Daftar isi
Pengertian Secara Umum
Cerita fantasi merupakan sebuah cerita yang dibangun menggunakan tema dan alur dengan memiliki sifat imajinatif dan khayalan.
Pengertian Menurut KBBI
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cerita fantasi adalah cerita yang didasarkan pada fantasi.
Pengertian Menurut Para Ahli
Nurgiyantoro (2012:295), cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita.
Fajria (2017:8), menyatakan bahwa cerita fantasi adalah salah satu jenis teks narasi. Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian atau peristiwa. Fiksi sering digunakan dengan realitas, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan dengan data empiris.
Ciri-ciri yang terdapat pada teks cerita fantasi, yakni sebagai berikut :
Cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dengan kehidupan dunia nyata, yaitu:
Cerita fantasi berdasarkan latar cerita, yaitu:
Ruang Dimensi Alpha
Karya : Ratna Juwita
“Kau harus membawanya kembali” Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam.
“Aku harus membawa dia kembali!” teriakku.
Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang ” Jangan main-main Don!” Ardi menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er kita tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan sahabat-sahabatku.
“Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu.” kembali Erza dan Ardi menatapku tajam.
Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu.
“Sistem oke!”.
Manusia purba itu harus hidup. Setiap makhluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun masalah yang kuhadapi.
Ku klik tombol ‘run’ pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan. Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir 8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlempar kembali ke laboratoriumku.
Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha semakin mengecil. Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala.
“Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak laboratorium untuk penelitian ini,” kataku mengiba.
“Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat,” Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku.
Berlian Tiga Warna
Oleh Fanisa Miftah Riani
Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya jika ada tiga sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu akan mendapatkan petualangan indah dan sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang diberikan untuk berpetualang hanya stu jam. Anika menyukai warna ungu. Tamika, teman dekat Anika menyukai warna biru. Dan Chika menyukai warna kuning.
“Saya ingin mencoba petualangan indah itu Bu. Saya punya sahabat yang menyukai warna itu,” Anika meyakinkan ibunya.
Dengan kesepakatan ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6 mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di langit.
“Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka satu… dua… tiga!!!”
“WAWWWWW,” lima detik kemudian mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan. Mereka terkejut karena di hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi berlian.
“Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama putri Candy. Ia tertidur sejak dua tahun yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus,” Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. “Tolong selamatkan puteriku,”
“Ta… ta… tapi…” Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan bersenang-senang dalam petualangannya.
“Cika, Tamika ayo kita tolong puteri, mereka sedang menghadapi masalah,” Anika mantap menjawab sambil menarik dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu.
“Itu putri Candy,” Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu Tamika dan Cika ikut mendekat.
“Ayo kita ambil sesuai warna!” Anika menjelaskan. “Baik!” Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah itu…
“Hoooaaii… ” Putri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka.
“Oh! Terima kasih! Terima kasih! Sebagai hadiahnya ambil ini!” Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar.
“Terimalah ini sebagai ungkapan terima kasih kami,” Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu.
“Waktu kita tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi,” Anika berteriak.
“Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa,” kata Tamika dan Chika hampir bersamaan.
“Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari kerajaan ini,” tegas Anika.
Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna.
Dan buuumm…! Mereka terlempar kembali ke atas tempat tidur Anika.
“Gagal total petualangan kita karena kita meninggalkan satu tas besar isi berlian itu,” Tamika berteriak ke arah Anika.
“Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan kita,” Cika menimpali dengan keras.
Anika dengan tenang memgang kedua tangan sahabatnya.
“Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat?” Anika menggenggam erat tangan sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling merangkul.
Sumber cerita : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VII. Edisi Revisi 2017.