Batu Serpih: Pengertian – Ciri dan Manfaatnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Batuan yang ada di bumi bermacam-macam jenisnya, antara lain batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Setiap jenis batuan tersebut terbentuk dengan cara yang berbeda dan memiliki ciri-ciri yang berbeda. Berikut pembahasannya.

Apa itu Batu Serpih?

batu serpih

Batu serpih adalah salah satu jenis batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk dari proses erosi atau pelarutan yang terjadi pada batuan yang sudah ada sebelumnya.

Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang banyak ditemukan di permukaan bumi, sekitar 75% permukaan bumi adalah batuan endapan.

Batu serpih disebut juga shale dalam bahasa Inggris. Batu serpih dikategorikan batuan sedimen mudstone atau batu lumpur.

Seorang ahli bernama Tucker (1981), mendeskripsikan batu serpih secara spesifik. Yaitu batuan yang memiliki ukuran butir halus dan mempunyai ciri-ciri fisik tertentu.

Proses Pembentukan Batu Serpih

Batu serpih termasuk batuan sedimen. Terbentuk dari batuan lama yang terkena proses pelapukan secara terus menerus.

Batu serpih terbentuk dari pelapukan batuan yang memecah batuan menjadi partikel-partikel yang berukuran halus (disebut juga butiran lempung).

Berasal dari lempung yang terbawa aliran air dan menyatu menjadi lumpur, kemudian mengendap di suatu tempat cekung. Endapan lumpur tersebut lalu mengalami proses pembatuan.

Proses pembatuan endapan lumpur tersebut melalui 3 tahap yaitu:

1. Tahap Pemampatan

Diawali dengan proses penekanan butiran batuan sehingga bentuknya padat dan tipis. Proses ini menghilangkan hingga 80% kadar air.

Proses pemampatan terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan butiran pada batu saling bersentuhan.

Tekanan air didapatkan dari butiran batu yang bersentuhan dan membawa mineral silika ke antara celah-celah butiran, dari situlah simen dihasilkan.

2. Penyimenan

Setelah simen dihasilkan dari proses pemampatan, proses selanjutnya yaitu penyimenan. Yaitu proses pengendapan simen pada permukaan butiran batu.

Terdapat 2 jenis simen yaitu simen kalsit dan simen kuarza. Simen kalsit terbentuk saat pengendapan dan simen kuarza berasal dari diagnesia kimia mineral liat.

3. Penghabluran ulang

Penghabluran ulang atau recrystallization adalah proses perubahan bentuk dan ukuran batuan. Perubahan ini tidak diikuti perubahan struktur mineral di dalamnya.

Batuan sedimen tebentuk dari endapan lumpur kemudian bentuknya berubah bentuk menjadi batu lumpur (mudstone).

Ciri-ciri Batu Serpih

Batu serpih adalah batuan sedimen yang tersusun dari butiran mineral yang berukuran lempung (ilite, kaolinit dan smektit).

Batu serpih juga mengandung partikel mineral kuarsa, feldspar, karbonat, oksida besi dan butiran mineral-mineral berat.

Komposisi pada batu serpih tersebut juga turut berperan membuat warna pada batu.

Contohnya pada batu serpih hitam dan abu-abu, di dalamnya terdapat bahan organik sebanyak 1-2%.

Warna gelap pada batu serpih menunjukkan bahwa batu serpih terbentuk di lingkungan yang memiliki minim oksigen.

Manfaat Batu Serpih

Sejak zaman batu, batu serpih telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai alat untuk mengupas.

Saat ini batu serpih digunakan untuk industri gas alam dan minyak bumi. Sifat khusus pada batu serpih yaitu mengandung bahan organik menjadi perangkap gas dan minyak bumi.

Kegunaan lainnya yaitu batu serpih dapat dijadikan bahan mentah untuk membuat kerajinan tangan atau benda pecah belah.

Yaitu dengan menghancurkan batu serpih dan dicampur dengan air agar menghasilkan tanah liat.

Batu serpih banyak digunakan untuk industri produksi semen. Batu serpih dijadikan campuran dengan batu kapur dan dipanaskan hingga suhu tinggi.

Tujuannya untuk menghilangkan H2o dan membentuk batu kapur menjadi kalsium oksida dan CO2.

CO2 akan menghilang karena menjadi emisi dan kalsium oksida bersama batu serpih menghasilkan semen.

Demikian pembahasan singkat dan padat tentang batu serpih, semoga informasi ini bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn