Secara harfiah, teori kepribadian adalah pendapat yang diambil berdasarkan penelitian dan penemuan ilmiah yang didukung oleh data dan argumentasi mengenai kepribadian manusia. Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
Salah satu tokoh psikologi yang mencetuskan teori kepribadian adalah Sigmund Freud. Dia mendeskripsikan kepribadian manusia menjadi tiga pokok bahasan, yakni:
Struktur kepribadian yang dikenalkan oleh Sigmund Freud terbagi menjadi 2 pembahasan, yaitu tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran.
Menurut Sigmund Freud, tingkat kehidupan mental manusia terbagi menjadi:
Pada tahun 1923, Sigmund Freud mengutarakan mengenai tiga struktur kepribadian lain, yakni mengenai wilayah pikiran, yang merupakan penyempurna dari struktur sebelumnya. Tiga struktur tersebut adalah:
Bahasan mengenai dinamika kepribadian yang dicetuskan oleh Sigmund Freud adalah mengenai adanya tenaga pendorong(cathexis) dan tenaga penekan (anti–cathexis) terhadap kepribadian manusia.
Tenaga pendorong atau kateksis adalah energi atau kekuatan psikis yang digunakan oleh Id (Das Es) untuk memuaskan nalurinya. Tenaga pendorong ini hanya dimiliki oleh Id (Das Es) saja.
Sementara tenaga penekan atau anti-kateksis adalah penggunaan energi psikis tersebut untuk menekan agar Id (Das Es) tidak memunculkan naluri yang sifatnya destruktif atau merusak. Tenaga penekan ini dimiliki oleh Ego (Das Ich) dan Superego (Das Ueber Ich).
Dalam fase tumbuh kembang manusia akan terjadi perkembangan kepribadian yang utamanya ditentukan oleh perkembangan biologisnya. Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut: