Bentuk Pola Soneta Beserta Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Soneta adalah sajak yang terdiri dari empat belas bait (2 bait terdiri dari 4 baris dan 2 bait terakhir terdiri dari 3 baris) atau sajak 14 baris yang merupakan satu perasaan atau pikiran yang bulat.

Bentuk Pola Soneta

Pola Pertama

Pola pertama yaitu soneta italia pada abad ke 14. Pola soneta italia ini namanya diambil dari seorang penyait Italia yaitu Petrarch dan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu oktaf berima abbaabba yang kemudian diikuti oleh sestet berima cdecde.

Soneta italia ini pertama kali ditiru di Inggris, baik dalam bentuk bait atau sibjeknya yaitu rasa pilu dari seorang lelaki pada awal abad ke 16. Kemudian bentuk dari soneta italia ini digunakan untuk berbagai subjek.

Pola Kedua

Bentuk soneta yang kedua berasal dari soneta Shakespeare yang mengembangkan bentuk bait dalam bahasa Inggris. Soneta ini dibagi menajdi 3 kuatrin dan kuplet penutup yaitu abab cdcd efef gg.

Pendekatan yang dilakukan Shakespeare terhadap soneta dapat mewujudkan semua ciri yang dikenal dengan soneta Inggris pada saat ini. Skema rima, struktur, penyajian tema dan penggunaan volta pada bait bertujuan untuk menjelaskan bagaimana masalah akan terselesaikan.

Contoh Soneta

Gembala (Karya: Muhammad Yamin)

Perasaan siapa ta’ kan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)

Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)

Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)

Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)

Entah Sampai Kapan (Karya: Sapardi Djoko Damono)

entah sejak kapan kita gugup
diantara frasa frasa pongah
di kain rentang yang berlubang lubang
sepanjang jalan raya itu; kita berhimpitan

di antara kata kata kasar yang desak mendesak
di kain rentang yang ditiup angin
yang diikat di antara batang pohon
dan tiang listrik itu; kita tergencet di sela Selasa

huruf huruf kaku yang tindih menindih
di kain rentang yang berjuntai di perempatan jalan
yang tanpa lampu lalu lintas itu. Telah sejak lama
rupanya kita suka membayangkan diri kita

menjelma kain rentang koyak moyak itu, sebisanya
bertahan terhadap hujan, angin, panas dan dingin

fbWhatsappTwitterLinkedIn