Siti Walidah lebih dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan. Beliau merupakan pahlawan wanita nasional yang lahir di Yogyakarta pada 3 Januari 1872. Ia lahir dari keluarga yang sangat religius, ayahnya merupakan seorang ulama penghulu kertaon Yogyakarta.
Meski pada saat itu umumnya wanita tidak mendapat pendidikan, beruntungnya nyai Walidah tetap mendapat pendidikan agama dari ayahnya. Ayahnya juga mengajarkan tentang hakikat perempuan baik sebagai seroang istri maupun seorang ibu.
Ketika beliau berusia 17 tahun, Nyai Walidah pun menikah dengan KH. Ahmad Dahlan yang merupakan seorang tokoh agama dengan pemikiran yang revolusioner sekaligus sepupu Nyai Walidah. Semasa hidupnya Nyai Walidah dekat dengan para tokoh Muhammadiah dan tokoh pemimpin bangsa alainnya.
Tak heran jika ia mempunyai penadangan ilmu yang luar biasa. Ia dikenal sebagai perempuan yang pandai berkhotbah dan menyampaikan pendapat-pendapatnya yang terbilang sangat maju pada zamannya.
Pada tahun 1914 Nyai Walidah berhasil mendirikan organisasi berbasis islam yang diberi nama pengajian sopo tresno. Organisasi khusus wanita ini kemudian berganti nama menjadi Aisyah pada 22 April 1917 tepat pada malam Isra Mi’raj. Organisai ini mengajarkan agama, pemberdayaan, serta baca tulis untuk perempuan dari segala usia dan tanpa memandang status mereka.
Nyai Ahmad Dahlan yang tidak pernah menyerah berjuang untuk wanita Indonesia wafat satu setelah kemerdekaan NKRI tepatnya yaitu pada tanggal 31 Mei 1946. Kegigihannya ini membuat beliau berhak menyandang gelar sebagai pahlawan nasional wanita Indonesia.
Nyai Ahmad Dahlan resmi mendapat gelar tersebut setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971 pada 22 September 1971.