Irigasi: Pengertian – Tujuan dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kali ini kita akan membahas tentang irigasi. Yuk simak penjelasannya berikut.

Pengertian Irigasi

Pengertian Secara Umum

Secara umum irigasi adalah suatu sistem untuk mengalirkan suatu lahan dengan cara membendung sumber air.

Dengan tujuan sebagai penunjang produksi pertanian, persawahan dan perikanan.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut KBBI kata irigasi adalah pengaturan pembagian atau pengaliran air menurut sistem tertentu untuk sawah dan sebagainya.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Wirosoedarmo (1986)
    Irigasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan, perikanan atau tambak dan sebagainya, yang intinya untuk keperluan usaha tani.
  • Sosrodarsono dan Takeda (1987)
    Irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusikannya secara sistematis.
  • Mawardi (1989:5)
    Irigasi adalah usaha untuk memperoleh atau memperoleh air yang menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk memperoleh penunjangnya produksi pertanian.
  • Hansen dkk (1990)
    Menurut Hansen dkk, Irigasi adalah penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman.

Pengertian Menurut Undang Undang

Menurut UU No. 7 Tahun 2004 pasal 41 ayat 1 tentang Sumber Daya Air:

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Berdasarkan UU No.7 Tahun 2004, irigasi meliputi usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air dengan tujuan untuk menunjang pertanian.

Sejarah Irigasi

Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang pertama kali dimulai pada zaman Hindu yang ditunjukkan pada pertanian padi sistem Subak di Bali.

Sistem tuo Banda di Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan dan sistem kalender pertanian Pranatamangsa di Jawa.

Yang kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Belanda serta di zaman Indonesia membangun (sekitar tahun 1970-an).

Bangunan irigasi pertama di Indonesia, dibangun di Jawa Timur yang dibuktikan dengan prasasti Harinjing yang saat ini disimpan di Museum Jakarta.

Dari data prasasti tertua di Indonesia menyebutkan pula bahwa saluran air tertua telah dibangun di Desa Tugu dekat Cilincing dalam abad ke-V Masehi.

Pembuatan bendung pertama di Indonesia untuk irigasi dilakukan di Jawa Timur yaitu bendung Sampean di Kali Sampean.

Ir. Van Thiel yang diutus Pemerintahan Belanda ke Situbondo membangun bendung tersebut pada tahun 1832 dari struktur kayu jati diisi dengan batu kali dengan panjang bentang bendung 45 meter serta tinggi 8 meter.

Selanjutnya pada tahun 1852 sampai dengan 1857 dibangun pula bendung Lengkong di Mojokerto untuk mengairi areal seluas 34.000 hektar.

Bendung Glapan dikali Tuntang Jawa Tengah dibangun tahun 1852 dan selesai tahun 1859.

Namun baru bisa berfungsi 20 tahun kemudian yaitu pada tahun 1880-1890.

Bendung Glapan adalah bendung pertama yang dibangun di bawah Pemerintahan Kolonial untuk tanaman rakyat.

Selain itu disebutkan juga bahwa setelah Pemerintahan Hindia-Belanda mendirikan Departemen BOW mulailah dibentuk “Irrigatie-Afdeling”.

Tepatnya tercatat pada tanggal 1 januari 1889 pertama kali dibentuk daerah irigasi yaitu Irrigatie-Afdeling Serayu yang meliputi karesidenan Banyumas dan Bagelan di Jawa Tengah.

Kemudian diikuti dengan Irrigatie-Afdeling Brantas yang meliputi daerah Malang-Kediri-Surabaya pada tahun 1982,

Irrigatie-Afdeling Serang yang meliputi daerah Semarang-Demak dan Purwodadi.

Dengan semua itu Pulau Jawa dalam tahun 1910 telah terbagi habis oleh daerah-daerah irigasi.

Fungsi Irigasi

Fungsi irigasi pada prinsipnya adalah menambah (suplesi) kekurangan air pada lahan petanian yang diperoleh dari air hujan atau air tanah, karena jumlah air yang diberikan kepada tanaman tidak mencukupi kebutuhan tanaman.

Jika penambahan air melalui irigasi tidak dilakukan, maka pertumbuhan tanaman tidak akan optimal, dan tidak akan menghasilkan panen sesuai dengan yang diharapkan.

Jika jumlah atau volume curah hujan atau air tanah yang dapat diambil tanaman sudah mencukupi kebutuhannya, maka irigasi tidak diperlukan lagi.

Berikut fungsi dari irigasi:

  • Memasok kebutuhan air tanaman
  • Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
  • Menurunkan suhu tanah
  • Mengurangi kerusakan akibat frost
  • Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah.

Tujuan Irigasi

1. Membasahi tanaman

Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan memenuhi kekurangan air di daerah pertanian pada saat air hujan kurang atau tidak ada.

Hal ini penting sekali karena kekurangan air yang di perlukan untuk tumbuh dapat mempengaruhi hasil panen tanaman tersebut. 

2. Merabuk

Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga memberi zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri.

3. Mengatur suhu

Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.

4. Membersihkan tanah atau memberantas hama

Maksud irigasi juga bertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman sehingga pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya hilang. 

5. Kolmatase

Kolmatase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki/meninggikan permukaan tanah. 

6. Menambah persediaan air tanah

Tujuan bermaksud menambah persediaan air tanah untuk keperluan sehari-hari.

Biasanya dilakukan dengan cara menahan air di suatu tempat, sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap ke dalam tanah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan.

Manfaat Irigasi

  • Untuk menambahkan air ke dalam tanah guna menyediakan cairan yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman.
  • Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau pendek.
  • Untuk mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
  • Untuk mencuci dan mengurangi garam tanah.
  • Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
  • Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
  • Mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanian dapat memperoleh air sepanjang waktu, baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.
  • Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu dengan mengalirkan air dan lumpur yang mengandung unsur hara terlarut yang dibutuhkan tanaman pada daerah pertanian sehingga daerah tersebut tanahnya mendapat tambahan unsur-unsur hara.
  • Penggelontoran air di kota yaitu dengan menggunakan air irigasi, maka kotoran atau sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya dibasmi secara alamiah.
  • Pada daerah dingin, air irigasi dapat meningkatkan suhu tanah, karena air irigasi memiliki suhu yang lebih tinggi dari pada tanah. Hal ini memungkinkan petani di daerah beriklim dingin dapat melakukan kegiatan mengadakan pertanian juga pada musim dingin.

Jenis-jenis irigasi

1. Irigasi Permukaan

Menurut Moch Absor, irigasi permukaan adalah sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bending maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake).

Kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Disini dikenal saluran primer, sekunder dan tersier.

Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.

2. Irigasi Pompa Air

Irigasi pompa air adalah irigasi dimana air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air.

Kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengaliri sawah.

3. Irigasi Gravitasi

Irigasi gravitasi adalah irigasi yang memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat yang membutuhkan.

Umumnya irigasi ini banyak digunakan di Indonesia. Ada 3 jenis irigasi gravitasi diantaranya:

  • Irigasi genangan liar.
  • Irigasi genangan dari saluran.
  • Irigasi alur dan gelombang.

4. Irigasi Penyemprotan (Sprinkler Irrigation)

Irigasi ini adalah pemberian air dengan cara penyemprotan atau dengan meniru hujan (springkling), air yang disemprotkan akan seperti kabut.

Sehingga tanaman mendapatkan air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

5. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes (Trickle Irrigation)

Irigasi ini memiliki yang prinsipnya mirip dengan irigasi siraman/penyemprotan namun pipa tersiernya dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karena hanya menetes saja.

Keuntungan sistem ini yaitu tidak ada aliran permukaan.

6. Irigasi Lokal

Adalah ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu.

Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

7. Irigasi Tradisional dengan Ember.

Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.

fbWhatsappTwitterLinkedIn