Seni

Unsur-Unsur dalam Pertunjukan Wayang dan Makna Filosofisnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pagelaran seni wayang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak abad 11, ketika kakawin Arjuna Wiwaha dikarang. Wayang merupakan kebudayaan asli Jawa yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia sejak 7 November 2003.

Dalam menggelar pertunjukan wayang, ada sejumlah piranti atau peralatan yang diperlukan guna mendukung jalannya pagelaran. Namun, mungkin tidak semua dari kita mengetahui bahwasanya selain cerita wayang itu sendiri, setiap piranti yang digunakan dalam pagelaran wayang menyimbolkan makna masing-masing.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa dalam pagelaran wayang melibatkan 2 unsur, yakni unsur benda dan unsur manusia. Berikut adalah unsur-unsur dalam pagelaran wayang beserta masing-masing piranti dan makna filosofis di dalamnya.

Unsur Benda

Unsur benda adalah segala peralatan berupa benda yang digunakan dalam pertunjukan wayang yang harus ada dan keberadaannya tidak dapat digantikan. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, ada sejumlah modifikasi yang dilakukan pada beberapa peralatan untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

1. Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan wayang yang terbuat dari kulit. Biasanya kulit yang digunakan adalah kulit sapi, kambing, maupun kerbau.

Proses pembuatan wayang kulit sendiri memakan waktu yang cukup panjang, dari mulai proses penyamakan kulit, pembuatan pola, pengukiran, hingga perwarnaannya.

Wayang kulit sendiri melambangkan paraga atau lakon (tokoh) dalam sebuah cerita wayang. Karena itu, bentuk dan corak wayang kulit sangat beragam tergantung tokoh apa yang digambarkannya. Secara umum wayang dimaknakan sebagai makhluk Tuhan.

2. Gamelan

Gamelan merupakan sejumlah alat musik yang digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang. Ada banyak jenis alat musik yang menjadi bagian dari perangkat gamelan ini, seperti gambang, bonang, gendang, gong, kempul, siter, dan lain sebagainya.

Berbagai jenis alat musik gamelan tersebut dimainkan bersamaan membentuk alunan musik yang disebut gending untuk mengiringi jalan cerita wayang yang dituturkan oleh dalang.

Bunyi gamelan yang ditabuh sepanjang pagelaran wayang menggambarkan berbagai bentuk perubahan yang ada di alam semesta dan isinya.

3. Kelir

Kelir adalah layar putih lebar yang digunakan pada pertunjukan wayang. Kelir biasanya terbuat dari kain mori berwarna putih yang dibentangkan.

Penonton wayang kulit biasanya akan melihat pertunjukan wayang dari balik kelir yang disorot blencong (lampu) sehingga wayang seakan-akan hidup. Dalam pertunjukan wayang, kelir merupakan simbol dari langit atau angkasa

4. Debog

Debog atau gedebok adalah batang pohon pisang yang digunakan dalam pertunjukan wayang sebagai tempat untuk menancapkan wayang.

Wayang-wayang yang akan dimainkan dalam pertunjukan akan disimping (dijajar) di sebelah kanan dan kiri dalang dengan aturan tertentu menurut adegan dalam cerita wayang yang akan disajikan.

Selain itu, pengaturan posisi simpingan wayang di kanan dan kiri juga melambangkan sifat baik dan sifat buruk tokoh wayang tersebut.

Dalam pertunjukan wayang, debog ini melambangkan bumi yang merupakan tempat berpijak bagi tokoh-tokoh dalam cerita wayang.

5. Blencong

Blencong merupakan lampu minyak yang secara khusus digunakan dalam pertunjukan wayang.  Blencong ini akan dinyalakan semalam suntuk selama pagelaran wayang berlangsung.

Blencong yang disorotkan pada kelir akan membentuk bayangan wayang yang tengah dimainkan pada balik kelir. Saat ini fungsi blencong sendiri sudah banyak digantikan keberadaannya dengan lampu listrik yang lebih praktis.

Blencong memiliki makna filosofis sebagai cahaya, matahari, bulan, dan bintang.

6. Cempala

Cempala merupakan peralatan yang terbuat dari kayu yang digunakan oleh dhalang untuk memberi aba-aba, perintah, atau tanda kepada wiraniyaga, wiraswara maupun waranggana.

Penggunaan cempala adalah dengan dijepit diantara jari-jari kaki kanan dhalang, sehingga meskipun kedua tangan dhalang sedang sibuk memainkan wayang, tetapi ia masih bisa memberi tanda kepada yang lainnya, seperti memberi perintah pada karawitan untuk mengawali, mengubah, atau menghentikan gamelan, dan selainnya.

7. Kepyak atau Keprak

Kepyak berwujud lempengan tipis sebanyak 3 sampai 4 buah terbuat dari logam kuningan atau besi. Kegunaan kepyak hampir mirip dengan cempala, namun suara yang dihasilkan berbeda.

Bunyi kepyak dihasilkan karena ditendang oleh dhalang ataupun karena dipukul dengan cempala. Dalam kesenian wayang Kepyak menggambarkan aliran air atau darah.

8. Kotak Wayang

Kotak wayang merupakan tempat untuk menaruh dan menyimpan wayang saat tidak digunakan. Kotak wayang biasanya terbuat dari kayu dengan ukuran lebar 1,5 meter dan panjang 2,5 meter. Pada kotak wayang ini juga kepyak digantungkan.  Kotak ini menggambarkan arti kehidupan.

9. Kayon atau Gunungan

Yaitu wayang yang bentuknya seperti daun besar. Kayon ini melambangkan gunung, hutan, api, lautan, prahara, angin, dan semisalnya.

Unsur Manusia

Unsur manusia adalah orang-orang yang terlibat dan memiliki peran penting bagi jalannya pertunjukan wayang, yakni sebagai berikut:

1. Dalang

Dalang adalah orang yang menjadi tokoh sentral dalam pagelaran wayang. Dalang merupakan sutradara sekaligus artis yang melakukan pertunjukan wayang . Dalang melambangkan logika, pemikiran, intuisi, imajinasi, perasaan, dan hawa nafsu manusia yang menggerakkan raga.

2. Penyimping atau Panyumbing

Penyimping merupakan sosok yang membantu dalang dalam mempersiapkan pertunjukan. Penyimping memiliki tugas untuk menyimping, yaitu menyusun wayang-wayang yang akan digunakan dalam pertunjukan pada debog (simpingan) secara berurutan sesuai dengan adegan dalam cerita.

Penyimping juga bertugas menempatkan kotak wayang dan kepyak, menyediakan cempala, menata blencong, dan selainnya.

3. Niyaga atau Pangrawit

Niyaga atau Pangrawit adalah sebutan bagi orang yang memainkan gamelan. Panjak memiliki kemahiran khusus untuk memainkan gendhing sesuai dengan permintaan dalang.

Oleh karenanya, seorang panjak harus juga memahami lakon dan isi dari cerita wayang yang dipertunjukkan.

Seorang panjak harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan alunan gendhing yang dimainkannya dengan cerita yang tengah ditampilkan oleh dhalang.

4. Waranggana atau Pesinden

Waranggana adalah penyanyi wanita atau yang lebih dikenal dengan nama pesinden. Seorang waranggana selain harus bisa menyanyi dengan merdu, juga harus memiliki fisik yang prima karena mereka harus mengiringi pertunjukan wayang yang bisa digelar semalam suntuk.