Biologi

8 Tumbuhan yang Berkembang Biak dengan Geragih Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Geragih atau juga dikenal dengan stolon merupakan salah satu cara perkembangbiakan secara vegetatif alami pada tumbuhan. Vegetatif itu sendiri merupakan cara tumbuhan untuk memperbanyak diri atau berkembang biak tanpa proses kawin.

Sehingga tumbuhan yang melalui vegetatif alami dilakukan tanpa campur tangan atau bantuan manusia. Hal ini tentunya berbeda dengan stek atau cangkok yang memang membutuhkan tangan manusia dalam perkembangbiakannya.

Selain geragih, dalam perkembangbiakan vegetatif alami seperti spora, tunas biasa, tunas adventif, umbi lapis, umbi batang, dan banyak lagi. Secara umum, tumbuhan yang berkembang biak melalui geragih memiliki batang yang bertekstur lunak. Penasaran apa saja tumbuhannya? Simak satu per satu yuk!

1. Stroberi

Tumbuhan pertama yang berkembang biak melalui geragih adalah stroberi. Tumbuhan ini memiliki nama latin yaitu Fragaria sp dan masuk ke dalam famili Rosacae dengan genus Fragaria. Stroberi ini diperkirakan berasal dari Amerika dan telah dibudidayakan di beberapa daerah seperti Amerika Utara dan Ameirka Selatan.

Di Indonesia sendiri, budidaya tumbuhan ini telah berkembang pesat pada tahun 1990an. Wilayah yang cocok untuk perkembangbiakan stroberi yaitu wilayah yang memiliki suhu rendah atau dingin. Untuk mengembangkan tumbuhan ini biasanya menanam batang dan membuatnya menjalar di permukaan tanah.

Alasan mengapa stroberi dapat dikembangbiakan melalui vegetatif alami adalah karena setiap ruas yang mengakar dan membentuk akar baru dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk membentuk tunas baru. Maka dari itu lah, sebagian besar tumbuah yang memiliki ruas dan membentuk akar baru secara umum tidak bergantung kepada induknya. Bahkan stroberi juga dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatef buatan, lho.

2. Arbei

Arbei merupakan salah satu tanaman yang berkembang biak dengan geragih. Bentuk buahnya mirip sekali dengan berry sehingga dikenal dengan mulberry atau murbei. Secara umum, buahnya bergerombol kecil dengan memanjang sekitar 3 cm.

Tumbuhan yang bernama latin Rubus rosaefolius ini masuk dalam famili Moraceae dari genur Morus sp. Biasanya, tumbuhan arbei mudah ditemukan di daerah-daerah pegunungan karena cuacanya yang sejuk dan suhu rendah.

Sama seperti stroberi, tumbuhan arbei ini juga bukan murni berasal dari Indonesia melainkan dari Amerika Utara dan sebagian wilayah di Asia. Uniknya, tumbuhan ini telah ditanam sejak 5.000 tahun yang lalu, lho.

3. Semanggi

Tumbuhan yang berkembang biak dengan geragih berikutnya adalah Semanggi. Tumbuhan ini memiliki nama latin yaitu Marsilea L yakni sekelompok paku air yang berasal dari marga Marsilea. Di Indonesia sendiri, kita dapat menemukan tumbuhan ini di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.

Bentuk ental atau daunnya mirip dengan paying yang tersusun dari empat anak daun yang saling berhadapan. Oleh sebab itu, nama semanggi ini sering digunakan untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa seperti tumbuhan klover.

Daun tumbuhan semanggi biasanya dipakai sebagai bahan makanan atau kita kenal dengan pecel semanggi khas Surabaya. Selain itu, bagian penyimpan spora yaitu M. drummondii yang digunakan oleh penduduk asli Australia sebagai bahan makanan.

4. Pegagan

Pegagan atau tumbuhan yang bernama latin Centella asiatica adalah tumbuhan liar yang juga berkembang biak dengan geragih. Tumbuhan ini biasanya banyak tumbuh di wilayah-wilayah perkebunan, ladang, tepi jalan dan juga pematang sawah.

Selain pegangan, tumbuhan ini juga dikenal dengan daun kaki kuda dan antanan. Uniknya, tumbuhan ini berasal dari daerah Asia tropic dan tersebar di beberapa Asia Tenggara seperti Indonesia, India, Jepang, dan banyak lagi.

Tumbuhan ini memiliki banyak sekali manfaat seperti meningkatkan fungsi kognitif, mengatasi penyakit Alzheimer karena pegangan dapat meningkatkan daya ingat dan fungsi saraf, mengurangi kecemasan dan stress, mengatasi insomnia, dan banyak lagi. Bahkan masyarakat Jawa Barat menjadikan tanaman ini sebagai salah satu jenis lalapan.

5. Rumput Teki

Rumput teki atau biasa disebut dengan rerumputan kacang merupakan tumbuhan yang berkembangbiak dengan geragih. Selain rerumputan kacang, tumbuhan yang bernama latin Cyperus rotundus ini juga sering disebut dengan rumput coco, rerumputan Jawa, rerumputan kacang merah, dan alang kacang ungu.

Bukan berasal dari Indonesia, rumput teki ini adalah tanaman tahunan yang berasal dari Afrika, Eropa Selatan, Eropa Tengah dan juga Asia Selatan. Di dalam rumput teki terdapat umbi yang memiliki banyak manfaat. Pasalnya, umbi rumput teki ini mengandung zat yang baik dan biasa dipakai sebagai obat herbal. Misal, pengobatan untuk sakit gigi, gusi bengkak maupun sariawan.

Tidak hanya itu, tumbuhan rumput teki juga bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, mengontrol kejang pada penderita epilepsi, merawat kulit, meredakan nyeri ketika menstruasi, meredakan demam hingga menghilangkan ketombe pada rambut.

6. Rumput Grinting

Tumbuhan yang satu ini sering dianggap gulma di lahan pertanian. Sehingga banyak para petani yang membasmi rumput grinting dengan herbisida agar tidak menganggu pertanian. Padahal, rumput grinting (Cynodont dactylon) ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, lho. Di Indonesia sendiri, rumput grinting lebih dikenal dengan sebutan rumput bermuda.

Banyak pengobatan yang menggunakan rumput grinting untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan mata, pendarahan, Rahim serta keadaan ginekologi. Selain itu, tumbuhan ini juga mengandung banyak karbohidrat, protein dan beberapa mineral seperti natrium, kalsium, kalium, fosfor, mangan. Selain itu, flavonoid dan alkaloid juga terkandung di dalamnya.

Perlu diketahui, tumbuhan ini berasal dari Afrika yang kemudian dibawa oleh orang Spanyol ke Amerika sekitar tahun 1500. Rumput grinting juga bisa tumbuh dengan lebat dan tahan di lingkungan panas. Meski demikian, tumbuhan ini juga toleran dengan suhu dingin.

7. Eceng Gondok

Tumbuhan berkembang biak melalui geragih berikutnya yaitu eceng gondok. Di Indonesia, eceng gondok memiliki banyak nama seperti Kelipuk di Palembang, Ringgak di Lampung, Ilung-ilung di Dayak, dan lain sebagainya.

Sama seperti rumput grinting, karena kecepatan tumbuh yang tinggi membuat eceng gondok dianggap sebagai gulma yang bisa merusak lingkungan perairan. Selain itu, tumbuhan ini juga mudah untuk menyebar lewat saluran air ke badan air lainnya.

Tumbuhan yang bernama latin Eichornia crassipes ini biasanya hidup di kolam-kolam dangkal, danau, tanah basah, rawa, atau tempat penampungan air. Nah, kecepatan tumbuh tingginya itu disebabkan karena air mengandung nutrient yang tinggi khususnya kaya nitrogen, fosfat dan potassium.

8. Kentang

Adapun contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan geragih terakhir adalah kentang. Tumbuhan ini memiliki nama latin Solanum tuberosum dan masuk dalam famili Solanaceae. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan dan sudah dibudidayakan oleh masyarakan sejak ribuan tahun yang lalu.

Uniknya, jenis umbi yang satu ini sudah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang masih menganggap kentang sebagai sayuran yang mewah. Meskipun demikian, kentang mengandung banyak nutrisi seperti karbohidrat, protein, mineral, dan sejumlah vitamin (A, B-Kompleks, C) serta asam folat.