Sejarah

3 Tokoh Pendiri Perhimpunan Indonesia Beserta Biografinya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perhimpunan Indonesia yang didirikan pada tahun 1905 merupakan sebuah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia-Belanda yang sedang menempuh pendidikan di Belanda. Pada awalnya organisasi ini bernama Indische Vereninging.

Untuk kemudian berubah kembali menjadi Vereeniging. Nama Perhimpunan Indonesia diganti saat proses pergerakan organisasi.

1. R.M Noto Soeroto

Raden Mas Noto Soeroto lahir di Yogyakarta pada 5 Juni 1888. Nama ayahnya adalah Pangeran Notodiredjo, putra Paku Alam V. Karena silsilah inilah ia masih bersepupu dengan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara.

Saat ia berusia 18 tahun stelah menyelesaikan pendidikannya di HBS Semarang, ia langsung bertolak menuju Belanda. Di luar kuliah, Noto Soeroto ikut mendirikan Indische Vereeniging yang nantinya dikenal sebagai Perhimpunan Indonesia. Ia menjabat sebagai ketua PI mulai tahun 1911-1914.

2. Raden Sosro Kartono

Di balik nama besar Kartini, ada seorang sosok yang tidak bisa dianggap biasa. Ialah Raden Sosro Kartono, seorang dikenal dengan julukan “Jenius dari Timur”. Dia merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang bersekolah di Belanda.

R.M Sosro Kartono lahir di Mayong, Jepara pada 10 April 1877. Dia adalah anak keempat dari pasangan Raden Mas Ario Samingun yang merupakan Bupati Jepara, dengan istri keduanya, Ngasirah.

Beliau turut menjadi salah satu dari pendiri Perhimpunan Indonesia dan meninggal pada 8 Februari 1952 dan dimakamkan di Sedo Mukti, Desa Kalipitu, Kudus, Jawa Tengah.

3. Raden Husein Djajadiningrat

Pria selanjutnya yang turut menjadi salah satu pendiri Perhimpunan Indonesia adalah seorang jenius kelahiran di Kramatwatu, Serang, Provinsi Banten pada 8 Desember 1886. Ia merupakan salah satu orang yang berpengaruh di bidang akademik Republik Indonesia.

Pada tahun 1913 ia dikenal sebagai arkeolog sekaligus budayawan Indonesia yang meraih gelar Doktor pertama di Universitas Leiden-Belanda. Pria penyuka dunia Jurnalistik ini berhasil menerbitkan banyak buku dan majalah diantaranya adalah majalah bulanan ‘Djawa’ di tahun 1921 dan menjadi redakturnya.