6 Teori Evolusi Biologi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sepanjang sejarah kehidupan, para filosofi, pemikir agama, beserta para ilmuan telah berusaha untuk menjelaskan mengenai teori terbentuknya keanekaragaman makhluk hidup.

Para ilmuwan telah berusaha untuk mengembangkan teori teori yang telah ada sebelumnya. Hal itu bertujuan untuk lebih menjelaskan mengenai spesifik mengenai terbentuknya makhluk hidup. Dalam perkembangannya pun,telah dihadirkan berbagai teori mengenai evolusi manusia sejak awal terbentuknya.

Sampai saat ini berbagai teori evolusi yang telah disepakati masih terus dicari kebenarannya. Hal itu diwujudkan dengan perhatian berlebih para ilmuwan terhadap fosil dan sejarah alam.

Berikut teori teori evolusi biologi yang sudah berkembang di dunia.

1. Teori Penciptaan Spesies

Dalam teori penciptaan spesies ini menyatakan bahwa setiap spesies yang telah diciptakan dengan bentuk yang ada sekarang. Dipengaruhi oleh kekuatan eksternal dan supernatural.

Teori ini berpendapat bahwa satu spesies hanya mampu diciptakan sekali.Dalam artian spesies tersebut tidak akan mengalami perubahan lagi dalam penciptaannya.

Teori ini didukung oleh Carolus Linnaeus yang merupakan seorang ahli botani yang berasal dari Swedia. Selain itu, terdapat George Cuvier yang kemudian juga mengemukakan teori katastrofisme.

2. Teori Katrastrofisme

Teori katrastrofisme berbunyi bahwa terjadinya pergantian spesies disebabkan oleh serangkaian bencana besar (katastrofi) yang terjadi seperti banjir dan sebagainya.

Tempat terjadinya bencana tersebut akan kembali ditempati atau dihuni oleh berbagai spesies.

Spesies spesies itu yang berasal dan berpindah dari daerah lain. Hal itu dikemukakan berdasarkan penemuan fosil terbaru yang ditemukan di setiap lapisan permukaan bumi. Seperti yang kita tahu teori ini dikemukakan oleh George Cuvier.

Beliau dikenal sebagai ahli paleontologi dan merupakan pendukung dari teori penciptaan spesies.

Para pendukung teori ini beranggapan bahwa setelah adanya kepunahan spesies akibat bencana, Tuhan berupaya untuk menciptakan spesies yang baru di wilayah bekas bencana tersebut.

3. Teori Gradualisme

Teori gradualisme menyatakan bahwa perubahan geologis terjadi secara lambat dan berlangsung secara terus menerus. Dalam teori ini diyakini bahwa permukaan bumi telah mengalami perubahan geologis.

Hal itu terjadi melalui peristiwa erosi dan pembentukan lapisan sedimen atau lapisan bebatuan di laut.

Di dalam lapisan bebatuan tersebut biasa ditemukan sebuah fosil. Gagasan itu telah dikemukakan oleh seorang ahli geologi Skotlandia yang bernama James Hutton.

Namun, penjelasan mengenai teori ini masih belum mendapatkan dukungan dari para ilmuwan lainnya.

4. Teori Uniformitarianisme

Dalam buku Principles of Geologi, teori uniformitarianisme merupakan sebuah pengembangan dari teori gradualisme yang telah diciptakan sebelumnya.

Dalam teori ini menyatakan bahwa proses perubahan geologis masih belum mengalami perubahan sepanjang sejarah pembentukannya. Perubahan geologis tersebut berlangsung menurut polanya yang seragam.

5. Teori Evolusi Darwin

Dalam segala pengamatan yang dilakukan oleh Darwin hampir di seluruh dunia. Darwin mampu menghasilkan sebuah teori yang diberi nama Teori Darwin.

Dalam Teori darwin menyatakan bahwa segala kejadian evolusi yang ada disebabkan oleh adanya proses seleksi alam.

Darwin beranggapan bahwa spesies tumbuhan dan hewan yang telah ditemukannya merupakan spesies yang berhasil berhadaptasi dengan lingkungan sebelumnya.

Spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan tersisih dan musnah dengan sendirinya.

Pendapat Darwin mengenai teori evolusi tersebut dicantumkan dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” yang diterbitkan pada tahun 1859.

6. Teori Evolusi Lamarck

Pada tahun 1809, Lamarck berpendapat bahwa semua makhluk hidup telah berevolusi guna beradaptasi dengan kondisi lingkungannya.

Dalam hal ini berevolusi diartikan sebagai perubahan fisik dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam teori ini Lamarck berusaha untuk membuktikannya melalui dua kenyataan hasil penelitiannya.

Pertama, berdasarkan catatan fosil yang menunjukkan bahwa makhluk hidup pada masa sekarang memiliki perbedaan yang spesifik dengan makhluk hidup pada zaman dahulu. Walaupun kedua spesies tersebut berjenis sama.

Kedua, didasarkan dengan kemampuan setiap makhluk hidup dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Para makhluk hidup akan berupaya untuk beradaptasi dengan caranya masing masing. Dalam pendapatnya ini, Lamarck mengemukakan teorinya ini sebagai suatu mekanisme teori menggunakan atau tidak menggunakan.

Menurutnya, para makhluk hidup telah mengembangkan karakteristiknya melalui organ yang selalu digunakan dan yang tidak pernah dipergunakan. Apabila sebuah organ sering digunakan, maka organ tersebut akan mengalami perkembangan fungsi yang maksimal.

Begitu pun sebaliknya, apabila sebuah organ jarang untuk digunakan akan mengalami penyusutan. Dan perubahan ciri tersebut akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh dari teori Lamarck ialah perubahan fisik yang tejadi pada jerapah.

Lamarck berasumsi bahwa pada penciptaannya jerapah memiliki leher yang pendek. Namun, dalam perkembangannya jerapah terus menerus menggunakan lehernya untuk memperoleh makanan yang letaknya tinggi. Kebiasaan jerapah itu lah yang menyebabkan lehernya sedikit memanjang.

Dan leher yang sedikit memanjang itu diwariskan perubahannya hingga generasi jerapah pada era sekarang ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn