Daftar isi
Berbicara mengenai bahasa, tentunya tak akan lepas dari tata bahasa. Tata bahasa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainnya. Lalu, apa saja tata bahasa tersebut dan bagaimana jenis-jenis dari tata bahasa?
Tata bahasa merupakan salah satu cabang ilmu yang mengatur pemakaian bahasa, dan merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik. Tata bahasa memiliki sifat normatif atau tata bahasa yang ada umumnya biasa dipakai atau berkembang di masyarakat.
Tata bahasa memiliki fungsi sebagai pengatur atau acuan dalam berbahasa. Di dalam tata bahasa ini memuat berbagai prinsip dan aturan mulai dari pembuatan kata, kalimat, bunyi serta bentuk kata.
Setiap bahasa tentunya memiliki aturan tersendiri dan setiap aturan itu harus ditaati agar bahasa dapat tersusun dengan baik dan benar. Sehingga, tak menyalahi aturan yang telah ditetapkan.
Tata bahasa berperan penting dalam penyusunan kata maupun kalimat. Di dalam bahasa Indonesia, tata bahasa termuat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Sementara itu, dalam bahasa Inggris, istilah tata bahasa kerap kita kenal dengan sebutan grammar. Grammar inilah yang menjadi langkah awal dalam menguasai bahasa Inggris. Demikian pula dengan bahasa Indonesia, di mana terlebih dahulu harus memahami tata bahasa yang ada.
Tata bahasa memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut ini.
Di dalam tata bahasa Indonesia setidaknya terdapat 4 bidang tata bahasa modern. Adapun keempat bidang tersebut adalah sebagai berikut.
Istilah fonologi berasa dari bahasa Yunani yakni phone yang memiliki arti bunyi dan logo yang berarti ilmu. Maka, fonologi adalah suatu bagian dari ilmu bahasa yang menganalisis mengenai bunyi bahasa.
Fonologi dibedakan menjadi dua yakni fonetik dan fonemik. Fonetik adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bunyi yang berasal atau diolah oleh manusia.
Sedangkan fonemik adalah bagian dari fonologi yang mempelajari bunyi ujaran berdasarkan fungsinya sebagai pembeda arti.
Istilah morfologi biasanya untuk menjelaskan mengenai bentuk. Dalam hal ini morfologi merupakan bagian dari bidang tata bahasa yang mempelajari pembentukan kata atau morfem dalam bahasa.
Morfem sendiri merupakan suatu ujaran yang mengandung makna gramatikal atau lesikal yang ikut serta dalam membentuk kata atau bagian dari kaya.
Morfem dibedakan menjadi dua yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat merupakan morfem yang tidak berdiri sendiri dan selalu berkaitan dengan morfem bebas dalam proses membentuk kata.
Sementara itu, morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi pada kalimat.
Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani yakni syn yang memiliki arti bersama dan taxis yang berarti pengaturan. Sintaksis sendiri merupakan ilmu yang memuat prinsip dan peraturan dalam membuat kalimat.
Selain itu, sintaks ini bisa digunakan untuk merujuk langsung struktur kalimat dalam bahasa apapun. Bahkan, istilah sintaks ini kerap digunakan untuk mengatur bahasa pemrograman komputer.
Semantik berasal dari kata semantikos yang memiliki arti memberikan tanda. Semantik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari makna yang termuat dalam bahasa, kode atau representasi lainnya.
Jenis tata bahasa berdasarkan cara penyusunannya dibedakan menjadi dua yakni sebagai berikut:
Tata bahasa ini disusun atas pencatatan deskripsi pada struktur bahasa. Biasanya tata bahasa ini meliputi lingkungan masa tertentu atau sinkronis.
Tata bahasa ini merupakan tata bahasa mengenai perkembangan struktur bahasa dari segi historis atau zaman ke zaman. Tata bahasa ini juga membandingkan struktur bahasa suatu zaman dengan bahasa lain.
Tidak hanya dua jenis tata bahasa di atas, terdapat pula beberapa jenis tata bahasa lainnya seperti tata bahasa tradisional, generatif, struktural dan lainnya.
Tata bahasa tradisional merupakan istilah yang digubahkan untuk merangkum sikap serta metode yang dijumpai pada studi gramatikal sebelum adanya ilmu linguistik. Analisis pada tata bahasa ini berdasarkan pada kaidah bahasa lain seperti Yunani, Latin serta Romawi.
Tata bahasa ini merupakan struktur pikiran manusia. Tujuan dari adanya tata bahasa ini adalah untuk membentuk model lengkap bahasa yang disebut dengan i-language.
Tata bahasa ini analisisnya berdasarkan karakteristik bahasa yang ada bukan pada kaidah bahasa lain. Kajian pada tata bahasa struktural ini bersifat deskriptif.
Pengkajiannya tidak berdasarkan nosi atau arti melainkan pada struktur atau perilakunya pada struktur seperti fona dalam fonem, fonem dalam silabel, silabel dalam leksem.
Di bawah ini, hal-hal yang termasuk ke dalam aspek-aspek tata bahasa sebagai berikut.
Dasar pemerian tata bahasa deskriptif merupakan data empiris yang didapatkan dari seorang penutur bahasa.
Tujuan dari penulisan tata bahasa pendidikan yakni untuk menciptakan alat bantu belajar dalam berbahasa sehingga dapat memudahkan proses penguasaan bahasa.
Tata bahasa pendidikan diorganisasikan berdasarkan pada prinsip tata bahasa. Sementara itu, tata bahasa deskriftip diorganisasikan berdasarkan pada teori bahasa atau linguistik.
Dalam ruang lingkupnya,tata bahasa deskriptif memiliki sifat universal atau dalam artian isi dan formatnya tidak ditentukan oleh para pemakainya melainkan oleh kaidah linguistik.
Gaya penyajian pada tata bahasa pendidikan biasanya berkaitan dengan pernyataan. Sementara itu, gaya penyajian pada tata bahasa deskriptif adalah berupa uraian yang sistematis dalam menjawab pertanyaan.
Berikut ini contoh tata bahasa dalam kalimat. Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua yakni sebagai berikut:
Kalimat ini biasanya digunakan untuk menirukan ucapan orang lain. Pada kalimat ini harus diberi 2 tanda petik (“…”). Contoh Rian bertanya, “Bu, adik sudah datang?”
Kalimat tak langsung merupakan kalimat hasil perubahan dari kalimat tak langsung. Pada kalimat ini tak menggunakan tanda petik. Contoh, Aisyah berpesan bahwa dia tidak akan pulang malam ini.