Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari bahasa yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu -yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya-dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjukpada adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirine mobil yang keras meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota (Wibowo, 2013:7).
Semiotika adalah penelitian mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam salah satu pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri.
Studi mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi.
Jadi jika disimpulkan semiotika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda itu pasti mengandung makna dan pesan didalamnya.
Dalam Tradisi Semiotika dalam kehidupan sehari-hari bisa terjadi pada konsep kecantikan. Berbagai konsep kecantikan yang ada inilah yang kemudian di adopsi oleh media massa dalam menampilkan konsep kecantikan seperti yang ditampilkan dalam iklan.
Sebagai salah satu media komunikasi, iklan menjadi salah satu alat dalam mengkomunikasikan pesan. Iklan tidak hanya terbatas pada tahap menawarkan produk namun, sampai pada taraf membujuk untuk membeli produk yang diiklankan