Daftar isi
Dalam sebuah hubungan, tak jarang pasangan akan menemukan berbagai permasalahan yang bisa menyebabkan konflik diantara keduanya. Konflik yang berlarut-larut tentunya tidak bisa didiamkan begitu saja karena akan menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara keduanya yang bukan tidak mungkin akan berujung pada perpisahan. Dalam kondisi demikian, sangat disarankan bagi pasangan untuk melakukan konsultasi kepada ahlinya dan melakukan sesi terapi yang disebut dengan terapi pasangan.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas seputar terapi pasangan, manfaat dan juga bagaimana terapi ini bisa bekerja dalam memperbaiki hubungan pasangan.
Terapi pasangan adalah jenis terapi psikologi atau psikoterapi yang dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan yang terjadi antar sepasang individu. Terapi pasangan sebenarnya tidak hanya perlu dilakukan ketika permasalahan timbul saja, namun terapi ini juga bisa dilakukan sebelum munculnya masalah yang tujuannya guna mencegah atau sebagai tindakan preventif.
Umumnya pasangan akan mulai menjalani terapi pasangan ketika mereka sudah tidak bisa lagi mengatasi konflik yang terjadi diantara mereka. Terlebih ketika konflik itu secara signifikan mempengaruhi hubungan keduanya yang mengancam keretakan atau bahkan putusanya hubungan pernikahan. Demikian juga ketika sudah tidak ada lagi pihak yang bisa membantu keduanya, maka pada kondisi seperti ini ada baiknya pasangan bertemu dengan profesional yang ahli untuk melakukan sesi terapi pasangan.
Ada beberapa jenis terapi pasangan yang berkembang saat ini, yaitu:
Ada beberapa manfaat penting yang bisa diperoleh pasangan dengan menjalani terapi pasangan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Terapi pasangan biasanya bersifat sementara atau dalam jangka pendek dan dilakukan secara berkala. Secara umum, berikut adalah hal-hal yang dilakukan dalam proses terapi pasangan ini.
Lamanya terapi yang dijalani pasangan akan berbeda-beda antara satu pasangan dengan lainnya. Hal ini sangat bergantung dengan motivasi dan juga dedikasi masing-masing individu untuk menjalani proses terapi dan juga kuat tidaknya keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan pasangannya.
Pada kondisi tertentu, bisa jadi konflik yang terjadi juga memerlukan terapi tambahan. Misalnya ketika konflik terjadi karena salah satu pihak kecanduan minuman keras, maka disini juga diperlukan terapi untuk mengatasi masalah kecanduan tersebut.
Contoh terapi pasangan adalah ketika pasangan yang telah menikah beberapa tahun tiba-tiba merasakan hubungan keduanya tidak selayaknya sebelumnya. Mereka jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing, dan ketika mencoba menjali komunikasi untuk suatu hal justru berujung pada konflik dan perselisihan.
Keduanya kemudian menemui psikolog untuk bisa membantu mereka dalam mencari tau apa penyebab hubungan mereka tidak bisa kembali seperti sediakala. Mereka juga ingin mencari solusi dan berharap agar hubungan mereka bisa kembali harmonis seperti sebelumnya. Mereka kemudian menjalani beberapa sesi terapi yang dilakukan dengan psikolog atau konselor masalah rumah tangga dan keluarga.
Terapi pasangan merupakan suatu bentuk psikoterapi atau terapi psikologi yang dilakukan terhadap pasangan. Terapi ini dibutuhkan oleh pasangan yang tengah menghadapi konflik dan permasalahan dalam hubungan rumah tangga mereka yang tidak mampu untuk mereka atasi berdua.
Ada beberapa jenis terapi pasangan yang biasa dilakukan, yaitu: Terapi Pasangan Psikodinamis, Terapi Pasangan Sistemik, Terapi Pasangan Kognitif Perilaku, Terapi Pasangan Humanistik, dan Terapi Pasangan lainnya seperti terapi emosi dan terapi seksual.
Ada banyak sekali manfaat bagi pasangan yang menjalani terapi. Manfaat yang utama adalah mereka akan terbantu dalam mengatasi konflik yang terngah terjadi, memperbaiki kembali hubungan pasangan yang merenggang, serta memperbaiki pola komunikasi dan interaksi pasangan sehingga nantinya mereka bisa lebih siap dan sigap ketika dihadapkan pada konflik di masa mendatang.
Terapi pasangan merupakan jenis terapi sementara. Terapi ini dilakukan melalui beberapa sesi konseling yang harus dilalui oleh pasangan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Tingkat keberhasilan dari terapi pasangan sangat tergantung pada motiviasi dan dedikasi pasangan terhadap proses konseling yang dijalaninya