banyak menceritakan tentang kehidupan masyarakat Dayak.
Sejarah Tari Dayak tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kepala Suku Dayak. Setiap kepala suku dayak biasanya akan menciptakan Tari Dayak yang mana isinya seputar kehidupan rakyatnya. Sekalipun memiliki bahasa dan adat isitadat yang hampir sama para sub suku Dayak memiliki logat berbicara yang berbeda-beda.
Hal ini tentunya memberikan kesan tersendiri bagi para kepala suku dayak untuk menciptakan tarian sukunya sesuai dengan kehidupan sehari-hari termasuk gaya bahasa masyarakatnya. Suku Dayak sendiri sejak dahulu kala terkenal mendiami daerah pesisir sungai-sungai dan pantai.
Dahulu kala para kepala suku Dayak menciptakan Tari Dayak guna untuk keperluan acara-acara adat yang sering diadakan dan untuk menyambut tamu yang mendatangi daerahnya.
Banyaknya jumlah suku dayak yang secara langsung memperkaya jumlah tari dayak itu sendiri. Berikut dijelaskan jenis dan makna dari tari dayak yang sering atau mudah dijumpai di daratan Kalimantan.
1. Tari Gantar
Tari Gantar adalah salah satu tari dayak yang menggambarkan kegiatan orang sedang menumbuk padi. Para penari Tari Gantar biasanya akan membawa properti berupa alat penumbuk padi seperti lesung yang terdiri dari tongkat dan kayu.
Tongkat digunakan untuk menandai kegiatan menumbuk padi, sedangkan kayu adalah wadah dari padi yang sedang ditumbuk. Tarian ini cukup terkenal terutama saat musim panen tiba maupun digunakan untuk menunjukkan ke tamu-tamu tertentu terkait kegiatan menumbuk padi.
Tari Gantar sendiri terbagi menjadi beberapa versi yaitu Tari Gantar Rayatn, Tari Gantar Busai, dan Tari Gantar Senak atau Tari Gantar Kusak.
2. Tari Kancet Papatai atau Tari Perang
Tari Kancet Papatai adalah tari yang menggambarkan seorang pahlawan laki-laki dari suku Dayak Kenyah yang berperang melawan musuhnya. Secara umum tarian ini menggambarkan sosok laki-laki suku Dayak yang gagah, berani, kuat, dan bijaksana.
Pada pementasan Tari Perang biasanya akan diiringi oleh musik Sak Paku dan instrumen musik bernama Ampe. Tari ini memiliki gerakan yang lincah, penuh semangat, dan penari selalu laki-laki dimana pada gerakan-gerakan tertentu biasanya akan diselingi dengan suara teriakan pembangkit semangat.
3. Tari Kancet Ledo atau Tari Gong
Tari Kancet Ledo dapat dikatakan sebagai kebalikan dari Tari Kancet Papatai. Jika Tari Kancet Papatai menggambarkan perilaku kejantanan laki-laki suku Dayak, maka Tari Kancet Ledo lebih menggambarkan kelemah lembutan para perempuan suku Dayak.
Pada tarian ini para perempuan suku Dayak digambarkan memiliki sifat lemah lembut seperti tanaman padi yang sedang ditiup oleh angin dan meliuk-liuk lembut. Tari Gong hanya dapat dibawakan oleh perempuan, dimana pada kedua tangannya biasanya akan diberikan properti rangkaian bulu-bulu ekor Burung Enggang.
Serta dilengkapi dengan mengenakan baju adat suku Dayak Kenyah. Para penari yang membawakan Tari Gong biasanya akan berdiri di atas sebuah gong sehingga tari ini memiliki nama lain Tari Gong.
4. Tari Kancet Lasan
Tari Kancet Lasan adalah salah satu tarian yang menjadi kebanggan suku Dayak Kenyah. Tari ini menggambarkan kehidupan Burung Enggang. Burung Enggang sendiri adalah burung yang memiliki makna tersendiri bagi kaum suku Dayak Kenyah.
Buruh ini dipercaya turun dari langit dan dianggap memiliki perilaku seperti nenek moyang suku Dayak Kenyah. Tari Kancet Lasan sendiri adalah tari tunggal yang dibawakan oleh perempuan.
Penari tidak berdiri di atas gong sebagaimana Tari Gong dan tidak mengenakan properti yang berhubungan dengan burung Enggang.
Gerakan dalam tarian ini lebih banyak gerakan merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Makna dari Tari Kancet Lasan adalah menggambarkan aktivitas burung Enggang dalam mengepakkan sayapnya dan bertengger di atas pohon.
5. Tari Leleng
Tari Leleng adalah salah satu tari khas suku Dayak yang menceritakan perjodohan. Tari ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang dipaksa kawin oleh orang tuanya dengan pemuda yang tidak dicintainya.
Utan Along sendiri melarikan diri ke hutan dan tidak pernah ditemukan semenjak kejadian tersebut. Tari ini dibawakan dengan diiringi dengan lagu leleng, sehingga disebut sebagai Tari Leleng.
6. Tari Hudoq
Tari Hudoq adalah tari dayak yang berkembang disuku Dayak Bahau dan Modang. Tari ini biasanya dipertontonkan untuk upacara keagamaan.
Maksud dari tari ini adalah memperoleh kekuatan untuk mengatasi gangguan hama perusak tanaman serta mengharapkan akan kesuburan tanah sehingga dapat menghasilkan hasil panen melimpah.
Para penari Tari Hudoq biasanya mengenakan properti berupa topeng kayu menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup.
7. Tari Hudoq Kita
Tari Hudoq dan Tari Hudoq Kita sebenarnya memiliki makna yang sama yaitu berupa ucapan rasa syukur kepada dewa atas berkah limpahan panen yang telah diberikan.
Perbedaan mencolok antara dua tari ini adalah pada kostum, topeng, gerakan tari, dan musik pengiringnya. Kostum penari Tari Hudoq Kita mengenakan baju lengan panjang dari kain biasa dan mengenakan kain sarung.
Sedangkan, topeng yang digunakan adalah topeng biasa dengan banyak ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng yang digunakan penari Tari Hudoq Kita yaitu kayu dan cadar yang terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.
8. Tari Belian Bawo
Tari Belian Bawo merupakan salah satu tarian tolak bala. Tari ini memiliki makna untuk mengusir penyakit, menolak penyakit, dan mebayar nazar serta lain sabagainya. Seiring berkembangnya jaman kini Tari Belian Bawo lebih sering dipertontonkan sebagai tari penyambutan tamu dan acara kesenian lainnya. Tari ini berasal dari suku Dayak Benuaq.
9. Tari Kuyang
Kuyang menurut mitos masyarakat Kalimantan adalah sejenis hantu. Biasanya hantu ini mendiami suatu pohon maupun benda atau bangunan-bangunan besar di suatu desa. Guna untuk mengusir Kuyang dari suatu desa biasanya warga desa akan menggelar pertunjukkan Tari Kuyang. Tari ini dipercaya dapat mengusir Kuyang dari suatu desa atau suatu tempat.
10. Tari Datun
Tari Datun adalah salah satu tari berkelompok yang dibawakan oleh gadis-gadis yang berasal dari suku Dayak Kenyah. Jumlah penari dalam satu kelompoknya tidak pasti, terkadang berjumlah 10 hingga 20 penari.
Menurut sejarahnya, tari ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung. Tari ini diciptakannya sebagai rasa syukur atas kelahiran cucunya. Seiring berkembangnya jaman tari ini berkembang keseluruh daratan yang dihuni oleh masyarakat Dayak Kenyah.
11. Tari Giring-Giring
Tari Giring-Giring adalah salah satu tari yang berasal dari suku Dayak Maanyan. Tari ini menggambarkan rasa gembira dan senang. Para penarinya akan memegang tongkat ditangan kirinya. Sembari tangan kanannya memegang bambu berisi kerikil.
Para penari akan menghentakkan tongkat tersebut ke permukaan lantai atau tanah. Perpaduan antara suara bambu yang diisi kerikil dan tongkat yang dihentakkan akan memiliki suara perpaduan yang khas.
12. Tari Kinyah Mandau
Tari Kinyak Mandau adalah salah satu tari perang khas suku Dayak. Tari ini melambangkan kesiapan untuk mengalahkan musuh dengan memakai senjata mandau. Bagian tubuh yang paling diincar dalam mengenakan senjata mandau adalah kepala musuh.
Tari Kinyah Mandau juga memiliki beberapa unsur teatrikal. Selain menampilkan seni tari para penari juga akan menampilkan seni bela diri dan seni perang.
13. Tari Mandau
Tari Mandau dari namanya tentu salah satu tari perang khas suku Dayak. Tari ini dapat dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Tari Mandau merupakan tarian yang merefleksikan prajurit suku Dayak yang penuh dengan daya juang.
Beberapa masyarakat Kalimantan sendiri mengganggap tari ini adalah gambaran kekuatan laki-laki suku Dayak sekalipun tari ini dapat dibawakan oleh penari perempuan. Sesuai dengan namanya, properti utama dalam tari ini adalah senjata perang khas Kalimantan yang berupa mandau.
Kostum dari penarinya adalah rompi dan bagia bawahnya akan mengenakan cawat. Gerakan utama dalam tarian ini ada pola gerakan akrobatik yang sangat energik. Umumnya dalam pemantasan, penari akan diiringi oleh alat musik tradisional suku Dayak yakni gendang dan garuntung. Suara hentakan yang diciptakan dari musik pengringnya akan membakar semangat para penari.