Zaman Mesolitikum : Pengertian, Ciri-ciri, Corak dan Peninggalan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Zaman Prasejarah adalah zaman dimana manusia menjalani kehidupannya sebelum kehidupan manusia di era modern. Zaman prasejarah terbagi menjadi 4 periode, yaitu zaman paleolitikum, zaman mesolithikum, zaman megalitikum dan zaman neolitikum.

Pengertian zaman mesolitikum

Zaman mesolitikum

Mesolitikum berasal dari bahasa yunani, yaitu “mesos” yang artinya tengah, dan “lithos” yang artinya batu. Zaman mesolitikum disebut juga sebagai Zaman Batu Madya, merupakan zaman yang berada diantara dua zaman batu yaitu setelah Zaman Batu Tua (Paleolitikum) dan sebelum Zaman Batu Muda (Neolitikum).  

Zaman mesolitiikum diperkirakan berlangsung pada masa Holosen yaitu sekitar 10 ribu tahun yang lalu. Pada masa mesolitikum kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan masa paleolitikum yaitu masih mengumpulkan makanan, berburu, dan menangkap ikan. Hanya saja pada masa zaman mesolitikum, manusia mulai hidup menetap di gua, sungai, atau di tepi pantai.

Keadaan alam pada masa zaman mesolitikum lebih stabil dan manusia yang disebut homo sapien, yang berada pada zaman ini jauh lebih cerdas dari manusia pendahulunya. Sehingga perkembangan kebudayaan di zaman mesolitikum berlangsung lebih cepat dibanding pada masa zaman paleolitikum.

Pada zaman mesolitikum ini alat-alat perkakas yang digunakan hampir sama dengan zaman sebelumnya, hanya bentuknya sudah lebih dihaluskan. Tidak hanya itu, manusia pada zaman mesolitikum juga sudah mampu membuat gerabah dari tanah liat.

Ciri-Ciri Zaman Mesolitikum

Zaman mesolitikum mempunyai ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan zaman sebelum maupun sesudahnya. Berikut ini ciri-ciri zaman mesolithikum, diantaranya:

  • Pada zaman mesolitikum manusia sudah mulai menetap di gua-gua, di pinggir sungai, atau di pinggir pantai.
  • Manusia pada zaman mesolitikum sudah bisa bercocok tanam, dan menerapkan sistem mengumpulkan makanan (food gathering)
  • Sudah mengenal seni lukis dan kerajinan dengan membuat gerabah dari tanah liat.
  • Alat-alat yang digunakan didominasi dengan tulang dan bebatuan kasar. Seperti Flakes (alat serpih), ujung mata panah, pipisan (batu giling), kapak genggam (pebble), kapak pendek (hache courte), alat-alat dari tulang (bone culture).
  • Perkakasnya memiliki tekstur yang lebih halus dibanding zaman sebelumnya.
  • Ditemukannya Kjokkenmoddinger (tumpukan sampah dapur) yang berupa tumpukan fosil kulit kerang atau siput membentuk bukit setinggi +7 Meter.
  • Sudah mengenal kepercayaan.

Corak kehidupan zaman mesolitikum

Kehidupan manusia pada zaman mesolitikum tidak jauh berbeda dengan kehidupan manusia pada masa zaman paleolitikum yaitu masih berburu dan mengumpulkan makanan. Namun, manusia di zaman mesolitikum lebih cerdas dibanding dengan manusia pendahulunya.

Tidak hanya itu, manusia pada zaman mesolitikum sudah meninggalkan hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat dan mulai hidup dengan menetap atau memabangun tempat tinggal semi permanen di gua-gua, di pinggir pantai, atau di pinggir sungai.

Selain tinggal di dalam gua, manusia di zaman mesolitikum juga tinggal di sepanjang pantai dengan mendirikan rumah panggung sederhana. Oleh karena itu, di sepanjang pantai timur sumatera (antara langsa sampai medan) banyak ditemukan tumpukan dapur (kjokkenmoddinger) berupa fosil kulit kerang atau siput.

Pada zaman mesolitikum sudah mulai bercocok tanam dengan teknik yang sangat sederhana. Mereka mulai menanam umbi-umbian, penanaman dilakukan secara berpindah-pindah menyesuaikan kesuburan tanah. Tidak hanya bercocok tanam, namun juga manusia pada zaman mesolitikum belajar menjinakan hewan dan menjadikannya sebagai hewan ternak.

Mereka juga sudah mulai mengenal kerajinan dengan ditemukannya gerabah yang terbuat dari tanah liat, walaupun teknik pembuatannya masih sangat sederhana.

Peninggalan zaman mesolitikum

Peninggalan zaman mesolitikum ditemukan di pulau jawa, bali, sumatra dan nusa tenggara timur. Berikut ini peninggalan manusia di zaman mesolitikum, yaitu:

1. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Kjokkenmoddinger

Peninggalan pada zaman mesolithikum yaitu kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa denmark, yaitu “kjokken” artinya dapur dan “modding” artinya sampah. Kjokkenmoddinger merupakan tumpukan sampah dapur yang berupa kulit kerang atau siput yang menumpuk seperti bukit. Tinggi bukit kerang tersebut mencapai sekitar 7 meter.

2. Abris Sous Roche

 Abris sous roche

Peninggalan pada zaman mesolitikum selanjutnya yaitu abris sous roche. Abris sous roche adalah gua bekas tempat tinggal manusia purba di zaman mesolitikum. Peninggalan ini pertama ditemukan pada tahun 1928-1931 di goa Lawa oleh Dr. Van Stein Callenfels.

Fungsi abris sous roche yaitu sebagai tempat berlindung manusia pada zaman mesolitikum dari cuaca dan binatang buas.

3. Kapak Sumatra

Kapak Sumatra

Kapak Sumatra merupakan peninggalan zaman mesolitikum yang ditemukan di dalam kjokkenmoddinger. Kapak genggam sumatra ini berbeda dengan chopper atau kapak genggam di zaman paleolitikum.

4. Alat tulang

Alat Tulang

Peninggalan zaman mesolitikum selanjutnya yaitu alat yang berupa tulang. Pada penelitian di goa Lawa, sampung Jawa Timur tahun 1928-1931, sebagian besar peninggalan yang ditemukan berupa tulang dan disebut sebagai sampung bone culture oleh para peneliti.

5. Batu pipisan

Batu Pipisan

Batu pipisan adalah batubata penggiling beserta landasannya yang berfungsi untuk menggiling makanan dan menghaluskan pewarna atau cat merah. Cat tersebut digunakan untuk kegiatan terkait kepercayaan. Peninggalan zaman mesolitikum ini ditemukan di sumatra utara, sampung di ponorogo, gua prajekan besuki di Jawa Timur, dan Bukit Remis Aceh.

6. Kebudayaan Toala

Kebudayaan Toala

Kebudayaan toala adalah kebudayaan dari suku bangsa toala yang mendiami gua-gua di Lamoncong, Sulawesi Selatan sampai akhir abad ke-19. kebudayaan toala meninggalkan flake, alat-alat tulang, dan serpih bilah. Ujung serpih yang runcing dapat menjadi alat penusuk yang berguna untuk melubangi benda, seperti kulit.

Salah satu ciri khas kebudayaan toala yaitu lukisan-lukisan di gua-gua tempat tinggal warga suku toala, seperti cap tangan dan lukisan babi hutan yang dicat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn