Autoklaf: Jenis, Prinsip Kerja, Bagian dan Cara Menggunakan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam dunia medis, sterilisasi adalah prasyarat penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran infeksi. Salah satu peralatan yang krusial dalam proses sterilisasi adalah autoklaf. Autoklaf adalah mesin yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya pada peralatan medis dan laboratorium melalui pemanasan uap bertekanan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang autoklaf, mulai dari prinsip kerjanya, jenis-jenis autoklaf yang umum digunakan, hingga pentingnya menjaga autoklaf agar tetap dalam kondisi yang baik dan efektif.

Apa Itu Autoklaf

Autoklaf adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi benda-benda dengan menggunakan uap bertekanan. Proses sterilisasi dilakukan dengan tujuan menghilangkan atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan spora yang dapat menyebabkan infeksi.

Autoklaf umumnya digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam industri medis, farmasi, laboratorium, dan juga dalam pengolahan makanan. Alat ini sangat penting untuk memastikan kebersihan dan keamanan dalam penggunaan peralatan medis, instrumen laboratorium, dan bahan-bahan yang akan digunakan.

Prinsip kerja autoklaf didasarkan pada kombinasi panas dan tekanan. Ketika benda yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf, uap air bertekanan tinggi dihasilkan dan suhunya ditingkatkan. Kombinasi antara suhu tinggi dan tekanan yang tinggi ini akan membunuh mikroorganisme yang ada pada benda tersebut.

Jenis Autoklaf

1. Prevacuum atau Highvacuum Autoclave

Prevacuum atau Highvacuum Autoclave

Jenis autoklaf ini mengadopsi pendekatan yang berbeda dalam proses sterilisasi. Dalam waktu 8 hingga 10 menit, udara seluruhnya dievakuasi terlebih dahulu sebelum uap dimasukkan ke dalam autoklaf dalam keadaan pravakum.

Tekanan uap meningkat dan mencakup seluruh alat atau bahan yang akan disterilkan. Autoklaf ini bekerja pada suhu 132 hingga 135 derajat Celsius selama 3 hingga 5 menit.

2. Gravity Displacement Autoklaf

Gravity Displacement Autoklaf

Jenis autoklaf ini menggunakan prinsip gaya gravitasi. Udara akan bergerak ke arah bawah dan keluar dari autoklaf, sehingga yang tersisa di dalam ruang autoklaf hanya uap saja. Proses sterilisasi dimulai ketika suhu mencapai 121 hingga 134 derajat Celsius dalam rentang waktu 10 hingga 30 menit.

3. Steam Flush Pressure

Steam Flush Pressure

Pada jenis autoklaf ini, penggunaan uap dan tekanan di atas tekanan atmosfer dilakukan secara berulang melalui rangkaian proses. Waktu siklus dalam autoklaf ini tergantung pada benda yang akan disterilisasi.

4. General Autoclave

General Autoclave

Autoklaf jenis ini umumnya ditemukan di laboratorium umum. Menggunakan uap bertekanan 2 atm pada suhu 121 derajat Celsius selama 15 menit.

Bagian Autoklaf

Bagian Autoklaf

Adapun bagian-bagiannya:

  1. Tombol pengatur waktu (Timer)
  2. Katup pengeluaran uap
  3. Pengatur tekanan
  4. Klep pengaman
  5. Tombol On-Off
  6. Termometer
  7. Lempeng sumber panas
  8. Aquades
  9. Sekrup pengaman
  10. Batas penambahan air

Prinsip Autoklaf

Autoklaf bekerja berdasarkan prinsip utama yang melibatkan kombinasi panas, tekanan, dan uap untuk melakukan sterilisasi. Prinsip ini memastikan bahwa mikroorganisme yang ada pada benda yang akan disterilkan, seperti peralatan medis atau instrumen laboratorium, benar-benar dihilangkan atau dibunuh.

Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai prinsip kerja autoklaf:

1. Pemanasan

Salah satu langkah penting dalam proses autoklaf adalah pemanasan. Autoklaf menggunakan sumber panas, seperti elemen pemanas atau uap panas, untuk meningkatkan suhu di dalamnya. Suhu yang digunakan biasanya berkisar antara 121 hingga 135 derajat Celsius, tergantung pada jenis autoklaf dan bahan yang akan disterilkan.

2. Tekanan

Selain pemanasan, autoklaf juga menciptakan tekanan tinggi di dalamnya. Tekanan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme. Dengan meningkatkan tekanan di dalam autoklaf, suhu yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa mendidihnya air.

3. Uap

Uap air merupakan elemen kunci dalam proses sterilisasi autoklaf. Pada awal siklus sterilisasi, udara di dalam autoklaf dievakuasi atau dikeluarkan untuk menciptakan kondisi vakum.

Setelah itu, uap air dimasukkan ke dalam autoklaf untuk mengisi ruang yang telah dievakuasi. Uap air yang bersuhu tinggi dan bertekanan akan menyebar ke seluruh permukaan benda yang disterilkan, termasuk celah atau area yang sulit dijangkau.

4. Waktu

Waktu sterilisasi dalam autoklaf sangat penting. Lama waktu yang diperlukan bergantung pada jenis benda yang disterilkan, ukuran, dan kebutuhan sterilisasi. Waktu yang umum digunakan berkisar antara beberapa menit hingga beberapa puluh menit.

Selama proses sterilisasi, mikroorganisme pada benda yang disterilkan akan terpapar suhu tinggi, tekanan, dan uap air yang efektif dalam membunuh atau menghilangkan mereka. Proses ini menghancurkan dinding sel mikroorganisme, merusak enzim dan struktur seluler mereka, sehingga tidak dapat berkembang biak atau menyebabkan infeksi.

Penting untuk mencatat bahwa setiap jenis autoklaf dapat memiliki perbedaan dalam prinsip kerja atau variabel pengaturan yang digunakan, tergantung pada tujuan dan persyaratan sterilisasi. Namun, prinsip dasar pemanasan, tekanan, dan uap tetap menjadi fondasi utama dalam fungsi autoklaf untuk memastikan sterilisasi yang efektif dan aman.

Fungsi Autoklaf

Autoklaf memiliki beberapa fungsi penting dalam berbagai bidang, terutama dalam industri medis, farmasi, laboratorium, dan pengolahan makanan. Berikut adalah penjelasan rinci tentang fungsi-fungsi utama autoklaf:

1. Sterilisasi

Fungsi utama autoklaf adalah melakukan sterilisasi. Sterilisasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan spora yang dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan kesehatan.

Autoklaf menggunakan kombinasi panas, tekanan, dan uap untuk memastikan bahwa benda yang disterilkan menjadi bebas dari mikroorganisme yang berbahaya. Hal ini sangat penting dalam memastikan kebersihan, keamanan, dan efektivitas penggunaan peralatan medis, instrumen laboratorium, dan bahan-bahan lainnya.

2. Pencegahan Infeksi

Autoklaf berperan penting dalam pencegahan penyebaran infeksi. Dengan sterilisasi yang efektif, mikroorganisme patogen pada alat medis yang digunakan pada pasien dapat dihilangkan, mengurangi risiko infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya).

Autoklaf juga digunakan dalam sterilisasi peralatan bedah, instrumen gigi, jarum suntik, dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam prosedur medis. Dengan memastikan kebersihan dan sterilisasi yang tepat, risiko infeksi pada pasien dapat diminimalkan.

3. Keamanan Pangan

Autoklaf digunakan dalam industri pengolahan makanan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk. Bahan-bahan makanan seperti kaleng, botol, dan kemasan lainnya dapat disterilkan dengan autoklaf untuk menghancurkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau kerusakan produk.

Proses sterilisasi dengan autoklaf pada makanan seperti sayuran kaleng, daging kalengan, atau susu kaleng juga membantu memperpanjang umur simpan produk dan menjaga kebersihannya.

4. Penelitian dan Laboratorium

Autoklaf merupakan perangkat penting dalam penelitian dan laboratorium. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium seperti tabung reaksi, botol, pipet, dan instrumen lainnya. Sterilisasi yang tepat sangat kritis dalam menjaga keaslian dan keakuratan hasil penelitian serta untuk menghindari kontaminasi silang antara sampel dan percobaan.

Autoklaf juga digunakan dalam sterilisasi media pertumbuhan mikroba, seperti agar, untuk menumbuhkan dan mengidentifikasi mikroorganisme dalam penelitian ilmiah.

5. Kebersihan dan Higienes

Autoklaf berperan dalam menjaga kebersihan dan higiene di berbagai lingkungan, termasuk di rumah sakit, laboratorium, pabrik farmasi, dan pusat penelitian. Dengan memastikan perlengkapan dan bahan-bahan steril, autoklaf membantu mencegah kontaminasi silang dan penyebaran penyakit.

Autoklaf juga digunakan dalam sterilisasi alat-alat kecantikan, seperti gunting, pisau bedah, dan jarum tato, untuk memastikan praktik kecantikan yang aman dan bebas dari risiko infeksi.

Cara Kalibrasi Autoklaf

Kalibrasi autoklaf adalah proses penting untuk memastikan bahwa autoklaf berfungsi dengan akurat dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Melalui kalibrasi, keakuratan suhu, tekanan, dan waktu sterilisasi autoklaf dapat divalidasi dan disesuaikan jika diperlukan. Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai langkah-langkah dalam proses kalibrasi autoklaf:

1. Persiapan

Langkah pertama dalam kalibrasi autoklaf adalah mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan. Ini termasuk termometer kalibrasi yang akurat, alat pengukur tekanan, perangkat lunak kalibrasi (jika diperlukan), dan buku catatan untuk mencatat hasil kalibrasi.

2. Persiapan Autoklaf

Pastikan autoklaf dalam keadaan kosong dan bersih sebelum memulai kalibrasi. Bersihkan dan periksa komponen autoklaf seperti elemen pemanas, katup tekanan, dan sensor suhu untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan atau ketidaknormalan yang dapat mempengaruhi hasil kalibrasi.

3. Pengukuran Suhu

Pertama, kalibrasi suhu dilakukan dengan menggunakan termometer kalibrasi yang akurat. Tempatkan termometer di dalam autoklaf dan pastikan posisinya mewakili suhu yang akan diukur. Aktifkan autoklaf dan biarkan mencapai suhu yang ditentukan.

Bandingkan pembacaan termometer kalibrasi dengan pembacaan suhu yang ditampilkan oleh kontrol autoklaf. Jika ada perbedaan, sesuaikan atau kalibrasi kembali sensor suhu autoklaf sesuai dengan instruksi produsen.

4. Pengukuran Tekanan

Setelah pengukuran suhu selesai, langkah selanjutnya adalah mengukur tekanan autoklaf. Gunakan alat pengukur tekanan yang sesuai dan hubungkan ke katup tekanan autoklaf. Aktifkan autoklaf dan biarkan mencapai tekanan yang ditentukan.

Periksa pembacaan pada alat pengukur tekanan dan bandingkan dengan nilai yang diharapkan. Jika ada perbedaan, sesuaikan atau kalibrasi kembali katup tekanan atau sistem pengukuran tekanan autoklaf sesuai dengan instruksi produsen.

5. Kalibrasi Waktu Sterilisasi

Selain suhu dan tekanan, waktu sterilisasi juga perlu dikalibrasi. Gunakan stopwatch atau perangkat waktu yang akurat untuk mengukur waktu sterilisasi autoklaf.

Aktifkan autoklaf dan mulai hitung waktu sterilisasi sesuai dengan parameter yang ditentukan. Periksa hasil pengukuran waktu dengan waktu yang diharapkan. Jika ada perbedaan, sesuaikan atau kalibrasi kembali sistem waktu autoklaf sesuai dengan instruksi produsen.

6. Pemeliharaan dan Catatan

Setelah proses kalibrasi selesai, lakukan pemeliharaan rutin pada autoklaf, seperti membersihkan dan mengganti bagian yang aus atau rusak. Penting juga untuk mencatat hasil kalibrasi, termasuk pembacaan suhu, tekanan, dan waktu sterilisasi, serta tanggal kalibrasi dan identifikasi individu yang melakukan kalibrasi.

Hal ini penting untuk menjaga rekam jejak kalibrasi autoklaf dan memastikan bahwa autoklaf tetap dalam kondisi yang sesuai dengan standar.

Kalibrasi autoklaf harus dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh produsen atau otoritas regulasi. Proses ini membantu memastikan bahwa autoklaf bekerja dengan akurat dan dapat diandalkan dalam menjalankan fungsi sterilisasi yang penting.

Dengan melakukan kalibrasi yang tepat, autoklaf dapat memberikan hasil sterilisasi yang konsisten dan memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang ditetapkan.

Cara Pemeliharaan Autoklaf

Pemeliharaan autoklaf merupakan langkah penting dalam menjaga kinerja, keamanan, dan umur pakai autoklaf. Dengan melakukan pemeliharaan yang teratur, autoklaf dapat berfungsi dengan baik dan memastikan hasil sterilisasi yang optimal. Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai langkah-langkah dalam pemeliharaan autoklaf:

1. Pembersihan Rutin

Langkah pertama dalam pemeliharaan autoklaf adalah pembersihan rutin. Setelah setiap penggunaan atau siklus sterilisasi, pastikan untuk membersihkan bagian dalam dan luar autoklaf dengan hati-hati.

Gunakan deterjen yang direkomendasikan dan lap bersih untuk membersihkan permukaan, rak, dan bagian lain dari autoklaf. Jangan lupa untuk membersihkan saringan dan katup jika ada. Pastikan autoklaf benar-benar kering sebelum digunakan kembali.

2. Pengecekan Visual

Lakukan pemeriksaan visual secara berkala terhadap autoklaf. Periksa apakah ada kerusakan pada elemen pemanas, katup, sensor suhu, atau bagian lainnya. Perhatikan apakah ada kebocoran atau tanda-tanda keausan yang perlu diperbaiki. Jika ada kerusakan atau ketidaknormalan yang ditemukan, laporkan dan perbaiki segera.

3. Kalibrasi dan Verifikasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kalibrasi autoklaf harus dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pastikan untuk mengikuti prosedur kalibrasi yang benar dan periksa apakah suhu, tekanan, dan waktu sterilisasi autoklaf sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, lakukan verifikasi keakuratan dan konsistensi hasil sterilisasi dengan menggunakan indikator biologis atau kimia yang sesuai.

4. Perawatan Bagian-Bagian Khusus

Beberapa bagian autoklaf memerlukan perawatan khusus. Misalnya, jika autoklaf menggunakan air untuk menghasilkan uap, pastikan untuk membersihkan dan merawat sistem pengolahan air secara teratur.

Jika autoklaf dilengkapi dengan printer atau perangkat lunak, pastikan untuk memperbarui dan memelihara perangkat tersebut sesuai dengan instruksi produsen. Perhatikan juga kondisi seal atau pereduksi uap dan ganti jika diperlukan.

5. Pemeliharaan Preventif

Selain pembersihan dan perawatan rutin, lakukan pemeliharaan preventif terjadwal sesuai dengan panduan produsen atau rekomendasi dari teknisi yang kompeten.

Ini dapat mencakup penggantian suku cadang yang aus, perbaikan minor, atau servis berkala untuk memastikan kinerja autoklaf tetap optimal. Pastikan untuk mencatat dan mengikuti jadwal pemeliharaan preventif yang ditentukan.

6. Pelatihan dan Kesadaran

Penting untuk melibatkan pengguna autoklaf dalam pemeliharaan dan perawatan. Berikan pelatihan kepada staf yang menggunakan autoklaf agar mereka memahami tugas perawatan dan pemeliharaan yang harus dilakukan secara rutin. Tingkatkan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan autoklaf dan beri tahu pengguna tentang tanda-tanda ketidaknormalan atau masalah yang perlu dilaporkan kepada departemen teknis.

Melalui pemeliharaan yang teratur dan perawatan yang tepat, autoklaf dapat beroperasi dengan baik, memberikan hasil sterilisasi yang andal, dan memiliki umur pakai yang lebih panjang. Pastikan untuk mengikuti panduan produsen dan bekerjasama dengan teknisi yang berkualitas untuk memastikan pemeliharaan autoklaf yang efektif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn