Daftar isi
Betawi atau lebih kita kenal dengan sebutan Jakarta tak hanya terkenal dengan bangunan bertingkat saja. Daerah ini ternyata menyimpan banyak kesenian lokal yang masih tumbuh di tengah-tengah kemajuan zaman. Seperti yang biasa kita kenal yakni ondel-ondel.
Selain ondel-ondel, betawi juga mempunyai tarian tradisional. Salah satu tari tradisional dari daerah ini adalah Tari Lenggang Nyai. Bagaimana sejarah dan gerakan tarian ini? Selanjutnya akan dibahas berikut ini.
Makna Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai berasal dari dua kata yakni lenggang dan nyai. Kata lenggang memilikinarti melenggak-lenggok sedangkan kata Nyai disematkan kepada kisah hidup Nyai Dasimah. Di mana kisah ini yanf kemudian menjadi cikal bakal munculnya tari ini.
Tari Lenggang Nyai memiliki dua nilai yakni nilai estetika dan nilai moral. Sebagaimana tarian lain, tarian ini pula memiliki nilai keindahan yang terletak pada akulturasi budaya China dan Indonesia. Sehingga menampilkan perpaduan yang menarik. Sedangkan untuk nolai moralnya sendiri disampaikan lewat gerakan tarinya.
Di antara pesan moral yang terdapat dalam tari ini adalah kebingungan, kesedihan, rasa malu, keyakinan, bahagia, percaya diri, cinta sejati serta keberanian. Semuanya dituangkan ke dalam gerakan tarian Lenggang Nyai. Nilai moral pada tarian bermaksud memberikan pesan pada setiap perempuan saat menentukan pilihan. Perempuan harus bisa memiliki prinsip yang kuat sehingga berani mengambil risiko dari setiap keputusan yang diambilnya.
Sejarah Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai kerap juga disebut dengan Tari Betawi. Tari ini diciptakan oleh seorang seniman Yogyakarta yang bernama Wiwik Widiastuti pada tahun 1998. Seperti yang sudah dijelaskan, tarian ini terinspirasi dari kisah Nyai Dasimah. Di mana Nyai Dasimah merupakan seorang gadis betawi yang memiliki wajah yang cantik. Ketika itu, Nyai Dasimah bingung untuk memilih siapa yang menjadi pendamping hidupnya. Dia harus memilih di antara dua lelaki yang berbeda kebangsaan yakni bangsa Belanda dan Bangsa Indonesia sendiri. Namun, dengan penuh pertimbangan akhirnya Nyai Dasimah memilih lelaki asal Belanda tersebut. Kemudian Nyai Dasimah dan Edward William menikah.
Sayangnya, bukan kebahagian yang didapat namun justru tekanan. Selama pernikahannya, Edward memberikan banyak aturan yang membuat Nyai Dasimah merasa terkekang. Sebab, merasa haknya dirampas, Nyai Dasimah berontak dan memperjuangkan haknya sebagai perempuan.
Dari kisah inilah yang membuat Wiwik Widiastuti selaku seniman merasa terinspirasi untuk membuat sebuah karya seni tari yang bernama Lenggang Nyai. Tari ini dibuat dengan gerakan yang lemah gemulai dan diiringi musik yang riang. Pembuatan tari ini dimaksudkan untuk mengenang perjuangan Nyai Dasimah dalam memperjuangkan hak perempuan.
Fungsi Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai memiliki fungsi sebagai sarana hiburan. Tarian ini biasa ditampilkan pada acara tertentu seperti penyambutan tamu penting, acara adat, dan acara festival yang ada di Jakarta.
Gerakan Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai memiliki nuansa keceriaan, semangat dan kelincahan seorang perempuan. Di dalam tarian ini terdapat beberapa gerakan sebagai berikut.
- Gerakan cindek nyai.
- Geakan blonter
- Gerakan palang tiga.
Semua gerakan tersebut termasuk ke dalam gerakan yang unik. Gerakan ini menggambarkan bagaimana gadis betawi yang lincah. Kelincahan tersebut terlihat dari gerakan tubuh, kaki serta tangan penari yang bergerak cepat namun tetap sesuai dengan musik. Selain itu, terdapat pula gerakan yang menggambarkan bagaimana kala itu Nyai Dasimah mengalami kebingungan
Pola Lantai Tari Lenggang Nyai
Untuk penerapan pola lantai pada setiap jenis tari memiliki perbedaan. Jika tari tradisional biasanya akan menggunakan pola lantai yang sudah diatur dan mempunyai aturan sendiri. Sementara itu, untuk tari kreasi baru, biasanya menggunakan pola lantai yang bebas karena tak memiliki aturan. Hanya saja, penerapan pola lantai ini perlu disesuaikan dengan keindahan dan keselarasan tarian.
Tari Lenggang Nyai biasa dibawakam oleh 4 sampai 6 orang perempuan. Tarian ini dapat dikategorikan sebagai tarian kreasi baru. Namun, tarian ini dapat dikatakan sebagai tarian tradisional karena melihat dari latar belakang tarian ini.
Properti Tari Lenggang Nyai
Dalam melakukan pementasan, properti adalah satu hal yang penting untuk mendukung jalannya pementasan. Begitupun dalam penampilan tarian Lenggang Nyai ini. Properti yang digunakan pada tarian lenggang nyai ini adalah aksesoris tambahan pada busana penari. Aksesoris tambahan itu berupa mahkota, konde cepol, ampreng, pending (semacam ikat pinggang), dan toka-toka.
Iringan Musik Tari Lenggang Nyai
Tanpa musik, penampilan tarian tentu akan terlihat biasa sjaa. Dengan musik dapat memberikan suasana yang lebih nyata pada penampilan sebuah tarian. Saat pementasan Tari Lenggang Nyai, biasa diiringi dengan kesenian daerah asal Betawi. Tari ini akan ditemani dengan dimainkannya alat musik gambang kromong yang merupakan alat musik khas Betawi. Dengan ditemani gambang kromong dapat menambah kesan menarik pada penampilan tarian ini.
Busana dan Tata Rias Tari Lenggang Nyai
Penari Tari Lenggang Nyai ini biasanya akan menggunakan busana yang memiliki warna terang seperti warna merah terang dan warna hijau terang. Selain itu, biasanya penari menggunakan baju yang berukuran besar. Pada bagian kepala biasanya digunakan pemakaian mahkota yang merupakan ciri dari budaya Tiongkok. Hal ini dikarenakan tarian ini merupakan perpaduan budaya Betawi dan Tiongkok.
Keunikan Tari Lenggang Nyai
Salah satu keunikan dari Tari Lenggang Nyai yang berasal dari Betawi ini adalah perpaduan budaya yang ada di dalamnya. Perpaduan adat Betawi dan China menambah kesan menarik pada tarian ini. Perpaduan ini dapat dilihat dari penggunaan busana yang mengenakan pakaian besar dengan mahkota di kepala yang merupakan ciri khas Tiongkok. Sedangkan untuk adat betawi, digunakan konde cepol dan iringan musik gambang kromong khas Betawi.
Kesimpulan Pembahasan
Tari Lenggang Nyai merupakan tarian yang terinspirasi dari kisah Nyai Dasimah. Tari Lenggang Nyai biasa disebut dengan Tari Betawi karena tumbuh di tanah Betawi. Tarian yang berasal dari Betawi ini memadukan unsur betawi dan Tiongkok di dalamnya. Perpaduan keduanya dapat dilihat dari penggunaan kostum dan iringan musik. Penggunaan mahkota di kepala dan busana yang cenderung besar merupakan ciri khas dari tarian ini. Sedangkan penggunaan musik dari gambang kromo merupakan ciri khas Betawi.
Tari Lenggang Nyai biasa digunakan dalam acara tertentu seperti penyambutan tamu, acara adat dan festival yang diadakan di Jakarta. Selain memerhatikan unsur keindahan, tarian ini juga memiliki pesan moral. Pesan moral yang ingin disampaikan adalah bagaimana seorang perempuan harus berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang dibuatnya. Hal ini tergambarkan dari kisah Nyai Dasimah yang keluar dari kekangan suaminya yang orang Belanda. Lewat tari ini berusaha mengenang perjuangan Nyai Dasimah dalam memperjuangkan haknya sebagai perempuan.