Sebuah atom menurut teori atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti atom tersebut. Sesuai dengan konfigurasi elektron, elektron yang terdapat di kulit terluar sebuah atom dikenal dengan sebutan elektron valensi.
Seperti halnya pada penjelasan di contoh soal atom, atom akan memiliki sifat stabil jika terdapat elektron valensi berjumlah 8 ataupun 2 seperti atom pada unsur gas mulia (atom golongan VIIIA). Jumlah elektron valensi selain 2 atau 8 menjadikan atom bersifat tidak stabil.
Atom yang tidak stabil akan melakukan transfer elektron agar menjadi stabil. Termasuk ke dalam salah satu reaksi reduksi dan oksidasi, yang dimaksud dengan transfer elektron adalah menerima atau melepaskan elektron pada jumlah tertentu.
Atom yang melepaskan elektron disebut atom bermuatan positif. Sebaliknya, atom yang menerima elektron dari atom yang lain disebut atom bermuatan negatif.
Dalam sebuah reaksi kimia, suatu atom memiliki jumlah muatan yang berbeda berdasarkan banyaknya elektron yang dilepas atau diterima oleh atom tersebut. Sehingga yang dimaksud sebagai bilangan oksidasi adalah jumlah muatan positif dan negatif yang ada di dalam sebuah atom.
Aturan dalam Menentukan Bilangan Oksidasi
1. Bilangan Oksidasi Berupa Unsur Bebas adalah 0 (nol)
Definisi dari unsur bebas adalah unsur yang tidak memiliki ikatan secara reaksi kimia atau tidak bergabung dengan unsur lain. Unsur bebas ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
Unsur bebas dengan bentuk atom, sebagai contoh: Cu, K, Ca, C, Nae, Fe, Al, Na
Unsur bebas dengan bentuk molekul, seperti: H2, O2, Cl2, P4, S8
2. Bilangan Oksidasi Ion Monoatom dan Poliatom = Muatan yang Dimiliki
Ion monoatom adalah ion yang memiliki satu atom saja, contohnya Na+, Ca2+, Al3+ dan Cl– yang masing-masing bilangan oksidasinya secara berurutan adalah +1, +2, +3, dan -1.
Ion poliatom adalah ion yang memiliki atom lebih dari satu, contohnya NH4+, SO42-, dan PO43- yang masing-masing bilangan oksidasinya secara berurutan adalah +1, -2, -3.
3. Bilangan Oksidasi Unsur Golongan IA, IIA, IIIA Sesuai Golongan Unsur Logam Tersebut
Golongan IA seperti H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr memiliki bilangan oksidasi +1. Sehingga biloks unsur Na di senyawa NaCl, Na2SO4, atau Na2O adalah +1.
Golongan IIA diantaranya Ca, Mg, Sr, Ba, Be, Ra berbilangan oksidasi +2. Sehingga biloks unsur Mg pada senyawa MgSO2 adalah +2 atau unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO juga +2.
Golongan IIIA seperti B, Al, Ga, In, Tl memiliki bilangan oksidasi +3. Sehingga bilangan oksidasi unsur Al di senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan Oksidasi dari Unsur Golongan B (Kelompok Transisi) Berjumlah Lebih dari Satu
Contoh unsur yang termasuk golongan B antara lain:
Cu dengan bilangan oksidasi +1 dan +2.
Au dengan bilangan oksidasi +1 dan +3.
Sn dengan bilangan oksidasi +3 dan +4.
5. Jumlah Bilangan Oksidasi Unsur yang Membentuk Ion = Jumlah Muatan yang Dimiliki
Contoh dari penerapan aturan ini seperti misalnya pada NH4+ = +1 (+1 adalah jumlah muatan), adalah:
Bilangan oksidasi H = +1, atom H memiliki indeks 4, sehingga: +1 (biloks H) x 4 (indeks H) = +4
Biloks N = (jumlah muatan NH4+) dikurangi (biloks H dikali indeks H) = (+1) – (+4) = -3
6. Jumlah Bilangan Oksidasi Unsur yang Membentuk Senyawa = 0 (nol)
Contoh dari penerapan aturan ini seperti misalnya pada H2O = 0, adalah:
Bilangan oksidasi H = +1, atom H memiliki indeks 2, sehingga: +1 (biloks H) x 2 (indeks H) = +2
Biloks O = 0 dikurangi (biloks H dikali indeks H) = 0 – (+2) = -2
7. Bilangan Oksidasi Hidrogen (H) adalah +1 Bila Berikatan dengan Non-Logam dan -1 Bila Berikatan dengan Logam
Contoh dari penerapan aturan ini seperti misalnya pada AlH3bilangan oksidasi H = -1. Pembuktian biloks H berdasarkan:
Peraturan poin 3: Al memiliki bilangan oksidasi +3 karena termasuk unsur logam golongan IIIA
Peraturan poin 6: biloks Al + H = 0, maka (+3) + H = 0, sehingga H = -3. Atom H pada AlH3 berindeks 3, jadi biloks H = -3 dibagi 3 (indeks H) = -1. Jadi terbukti jika bilangan oksidasi H bertemu logam (Al) adalah -1.
8. Bilangan Oksidasi Oksigen (O) adalah -1 dalam Senyawa Peroksida dan -2 dalam Senyama Non-Peroksida
Contoh dari penerapan aturan ini seperti misalnya pada H2O2 (hidrogen peroksida) bilangan oksidasi O = -1. Pembuktian biloks O berdasarkan:
Peraturan poin 3: H memiliki bilangan oksidasi +1 karena termasuk unsur logam golongan IA. Selain itu index H pada H2O2 adalah 2, jadi biloks H = +1 x 2 = +2
Peraturan poin 6: biloks H + O = 0, maka (+2) + O = 0, sehingga O = -2. Atom O pada H2O2 memiliki indeks 2, sehingga biloks O = -2 dibagi 2 (indeks O) = -1. Jadi terbukti jika bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida adalah -1.
Cara Menentukan Bilangan Oksidasi
Contoh Soal Bilangan Oksidasi
Pertanyaan: Coba tentukan nilai bilangan oksidasi dari atom unsur S pada senyawa H2SO4 (asam sulfat) !