Daftar isi
Tari serimpi adalah salah satu tarian tardisional yang berasal dari daerah Yogyakarta dan Surakarta. Tari serimpi dipercaya telah ada sejak masa Kerajaan Mataram. Tepatnya yaitu pada tahun 1600an saat Sultan Agung masih memimpin Mataram.
Pada saat itu tari serimpi merupakan salah satu tarian sakral yang hanya ditampilkan saat sultan naik takhta ataupun pada acara peringatan kerajaan lainnya. Pada tahun 1700an saat kerajaan Mataram pecah menjadi dua daerah Surakarta dan Yogyakarta tarian ini juga memiliki dampak dari kejadian tersebut.
Tari serimpi sendiri memiliki tiga cerita utama yang dapat dipilih salah satunya pada suatu pementasan yaitu, Mahabarata, cerita Menak, dan legenda Jawa.
Pada suatu tarian unsur waktu menjadi salah satu unsur yang menentukan durasi lamanya tarian tersebut saat ditampilkan. Total durasi waktu sendiri ditentukan oleh tempo musik (yang secara langsung mempengaruhi cepat lambatnya penari dalam bergerak) dan panjang pendeknya ketukan (ritme) dalam melakukan setiap gerakan.
Unsur waktu utama yang sangat mempengaruhi tari serimpi yaitu gerakan. Berikut akan dijelaskan unsur waktu yang diperluka oleh pementasan tari serimpi dalam sekali pentas dengan tiga gerak dasar dalam tari serimpi, yaitu :
Maju Gawang
Maju gawang adalah gerakan pertama yang dilakukan oleh para penari serimpi. Gerakan ini biasanya dilakukan saat penari memasuki arena pentas. Nama lain dari gerakan ini adalah kapang-kapang.
Pada gerakan ini penari akan berjalan belok ke kiri atau ke kakan sesuai dengan pola lantai yang telah disepakati. Gerakan maju gawang diakhiri dengan posisi penari yang duduk yang mana diartikan penari siap untuk menari.
Pokok
Pokok adalah gerakan inti dari tari serimpi. Gerakan pokok adalah gerakan yang menampilkan adegan sesuai dengan alur cerita yang ingin disampaikan. Dalam gerakan pokok terdapat beberapa properti yang biasanya digunakan untuk menunjang.
Properti busana biasanya para penari serimpi menggunakan pakaian adat pengantin Yogyakarta. Pada beberapa lakon cerita terkadang para penari menggunakan properti lain seperti keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing, dan pistol.
Mundur Gawang
Mundur gawang adalah kebalikan dari maju gawang. Jika maju gawang adalah gerakan penari menuju panggung pentas, maka mundur gawang adalah gerakan akhir pada pementasan tari serimpi. Gerakan ini ditandai dengan penari keluar dari panggung pentas.
Unsur waktu lainnya yang masuk dalam unsur waktu tari serimpi yaitu musik pengiring. Dengan gerakan penari yang disesuaikan dengan musik pengiring berikut adalah penjelasan musik pengiring tari serimpi. Salah satu alat musik khas yang mengiringi tarian serimpi adalah gamelan Jawa.
Saat para penari masuk dan keluar dari panggung, musik pengiringnya adalah gending sabrangan. Kemudian akan diikuti dengan gending ageng atau tengahan, serta gending ladrang. Pada saat tari serimpi mengambil alur cerita peperangan, maka musik pengiringnya adalah ayak-ayakan dan sebrengan.
Tari serimpi umumnya dibawakan oleh empat orang penari perempuan dan keempat penari ini akan menggambarkan kegagahan seorang prajurit. Sebagian besar untuk tari serimpi yang dibawakan di daerah Surakarta saat ini lebih banyak mempertontontan kegagahan prajurit Pura Mangkunegaran.
Gerakan yang dilakukan biasanya adalah gerka maju beksan dan gerak tari perang memakai keris dan panah. Karena tarian ini berkembang di dua wilayah, tari serimpi memiliki beberapa nama sesuai dengan lakon cerita di derah tersebut. Berikut adalah nama-nama tari serimpi di Yogyakarta.
- Serimpi Babar Layar
- Serimpi Dhempel
- Serimpi Dhendang Sumbawa
- Serimpi Gambirsawit
- Serimpi Genjung
- Serimpi Hadi Wulangunbrata
- Serimpi Iim-irim
- Serimpi Jaka Mulya
- Serimpi Jebeng
- Serimpi Jemparing
- Serimpi Kadarwati
- Serimpi Kandha
- Serimpi Lala
- Serimpi Layu-Layu
- Serimpi Lobong
- Serimpi Ludiromadu
- Serimpi Pramugari
- Serimpi Muncar
- Serimpi Sekarsemeru
- Serimpi Sudoroweti
- Serimpi Tamenggita
- Serimpi Teja
- Serimpi Tanjunganom
- Serimpi Merakkesimpir
- Serimpi Ringgitmunggeng kelir
Sedangan untuk tari serimpi dari wilayah Surakarta biasanya memiliki beberapa nama sesuai lakon ceritanya sebagai berikut.
- Serimpi Anglirmendung
- Serimpi Bondan
- Serimpi Ganda Kusuma
- Serimpi Gendiyeng
- Serimpi Glondongpring
- Serimpi Jayaningsih
- Serimpi Lobong
- Serimpi Sangupati
- Serimpi Sukarsih
- Serimpi Tamenggita
- Serimpi Mandrarini
Sekalipun memiliki banyak cerita lakon yang disesuaikan dengan namanya, tari serimpi memiliki banyak sekali penggemar. Hal ini terbukti meskipun tergolong tari klasik banyak sekali penonton yang menonton setiap kali pertunjukkan tari serimpi digelar.
Dengan seringnya pegelaran tari klasik seperti tari serimpi dipertontontankan maka harapannya akan semakin banyak orang yang mengenal tari serimpi sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia.
Sebagaimana tari saman yang telah diakui UNESCO, harapan kedepannya tari serimpi juga bisa mendapat pengakuan dari dunia sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia.