Daftar isi
Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan kebudayaan serta keseniannya. Kesenian di Indonesia sangat beragam, hampir di setiap wilayah nya memiliki kesenian yang berbeda dengan wilayah lainnya.
Seni tari merupakan salah satu kesenian Indonesia. Setiap wilayahnya pasti memiliki jenis tari sendiri sendiri dan berbeda dengan lainnya. Sumatera Utara salah satunya, provinsi ini memiliki jenis tarian yang cukup populer di kalangan masyarakat yaitu Tari Tor-tor.
Tari Tor-tor diperkirakan sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu sejak jaman Batak purba. Pada zaman dahulu tarian tor-tor digunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur yang sudah lama meninggal.
Ada juga pendapat dari seorang praktisi tujuan dari tari ini pada zaman dahulu yaitu untuk upacara kematian, panen, hiburan dan penyembuhan. Dan sebelum melaksanakan tarian tersebut harus melalui ritual terlebih dahulu.
Tarian ini jika ditelusuri juga mendapat pengaruh dari India. Ada juga yang mengatakan bahwa tari tor-tor sudah ada sejak abad ke 13 Masehi dan telah menjadi bagian dari kebudayaan suku Batak.
Sampai saat ini tarian tor-tor ini masih ada dan juga masih ditarikan oleh para muda-mudi. Sudah seharusnya tarian yang berasal dari Indonesia harus dijaga dan juga dilestarikan keberadaannya.
Tari Tor-tor merupakan jenis tarian yang berasak dari suku Batak yaitu dari Sumatera Utara. Tarian ini tidak hanya populer di masyarakat Sumatera Utara saja, melainkan sudah terkenal hingga seluruh Indonesia.
Tari Tor-tor ini sudah ada sejak lama, yaitu sudah sejak ratusan tahun yang lalu dan hingga saat ini masih dilestarikan keberadaannya. Nama dari tari tor-tor berasal dari kata tor-tor yaitu bunyi hentakan kaki pada penari di lantai papan di rumah adat Batak.
Tarian tor-tor merupakan tarian seremonial yang kemudian disajikan dengan musik gondang. Tarian ini memiliki makna bukan hanya sekedar gerakan gerakan saja, melainkan gerakan ini menunjukkan tor-tor merupakan sebuah media komunikasi.
Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat melakukan tari tor-tor, seperti tangan penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas. Apabila itu dilakukan berarti si penari sudah siap menantang siapa pun dalam bidang perdukunan atau pencak silat.
Fungsi dari tari tor-tor ini sifatnya dinamis karena mengikuti sebuah waktu. Fungsi dari tari tor-tor ini sakral, yang pada awalnya digunakan sebagai upacara tradisional suku Batak. Lambat laun berubah menjadi hiburan saat acara resmi dan juga acara dalam sebuah pernikahan.
Ada tiga jenis tarian tor-tor yaitu tor-tor pangusaron, tor tor sipitu cawan dan tor-tor panasulan.
Tarian jenis ini biasanya digunakan dalam sebuah tarian yang digunakan untuk mengisi suatu acara-acara. Tempat yang digunakan untuk menari tari tor-tor jenis ini mulanya dibersihkan terlebih dahulu menggunakan jeruk purut.
Jeruk purut sendiri digunakan untuk menghindari adanya suatu bahaya.
2. Tor-tor Sipitu Cawan
Tarian jenis ini digunakan pada saat pelantikan raja baru. Tarian ini berasal dari kisah 7 putri surgawi yang sedang mandi di sebuah gunung. Ketika 7 putri tersebut mandi, lalu tujuh sarung datang bersama dengan Piso Sapitu.
3. Tari tor-tor panasulan
Tarian jenis ini digelar pada saat adanya sebuah bencana yang menghantam sebuah desa. Tor-tor panasulan telah dibuat oleh seorang dukun untuk mencari petunjuk mengenai bencana yang dihadapi suatu desa tersebut.
Properti dari tarian tor-tor ini berbeda beda sesuai dengan jenis dan makna dari tariannya. Jika ditampilkan dalam acara ritual keagamaan, maka memerlukan properti yaitu patung batu.
Patung batu tersebut akan kerasukan roh leluhur dan akan bergerak sesuai irama musik. Jika tarian tor-tor ditampilkan hanya sebagai hiburan, makan tidak perlu menggunakan properti apapun.
Gerakan dari tari tor-tor ini sebenarnya sangat sederhana dan mudah untuk dipelajari. Gerakan dari tarian tor-tor ini hanya terbatas pada gerakan tangan yang melambai naik turun secara bersamaan. Kemudian ada juga gerakan kaki yaitu dengan menghentakkan kaki sesuai dengan alunan musik.
Tari tor-tor sendiri memiliki 5 gerakan dasar, diantaranya:
Formasi pada tarian tor-tor tergantung dari jumlah penarinya. Apabila penari berjumlah 3 orang, maka formasi yang digunakan yaitu berbentuk segitiga.
Apabila jumlah penari sebanyak 5 orang, formasi yang digunakan yaitu segilima dan begitu seterusnya.
Tari tor-tor menggunakan dua pola lantai yaitu sejajar dan melingkar.
1. Tutup kepala
Para penari yang menarikan tari tor-tor menggunakan penutup kepala atau yang disebut ikat kepala. Bahan dari ikat kepala ini adalah kain ulos. Cara menggunakan ikat kepala ini yaitu dilingkarkan pada bagian kepala si penari. Tidak hanya ikat kepala saja, namun dihiasi dengan pernak-pernik yang berbentuk bunga kuningan.
Selain menggunakan ikat kepala, ada properti lainnya yaitu tusuk konde yang berwarna emas. Properti yang digunakan para penari bertujuan untuk menambah kecantikan dari para penari.
2. Kemben
Busana yang digunakan oleh mayoritas penari tor-tor yaitu kemben. Kemben merupakan penutup dada yang berupa kain panjang. Cara menggunakannya yaitu dengan dililitkan dari bagian dada hingga ke pinggang.
Dalamannya menggunakan kemben, sedangkan untuk bagian luar menggunakan baju luaran yang menyerupai sebuah rompi yang dihiasi dengan bordiran benang warna emas.
3. Kain selendang
Kain selendang ini memiliki bentuk yang panjang dan juga terbuat dari kain ulos. Cara menggunakan selendang ini yaitu dengan diselempangkan dari bagian bahu kemudian menjulur hingga bagian betis kaki.
Dalam tarian tor-tor terdapat beberapa aturan dan juga pantangan yang harus dipenuhi baik oleh penari perempuan maupun penari laki-laki, yaitu: