Daftar isi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, totem itu sendiri diartikan sebagai benda atau binatang yang dianggap suci dan dipuja (dalam paham totemisme) sedangkan totemisme didefinisikan sebagai sistem religi yang berkeyakinan bahwa warga kelompok unilineal adalah keturunan dewa-dewa nenek moyang, nenek moyang yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan kekerabatan.
Sementara menurut The New Grolier Webster International Dictionary of the English Language Vol. II (1974), totemisme merupakan praktik yang menggunakan totem; suatu sistem pembagian suku menurut totem; kepercayaan pada hubungan antara orang atau kelompok pada totem.
Lalu totem itu adalah objek atau benda di alam (biasanya berupa hewan) yang diasumsikan sebagai token atau emblem dari klan, keluarga, atau kelompok tertentu.
Secara bebas, dilansir dari situs UIN Malang, totemisme adalah praktik dengan pandangan tentang hubungan personal yang sakral antara individu dengan hewan, tanaman, atau benda tertentu di alam sekitar sehingga menggunakan hal-hal tersebut sebagai nama diri.
Kata totemisme awalnya berasal dari suku Algonklin di Amerika Utara yang menggunakan kata Ojibwa yang bermakna saudara laki-laki, saudara perempuan dengan penulisan berbeda, seperti totem, tatam, dan dodaim.
Terdapat sumber lain yang menyebutkan bahwa kata totem baru ditemukan dalam bahasa Inggris dalam buku penafsiran Indian oleh J. Long yang terbit di London pada 1791.
Dilaporkan bahwa pada akhir abad ke-18, Ojibwa menamai klan mereka setelah hewan-hewan yang tinggal di daerah mereka tampak ramah atau takut.
Totemisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu totemisme kepercayaan kelompok dan totemisme kepercayaan individu. Keduanya memiliki ciri-ciri khas masing-masing, yakni sebagai berikut:
Kelompok
Individu
Berasal dari orang-orang Aborigin yang tinggal di New South Wales, Australia. Klan totem dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu matrilineal atau dari garis ibu dan patrilineal atau garis ayah.
Totem kelompok ditransmisikan dari ibu dan diberi nama “flesh”, sementara totem individu hanya dimiliki tabib dan diturunkan secara patrilineal dengan sebutan “spirit companion” atau dalam Jarawaijewa yang berarti “the meat (totem) that is within him”.
Terdapat larangan keras untuk memakan totem sebab dapat membawa penyakit atau bahkan kematian sebab mereka menggambarkan memakan jarawaijewamu sama dengan memakan daging atau ayah sendiri.
Masyarakat Iban di Sarawak, Malaysia menganut totemisme secara individual sebagai tradisi mereka. Terdapat roh yang muncul dalam bentuk manusia yang menunjukkan dirinya sebagai penolong dan pelindung dan menamai diri mereka dengan hewan atau terkadang objek yang dimanifestasikannya.
Orang Iban kemudian mengamati tingkah laku hewan tersebut dan mengenali tingkah lakunya sebagai perwujudan dari roh pelindung (ngarong) mereka. Hewan tersebut tidak hanya dikhususkan pada spesies tertentu, melainkan mereka hormat pada seluruh spesies.
Orang-orang Birhor meninggali hutan di dataran tinggi Chotanagpur di timur laut Deccan (India) dengan pengelompokan totem eksogami patrilineal.
Dalam sebuah daftar yang tidak sempurna, dari 37 klan yang ada, 12 di antaranya didasarkan pada hewan, 10 pada tumbuhan, 8 pada kasta dan lokalitas Hindu, lalu sisanya pada benda-benda.
Mereka percaya bahwa terdapat kesamaan secara tempramental atau fisik antara anggota klan dengan totemnya. Ketika mereka menemukan binatang totem yang meninggal, mereka tidak boleh meratapi atau mengubur hewan tersebut.
Di antara orang-orang Kpelle di Liberia, terdapat totemisme individual dan kelompok. Keduanya terkait dengan beberapa hal, seperti barang milik, barang lahir, atau barang punggung manusia.
Pernyataan tersebut menggambarkan gagasan bahwa totem selalu menyertai, menjadi milik, pemandu, serta pemberi peringatan bahaya.
Totem yang ada di Kpelle termasuk hewan, tumbuhan, dan fenomena alam. Totem tersebut dapat pula dikaitkan dengan kekuatan magis. Awalnya mereka menggunakan garis keturunan matrilineal, tetapi selama abad ke-20 mereka mulai menggunakan garis keturunan patrilineal.
Demikianlah pengertian, sejarah ciri-ciri, tujuan, serta contoh dari kepercayaan totemisme. Totem sendiri berarti sebagai benda atau binatak yang dianggap suci, sedangkan totemisme adalah praktik atau sistem religi yang percaya pada hubungan objek di alam dengan manusia.
Totemisme awalnya berasal dari suku Alginklin yang menggunakan kata Ojibwa dan ditulis dengan totem, tatam, atau dodaim. Ciri-ciri totemisme terlihat berdasarkan jenisnya, kelompok atau individual. Sedangkan tujuan dari totemisme secara umum adalah sebagai panduan hidup agar kebutuhan mereka tetap terjaga.
Beberapa contoh dari totemisme di antaranya dari orang-orang Wiradjuri suku Aborigin, masyarakat Iban di Sarawak, orang-orang Birhor yang tinggal di dataran tinggi Chotanagpur di timur laut Deccan, dan orang-orang Kpelle di liberia yang menggunakan totemisme kelompok dan individu.