Daftar isi
Psikologi merupakan salah satu hal yang memiliki banyak cabang. Kehadiran psikologi di kehidupan makhluk hidup pula memberikan gambaran detail mengenai isi pikiran, isi hati, dan juga keadaan serta kondisi jiwa makhluk hidup itu sendiri.
Dalam bidang psikologi dikenal dengan adanya behavioristik. Behavioristik dalam psikologi dapat dikatakan sebagai sebuah tingkah laku atau kebiasaan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Tingkah dan atau kebiasaan tersebut hadir dan berkembang melalui hal-hal yang ada di sekitar masing-masing individu tersebut. Berbicara mengenai behavioristik, terdapat pula teori belajar behavioristik. Berikut dibahas mengenai teori tersebut.
Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Manusia dan serta makhluk hidup lainnya tak dapat dipisahkan akan tingkah laku dirinya. Tingkah laku tersebut dapat dikatakan akan dibawa sepanjang menjalani kehidupan di muka bumi ini.
Dalam bidang ilmu psikologi, tingkah laku dan atau kebiasaan masing-masing individu dapat di lihat melalui kacamata behavioristik. Sesuai dengan namanya, behavioristik mengandung kata behaviour yang secara harafiah dapat berarti ‘perilaku’.
Membahas mengenai behavioristik, terdapat teori belajar behavioristik. Secara umum, belajar merupakan suatu proses dan atau kegiatan/aktivitas yang melibat satu individu dengan individu lainnya.
Dalam kegiatan/aktivitas belajar itu sendiri, biasanya memberikan suatu wawasan baru atau ilmu pengetahuan. Berbicara mengenai behavioristik dan belajar memang saling mengisi satu sama lain. Behavioristik dan belajar memberikan suatu pandangan mengenai teori belajar behavioristik.
Teori belajar behavioristik merupakan suatu teori yang melibatkan suatu proses atau kegiatan belajar dengan tingkah laku. Dari proses atau kegiatan belajar tersebut nantinya dapat memberikan gambaran terhadap tingkah laku masing-masing individu.
Jadi, dapat dikatakan bahwa teori belajar behavioristik adalah suatu teori yang mengedepankan proses belajar itu sendiri demi perubahan tingkah laku ke arah yang baik.
Tokoh Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan salah satu teori belajar yang memberikan fokus pada tingkah laku. Kehadiran salah satu teori belajar ini tidak tanpa sosok yang memang menaruh perhatian lebih pada belajar dan behavioristik.
Salah satu tokoh daripada teori belajar satu ini yaitu Edward L. Thorndike. Thordike memberikan pandangannya kepada kegiatan belajar memiliki makna sebagai suatu yang melibatkan stimulus dan respon. Stimulus dan respon saling memiliki satu sama lain ketika berlangsungnya aktivitas belajar.
Stimulus nantinya memberikan gambaran mengenai hal-hal yang melatarbelakangi belajar itu sendiri. Sedangkan respon memberikan gambaran mengenai reaksi dari proses belajar.
Menurut dirinya pula, proses belajar harus memenuhi tiga hal penting yaitu persiapan, praktek, serta dampak dari belajar itu sendiri terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik
Salah satu teori belajar yaitu teori belajar behavioristik. Sesuai dengan namanya, teori belajar ini mementingkan proses belajar demi membuahkan suatu tingkah laku pada tiap-tiap individu. Jadi dapat dikatakan bahwa teori belajar satu ini melihat perkembangan suatu tingkah laku dari belajar itu sendiri.
Teori belajar behavioristik hadir dengan menggendong ciri-cirinya sendiri. Ciri paling utama dari teori belajar satu ini mengarah pada pembentukan suatu tingkah laku yang dihasilkan dari proses belajar.
Artinya, tiap-tiap individu menampilkan respon masing-masing dari proses belajar itu sendiri. Teori belajar satu ini pula lebih melihat kondisi atau situasi lingkungan untuk proses belajar. Dengan kondisi atau situasi lingkungan yang baik tentunya dapat menghasilkan output dan input belajar yang baik pula.
Selain itu, ciri daripada teori belajar ini memiliki teknik-teknik atau caranya masing-masing dalam setiap proses belajar yang dilakukan. Tanpa adanya teknik atau cara yang tepat tak dapat menjamin belajar dan prosesnya berjalan dengan baik.
Teori belajar behavioristik juga memberikan adanya suatu latihan untuk mengasah kemampuan dari proses belajar yang dilakukan. Dengan adanya latihan atau exercise, belajar menjadi lebih dapat dipahami secara nyata.
Tujuan Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar merupakan salah satu teori dengan mengedepankan suatu proses dari belajar itu sendiri. Dengan adanya teori belajar, kiat-kiat untuk mendapatkan wawasan dan atau ilmu pengetahuan dapat dicapai dengan baik. Dalam teori belajar behavioristik, proses belajar memberikan tujuan demi terciptanya tingkah laku yang diinginkan.
Setiap proses belajar yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku itu sendiri. Setiap proses belajar pula mengandung step-step,
Nantinya step-step tersebut menjadi bahan untuk memenuhi kegiatan belajar.. Step-step dari belajar dan prosesnya pula memiliki tujuan untuk memberikan gambaran perubahan pada tingkah laku tiap-tiap individu.
Prinsip Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik masuk dalam teori belajar. Kehadiran teori belajar satu ini memiliki peran penting bagi belajar dan prosesnya. Dengan adanya teori belajar behavioristik memberikan tujuan untuk melihat lebih jauh mengenai tingkah laku tiap-tiap individu yang mengalami proses belajar.
Teori belajar behavioristik pula memiliki prinsipnya sendiri. Prinsip utama daripada teori belajar satu ini yaitu adanya stimulus dan respon. Respon dan stimulus masing-masing saling berhubungan satu sama lain. Stimulus dapat diartikan sebagai suatu hal yang melatarbelakangi belajar.
Stimulus dapat dilihat dan dirasakan yang berupa perasaan dan juga fisik tiap-tiap individu. Nantinya stimulus akan menampilkan suatu respon.
Respon berasal dari proses belajar itu sendiri. Dengan adanya stimulus dan respon dapat menghasilkan suatu perubahan perilaku pada tiap-tiap individu yang menjalankan kegiatan belajar.
Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik sangat penting dalam proses belajar tentunya. Contoh penerapan dari teori belajar ini dapat dilihat dalam kegiatan belajar mengajar ketika di sekolah.
Di sekolah, guru sebagai pengajar memberikan pembahasan-pembahasan mengenai materi yang sudah disusun sebagaimana mestinya. Dengan menggunakan teori belajar behavioristik, murid-murid di sekolah mendapatkan wawasan dan pengetahuan.
Nantinya wawasan dan pengetahuan tersebut dapat mengubah tingkah laku ke arah yang baik. Tidak hanya itu, di sekolah pula tiap-tiap murid dapat melangsungkan praktek yang dapat memberikan penjelasan secara nyata terhadap materi yang telah dipelajari.
Manfaat Teori Belajar Behavioristik
Kegiatan belajar dan prosesnya memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan. Mengenai belajar, terdapat teori belajar behavioristik. Dengan kehadiran teori belajar tersebut, memberikan manfaat bagi tiap-tiap individu yang terjun langsung ke proses belajar itu sendiri.
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu dengan adanya proses belajar, tiap-tiap individu dapat mendapat ilmu pengetahuan bagi dirinya sendiri. Selain itu, teori belajar satu ini pula memberikan manfaat bagi jalan baik tingkah laku.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah teori yang melibatkan stimulus dan respon. Penerapan dari teori satu ini biasanya tersusun atas step-step yang sudah ditentukan. Dengan adanya susunan yang terinci, kegiatan belajar dan prosesnya dapat menjadi lebih terarah. Ini menjadi kelebihan dari teori belajar satu ini.
Meski demikian, karena sudah disusun sedemikian rupa, teori belajar biasanya tak boleh keluar jalur dari step-step tersebut. Hal ini mengakibatkan terbatasnya gerak siswa untuk memperluas isi otaknya.
Selain itu, proses belajar yang tak mencapai target dapat memengaruhi pribadi tiap-tiap siswa. Hal tersebut pula dapat menjadi kekurangan teori belajar satu ini.
Kesimpulan Pembahasan
Behavioristik dapat dikatakan sebagai sebuah tingkah laku atau kebiasaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Berbicara mengenai behavioristik, terdapat pula teori belajar behavioristik. Teori belajar behavioristik merupakan suatu teori yang melibatkan suatu proses atau kegiatan belajar dengan tingkah laku.
Salah satu tokoh daripada teori belajar satu ini yaitu Edward L. Thorndike. Menurut dirinya, proses belajar harus memenuhi tiga hal penting yaitu persiapan, praktek, serta dampak dari belajar itu sendiri terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Ciri paling utama dari teori belajar satu ini mengarah pada pembentukan suatu tingkah laku yang dihasilkan dari proses belajar. Dalam teori belajar behavioristik, setiap proses belajar yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku itu sendiri. Prinsip daripada teori belajar satu ini yaitu adanya stimulus dan respon. Respon dan stimulus masing-masing saling berhubungan satu sama lain.
Contoh penerapan dari teori belajar ini dapat dilihat dalam kegiatan belajar mengajar ketika di sekolah. Penerapan dari teori satu ini biasanya tersusun atas step-step yang sudah ditentukan. Meski demikian, karena sudah disusun sedemikian rupa, teori belajar biasanya tak boleh keluar jalur dari step-step tersebut. Hal ini mengakibatkan terbatasnya gerak siswa untuk memperluas isi otaknya.