Daftar isi
Setelah membahas mengenai meteoroid, kali ini akan kita bahas emnegnai asteoroid. Berikut penjelasannya.
Apa itu Asteroid?
Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid.
Umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya.
Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif.
Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet.
Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter).
Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi.
Ciri-ciri Asteroid
Ciri-ciri asteroid adalah:
- Berasal dari debu dan es
- Tidak menghasilkan cahaya
- Bentuknya tidak lebih besar dari planet kerdil
- Berada diantara orbit mars dan jupiter (sabuk asteroid)
- Terjadi dari besi dan nikel
- Diperkirakan asteroid berasal dari planet yang pecah dan pecahan tersebut berceceran sepanjang orbitnya.
Proses Terjadinya Asteroid
Benda-benda kecil di Tata Surya yang kita kenal sebagai asteroid diperkirakan terbentuk dari planetesimal, seperti halnya planet-planet kebumian. Tapi, planetesimals ini tidak pernah berhasil menyatu jadi planet.
Sisa puing-puing yang gagal bergabung jadi planet inilah yang kita kenal sebagai asteroid.
Pada sabuk utama asteroid, gravitasi Jupiter yang sangat kuat jadi penyebab gagalnya pembentukan planet di antara Mars dan Jupiter.
Tabrakan yang terjadi di masa lalu dan sekarang, secara perlahan memecah batuan asteroid jadi lebih kecil.
Butiran-butiran debu yang tersisa juga pada akhirnya musnah akibat radiasi.
Meskipun sebagian besar sisa puing pembentukan planet berukuran tidak beraturan, Ceres, asteroid terbesar di Sabuk Asteroid ternyata cukup besar untuk memiliki gravitasi yang cukup besar untuk mempertahankan bentuk bulat.
Akan tetapi, sejak tahun 2006, status Ceres sudah bukan lagi asteroid melainkan planet katai. Dan sejak itu, asteroid terbesar di Sabuk Utama adalah Vesta.
Macam-macam Asteroid
Pada tahun 1975, Clark R. Chapman, David Morrison, dan Ben Zellner membagi asteroid berdasarkan komposisi dalam 3 kategori, yakni tipe-C, tipe-S dan tipe-U.
Pembagian dilakukan setelah mereka melihat pola dari spektrum 110 asteroid yang sudah dihitung diameter dan albedonya.
Klasifikasi ini terus berkembang dan sampai saat ini kita mengenal beberapa kategori dalam asteroid berdasarkan komposisinya.
Asteroid Tipe – C
Tipe-C, merupakan asteroid carbonaceous (karbon) yang berwarna keabu-abuan. Asteroid tipe ini gelap karena memiliki albedo yang rendah dan tidak memiliki fitur tertentu di spektrum.
Temperaturnya juga rendah dan hanya mengalami pemanasan yang rendah. Atau bahkan tidak pernah mengalami pemanasan.
Asteroid tipe-C ini yang paling umum dan diperkirakan memiliki komposisi berupa tanah liat dan silikat batuan. Di sabuk utama asteroid, tipe-C menempati daerah terluar sabuk.
Asteroid Tipe S
Tipe asteroid yang menempati urutan kedua paling banyak adalah tipe-S atau asteroid Stony (batuan).
Asteroid silikat ini cukup terang berwarna hijau kemerahan dengan albedo moderat.
Tipe-S memiliki 17% populasi dari semua asteroid dan mendominasi area dalam Sabuk Utama. Komposisi utamanya, materi silikat dan nikel-besi.
Asteroid metallic atau asteroid logam dan tampak kemerahan dan cukup gelap karena memiliki albedo moderat.
Spektrum asteroid jenis ini mirip dengan meteorit besi dan enstatit chondrites, meteorit yang disusun oleh butiran nikel-besi dalam entatit, silikat yang kaya dengan magnesium. Asteroid tipe ini bisa ditemukan di area tengah Sabuk Utama.
Asteroid Tipe E
Tipe lainnya adalah tipe-E, asteroid dengan albedo yang sangat tinggi dan tampak sangat terang.
Asteroid Tipe D dan P
Selain itu ada asteroid tipe D dan tipe P yang jumlahnya sekitar 5 – 10% dari seluruh asteroid. Tipe-D dan P ini merupakan asteroid yang cukup gelap dan lebih merah dari asteroid tipe-S dan jauh lebih primitif dari asteroid carbonaceous tipe-C.
Keduanya diduga mengandung senyawa organik yang terbentuk akibat cuaca antariksa.
Asteroid Tipe V
Komposisi menarik juga bisa ditemukan pada asteroid tipe-V yang memiliki albedo tinggi dan diselubungi keral vulkanik dari materi basalt.
Contohnya adalah asteroid Vesta. Tipe lainnya adalah asteroid tipe-W yang mengalami hidrasi.
Contoh Asteroid
Ada banyak asteroid yang sudah teridentifikasi oleh ilmuwan- ilmuwan Bumi, dan bahkan sudah diberi nama.
Adapun beberapa contoh asteroid yang sudah berhasil diberi nama antara lain adalah:
1. Ceres
2. PallasVesta
3. Hygiea
4. Interamnia