Penjaskes

8 Atlet Sepak Bola Indonesia yang Berprestasi

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga jenis bola besar yang mempunyai banyak penggemar di Indonesia. Kehadirannya di tengah masyarakat Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan. 

Tak heran jika dunia sepak bola Indonesia telah banyak melahirkan atletnya yang berprestasi seperti berikut ini. 

1. Bambang Pamungkas

Nama Bambang Pamungkas tentu sudah sangat akrab bagi telinga masyarakat Indonesia baik pecinta maupun yang bukan penyuka sepak bola. Pria yang kerap dipanggil BePe ini lahir di Getas, Semarang, 10 Juni 1980 lalu. Sejak usianya 8 tahun pemain bernomor punggung 20 ini sudah bergabung dengan klub sepak bola daerah seperti seperti di SSB Getas), SSB Ungaran Serasi dan Klub Diklat Salatiga. 

Nama Bambang Pamungkas mulai dikenal publik ketika ia diturunkan dalam ajang Piala Nasional. Dalam laga internasional pertamanya tersebut BePe berhasil mendapatkan gelar “top Dari prestasi tersebut Bambang Pamungkas akhirnya bergabung dengan divisi tiga Belanda, EHC Norad selama empat bulan dan kembali ke tanah air. 

Selama karirnya BePe lebih banyak mengabdi ke klub Persija Jakarta meski pernah berpindah ke Pelita Bandung Raya. BePe akhirnya memutuskan gantung sepatu pada 17 Desember 2019. 

2. Osvaldo Haay

Osvaldo Haay merupakan atlet muda sepak bola Indonesia yang saat ini memperkuat tim persija Jakarta sebagai penyerang. Pemilik no punggung 46 ini merupakan putra dari Jayapura yang lahir pada tanggal 17 Mei 1998. 

Pemilik nama asli Osvaldo Ardiles Haay ini pertama kali muncul pada saat ia membela tim Persipura Jayapura dalam Piala Jenderal Sudirman 2015. Sejak saat itu prestasinya mulai dipertimbangkan hingga ia dipercaya turun lapangan pada SEA Games 2019. 

Pemain yang dijuluki sebagai “Kuda Hitam” ini pada awal pertandingan SEA Games 2019 selalu menjadi pemain cadangan. Meski begitu pria keturunan Papua-Jawa ini berhasil menjadi top scorer dengan perolehan 8 gol. 

Sebelumnya, ketika Osvaldo berada di tim persebaya dirinya terpilih menjadi pemain terbaik dalam Liga 1 tahun 2018. Ia juga sukses membawa Persebaya keluar sebagai runner up Piala Presiden tahun 2019.

3. Boaz Salosa

Sebelum hadirnya Osvaldo Haay, Indonesia Timur sudah memiliki putra terbaiknya dalam dunia olahraga khususnya sepak bola yakni Boaz Salossa. Dilahirkan di Sorong, Papua Barat, 16 Maret 1986, Boaz memiliki nama lengkap Boaz Theofilius Erwin Solossa alias Boaz. 

Karirnya bermula pada saat ia bergabung dengan klub PS Putra Yohan di Papua pada tahun 1999. Skill Boaz kemudian dipercaya pelatih untuk menjadi kapten di Tim PON Papua ke-16 yakni tahun 2004. Dalam ajang tersebut atlet yang akrab disapa Boci ini berhasil mencetak 10 gol.i

Sejak saat itu ia dilirik oleh pelatih timnas dan membawanya ke Piala Tiger 2004, pertandingan tingkat Asia Tenggara, Asia bahkan kualifikasi Piala Dunia.  

Saat ini Boaz bergabung dengan Borneo FC setelah 10 tahun membela Persipura Jayapura. 

4. Kurniawan Dwi Yulianto

Atlet kelahiran Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 13 Juli 1976 ini merupakan pemain sepak bola legendaris Indonesia. Kurniawan Dwi Yulianto atau lebih dikenal sebagai Ade mengawali karir sepakbolanya di klub Diklat Salatiga. Dari klub tersebutlah kemampuan menggocek si kulit bundar Ade meningkat hingga berkesempatan untuk pergi ke Italia pada Program Timnas Primavera dan bergabung dengan tim Primavera Sampdoria pada tahun ke 2.

Performanya di Eropa mengundang decak kagum hingga dipinjam oleh tim divisi utama Liga Swiss, FC Luzern untuk musim.

Namun si pemain yang berjulukan “si kurus” ini memilih kembali ke Indonesia pada tahun 1995 dan bergabung dengan Pelita Jaya. Ade sering bergonta-ganti klub dan yang terakhir sebelum ia pensiun pada 2013 ia berada di Persipon Pontianak. 

Setelah pensiun Ade dipercaya untuk melatih Klub Liga Super Malaysia yakni Sabah FC sampai akhir tahun 2021.

5. Widodo C Putro 

Widodo Cahyono Putro atau lebih sering dikenal dengan nama Widodo C Putro merupakan putra terbaik dari kota Cilacap, Jawa Tengah. Widodo yang lahir pada 8 November 1970 merupakan pemain penyerang terbaik pada masanya. 

Prestasinya mulai dilirik ketika ia memperkuat Petrokimia Putra Gresik hingga akhirnya dipercaya untuk berlaga di Piala AFC 1996. Dalam laga tersebut Widodo mencuri perhatian publik lewat tendangan salto nya yang berhasil menjebol pertahanan gawang Kuwait.

Setelah memutuskan untuk pensiun pada tahun 2004, Widodo dipercaya untuk menjadi pelatih tim Petrokimia Putra Gresik selama satu musim.   

Setelah lepas dari tim yang dulu diperkuat, ia dipercaya menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia SEA Games, Pra Olimpiade, serta Kualifikasi Piala Asia.

6. Firman Utina

Pria yang lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 15 Desember 1981 yakni Firman Utina sukses menjadi salah satu gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ketika usianya 12 yakni tahun 1993 tahun Firman bergabung dengan Indonesia Muda Manado FC. 

Setelah penampilannya yang gemilang Firman yang dianggap “anak emas” oleh timnya ini memperkuat beberapa klub besar seperti  Arema Malang, Pelita Jaya, Persija Jakarta, hingga Sriwijaya FC.

Kemampuannya bahkan mengantarkannya untuk menggantikan pemain legendaris Bambang Pamungkas sebagai kapten di Piala Suzuki AFF 2010. Pada ajang tersebut atlet yang disebut sebagai  “The Trophy Collector” ini dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Pemain dengan nomor punggung 15 ini memutuskan gantung raket pada Liga 1 2017  setelah memperkuat tim Bhayangkara FC. 

7.  Ponaryo Astaman

Saat ini nama  Ponaryo Astaman mungkin lebih dikenal sebagai komentator sepak bola. Namun sebelum itu ia pernah dipercaya untuk memperkuat timnas Indonesia bahkan menjadi kapten timnas. Atlet kelahiran Balikpapan pada tanggal 25 September 1979 ini pertama kali bergabung dengan klub Persiba Balikpapan pada tahun 1997.

Ponaryo dalam laga Piala Asia 2004 berhasil menerobos pertahanan Qatar dan membawa Indonesia pada kemenangan pertamanya. Kemampuan Ponaryo pernah menarik klub Super Liga Malaysia yaitu Malacca Telekom. Namun ia kembali ke timnas Indonesia dan dipercaya untuk memimpin tim dalam Piala Asia 2007.

Saat ini Ponaryo masih aktif membela timnas dan berada di klub Sriwijaya FC sebagai gelandang dengan nomor punggung 11. 

8. Rochy Putiray

Rochy Putiray merupakan salah satu atlet sepak bola terbaik Indonesia yang identik dengan penampilan warna-warni baik dari rambut hingga sepatu. Namun pria kelahiran Maluku pada 26 Juni 1970 ini terkenal bukan karena hal tersebut tetapi lewat prestasinya yang berhasil menjebol gawang AC Milan. 

Aksi Rochyat tersebut terjadi ketika ia sedang berada di Liga Hong Kong dengan klub Kitchee pada Mei 2004. Karir internasionalnya semakin cemerlang ketika dirinya dipercaya oleh Happy Valley, Kitchee SC, hingga South China AA. 

Sementara itu prestasinya di tanah air sudah lebih dulu tercetak yakni dengan membawa timnas Indonesia menjadi juara SEA Games di Filipina tahun 1991. Klub lokal yang pernah ia bela antara lain PSM Makassar, Persijatim Solo FC (Sriwijaya FC), PSPS Riau, dan PSS Sleman.