Sejarah

Australopithecus Garhi: Sejarah – Ciri dan Kehidupannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika mempelajari tentang asal-usul manusia tentu tidak lepas dari pembahasan mengenai manusia purba kala. Ada banyak fosil-fosil manusia yang ditemukan baik di Indonesia maupun di luar negeri seperti di benua Amerika, Eropa dan Afrika. 

Fosil-fosil manusia purba tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa genus dan spesies. Pada pembahasan kali ini kita akan berfokus pada spesies Australopithecus Garhi yang merupakan bagian dari cabang keluarga Australopithecus.

Siapa itu Australopithecus Garhi?

Australopithecus terdiri dari 8 spesies yang mana salah satunya adalah Australopithecus Garhi yang hidup pada masa Pleistosen awal yakni 2,6–2,5 juta tahun silam. Mereka hidup di sekitar Afar Ethiopia, Afrika Timur. Keunikan dari manusia purba jenis ini adalah dianggap sebagai spesies yang hidup sebelum masa manusia homo namun sudah mampu membuat perkakas dari batu baik sebagai alat pemotong maupun yang lainnya. 

Sejarah Penemuan Australopithecus Garhi 

Spesimen pertama dari Au. Garhi ditemukan pada tanggal 17 November 1996 oleh  T. Assebework di Ethiopia. Beberapa hari kemudian fosil lainnya ditemukan di tempat yang sama oleh White berupa tulang paha, humerus bagian kanan, ulna, fibula parsial, kaki, serta tulang rahang. 

Untuk melengkapi spesimen agar lebih mudah diidentifikasi maka proses pencarian terus dilanjutkan. Hingga akhirnya pada tahun berikutnya yakni 17 November 1997 spesimen lainya ditemukan yakni berupa mandibula lengkap oleh Alban Defleur yang merupakan seorang Paleontolog berkebangsaan Perancis. 

Tiga hari kemudian, Paleoantropolog Ethiopia menemukan spesimen fragmen tengkorak di tempat yang tidak jauh dari lokasi penemuan pertama. Setelah diteliti akhirnya para ahli mengungumkan penemuan spesies ini pada tahun 1999. Australopithecus Garhi dipublikasikan oleh para paleoantropologi asal Perancis diantaranya adalah Berhane Asfaw, Tim D. White, Owen Lovejoy, Bruce Latimer, Scott Simpson, dan Gen Suwa.

Penggunaan nama “Garhi” yang mempunyai makna “mengejutkan” dalam bahasa Ethiopia karena karakteristik yang dimiliki mereka unik hingga membuat para ilmuwan terkejut. Ciri khas berbeda tersebut terdapat pada gigi belakang yang memiliki ukuran lebih besar daripada spesies lainnya. 

Ciri-ciri Australopithecus Garhi

Berikut ini adalah anatomi atau ciri-ciri yang dimiliki oleh manusia kera Australopithecus Garhi. 

  • Otak dan Tengkorak
    Australopithecus garhi memiliki volume otak rata-rata dari spesies Australopithecus lainnya yakni sekitar 450 cc. Di sepanjang garis tengkorak ditemukan adanya puncak sagital sehingga dapat menopang rahang yang besar.
  • Gigi dan Rahang
    Australopithecus garhi memiliki gigi belakang yang unik yaitu ukurannya yang sangat besar dibandingkan dengan manusia Australopithecus lainnya. Begitu juga dengan ukuran gigi pasca-kaninus, geraham dan premolar. Sementara itu bagian rahang berbentuk menonjol keluar atau disebut dengan istilah rahang prognati. Susunan gigi berbentuk arcade persegi panjang atau membentuk huruf U. Bagian rahang atas terdapat celah-celah antara gigi seri yang umum dimiliki oleh manusia purba kala.
    Kerangka dan Tubuh 
    Para ahli masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai berapa ukuran tinggi badan Australopithecus garhi. Namun perkiraan sementara mereka sedikit lebih besar dari spesies Au. Afarensis. Antara laki-laki dan perempuan diperkirakan memiliki ukuran tubuh yang berbeda dimana yang laki-laki lebih besar dari perempuan. Bagian kaki Australopithecus garhi lebih panjang dari ukuran Australopithecus lainnya. Hal serupa juga terlihat pada bagian tangkai dan lengannya. 

Kehidupan Australopithecus Garhi 

Setiap manusia purba atau pun spesies makhluk hidup lainnya akan memiliki kehidupan sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan mereka agar dapat bertahan. Berikut ini adalah gambaran kehidupan yang dimiliki oleh Australopithecus garhi. 

Kebudayaan 

Sebagian besar anggota Australopithecus masih hidup dengan menggunakan alat-alat sederhana. Namun ada pula yang sudah mampu menggunakan alat bantu atau perkakas seperti yang dilakukan oleh Au. garhi. Mereka membuat perkakas sederhana yang terbuat dari batu. 

Hal tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan penemuan tulang antelop di sekitar situs gua tempat ditemukannya Au. garhi. Tulang antelop tersebut menunjukkan bekas luka akibat goresan batu. Tak hanya bekas luka namun juga ditemukan adanya bekas potongan dan juga bekas benturan yang serupa dengan luka dari pukulan palu. 

Meski demikian hingga saat ini belum ditemukan adanya perkakas batu tersebut. Sehingga kemampuan menggunakan perkakas batu oleh manusia Au. garhi ini masih memerlukan penelitian lebih dalam lagi. 

Pola Makan

Dengan ditemukannya tulang belulang antelop maka para ahli menyimpulkan bahwa spesies ini terkadang memakan daging. Selain daging mereka juga memenuhi kebutuhan mereka dengan tumbuh-tumbuhan seperti rumput dan daun. Gigi besar mereka juga menunjukkan bahwa Au garhi merupakan spesies yang mengkonsumsi bahan makanan yang lebih keras. 

Tempat Tinggal dan Persebaran 

Australopithecus garhi merupakan spesies makhluk hidup yang mendiami Afrika Timur khususnya di sekitar situs Bouri, Ethiopia. Mereka umumnya memilih padang rumput savanah sebagai tempat tinggal mereka. 

Perilaku dan Pertumbuhan 

Bagian tangan Au. garhi terutama pada tulang falang menunjukkan adanya lengkungan yang mirip dengan tangan dan lengan kera. Hal tersebut memungkinkan mereka memiliki kemampuan untuk memanjat pohon. 

Bagian kaki juga menunjukkan adanya adaptasi ke arah berjalan dengan menggunakan dua buah kaki atau bipedalisme. Teori lainnya dari para ahli adalah Au garhi memiliki fase perkembangan tubuh yang sedikit berbeda dengan spesies lainnya. Australopithecus garhi memiliki masa kanak-kanak yang lebih singkat dibandingkan yang lainnya. 

Hubungan dengan Spesies Lainnya 

Hubungan antara Australopithecus garhi dengan spesies lainnya masih menjadi tanda tanya bagi kalangan ahli. Hal tersebut dikarenakan kurang lengkapnya spesimen yang dikumpulkan. 

Saat ini struktur dan ciri fisiknya paling menyerupai Australopithecus afarensis sehingga para ahli menduga ada keterkaitan antara keduanya. Kemungkinannya adalah Au. afarensis berevolusi menjadi Au. garhi.