Musim dan cuaca merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan atau kegiatan sehari-hari. Terik matahari di kala pagi dan langit gelap di kala sore merupakan cuaca yang hadir di sela-sela kehidupan manusia.
Kehadiran musim dan cuaca menjadi salah satu patokan bagi aktivtas dan atau kegiatan makhluk hidup. Kehadiran musim dan cuaca pula dapat menentukan suasan hati yang sangat berarti bagi eksistensi diri makhluk hidup.
Apabila mengulik mengenai musim dan cuaca, BMKG menjadi hal pertama yang mendarat di kepala. Badan yang menjadi wadah perkumpulan informasi mengenai musim dan cuaca ini sangat penting eksistensinya.
Tak hanya menjadi wadah bagi musim dan cuaca semata, eksistensi daripada BMKG pula memberikan gambaran mengenai gempa bumi dan peristiwa dan atau fenomena yang berhubungan dengan udara dan serta bagian-bagian langit dan bumi di suatu negara dan atau wilayah.
Berbicara mengenai BMKG, tak adil jika tak membahas mengenai sejarah berdirinya. Berikut dibahas mengenai hal tersebut.
Pengertian BMKG
Keadaan dan atau situasi angin, langit, dan bumi sangat memberikan dampak bagi makhluk hidup. Perubahan mengenai hal-hal tersebut pula sangat penting untuk diketahui demi memberikan gambaran mengenai aktivitas dan atau kegiatan yang dilakukan.
Perubahan angin, cuaca, musim, dan juga keadaan dan situasi langit penting untuk diketahui, karena dapat memberikan pengaruh pada jalannya aktivitas dan atau kegiatan sehari-hari.
Agar dapat mengetahui gambaran mengenai hal-hal penting tersebut, hadir sebuah badan yang ahli di dalamnya. Badan tersbeut dikenal dengan BMKG.
Badan dengan nama panjang yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ini merupakan salah satu lembaga yang dimiliki pemerintah demi menghadirkan informasi dan gambaran mengenai cuaca, musim serta pergantiannya, situasi dan atau keadaan angin beserta pengaruhnya, dan hal-hal yang berhubungan dengan iklim, keadaan atau situasi di perut bumi, serta pengaruhnya terhadap makhluk hidup.
BMKG mengahdirkan gambaran mengenai keadaan dan atau situasi serta informasi mengenai meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang hadir di suatu negara serta di suatu wilayah. Dapat dikatakan BMKG menjalankan tugas secara garis besar seperti yang disebutkan sebelumnya.
Selain itu, BMKG pula menjalankan tugasnya dengan tidak lupa saling menjalin keselarasan dan kerjasama pada hal-hal yang bersangkutan dengan meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Sejarah Berdirinya BMKG
BMKG menjadi wadah bagi perkembangan dan analisis mengenai keadaan dan atau situasi mengenai cuaca, iklim, dan juga musim di suatu negara dan juga di suatu wilayah. Peran kehadiran daripada badan yang menaungi hal-hal yang berkaitan dengan meteorologi, klimatologi, dan geofisika ini memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup.
Dengan adanya BMKG, keadaan dan atau situasi iklim dapat dilihat secara garis besar. Di Indonesia sendiri, badan dengan nama panjang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ini sudah menunjukkan eksistensinya sejak pertengahan periode 1800, tepatnya tahun 1841.
Eksistensi daripada badan yang ahli dalam bidang pengamatan cuaca ini tidak hadir tanpa alasan. Kehadirannya menemani kegiatan sehari-sehari makhluk hidup disebabkan oleh pemikiran mengenai perlunya hal-hal yang berkaitan dengan keadaan dan situasi iklim.
Penghlihatan mendalam mengenai keadaan dan atau situasi cuaca dipelopori secara perdana oleh Dr. Onnen. Sosok dirinya memberikan ruang bagi perkembangan dan pnelitian bagi bidang cuaca dan hal-hal dengan kaitan cuaca dan iklim.
Sekitar 20 tahun setelahnya, perkembangan dan penglihatan lebih jauh mengenai cuaca dan iklim di boyong di bawah pemerintahan pada periode itu. Pada periode tersebut, badan yang mengurus hal-hal berkaitan dengan cuaca hadir dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium.
Observatorium tersebut diarahkan ke bidang magnetik dan meteorologi, sesuai dengan namanya. Penglihatan dan ketertarikan mengenai cuaca dan iklim menunjukkan perkembangannya. Pada periode awal 1900, yaitu pada tahun 1908 penglihatan mendalam mengenai keadaan dan situasi mengenai gerakan bumi dilakukan secara berkala.
Dengan adanya penglihatan secara mendalam tersebut, alat ukur untuk kekuatan serta periode gerakan bumi pula digunakan. Nama daripada badan cuaca tersebut pada periode tersebut pula mengalami pergantian sesuai dengan periode pemerintahan.
Pada periode penjajahan Jepang, nama badan pengamat cuaca tersebut menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah akhir dari pendudukan Jepang, badan pengamat cuaca tersebut menduduki dua wilayah, yaitu di Jakarta dan Yogyakarta.
Di Jakarta, badan tersebut dikenal dengan Jawatan Meteorologi dan Geofisika, sedangkan di Yogyakarta dikenal dengan Biro Meteorologi. Setelah terdapat beberapa perubahan nama, pada pertengahan tahun 1900 yaitu pada tahun 1950, badan pengamat cuaca di Indonesia dikukuhkan dengan nama Jawatan Meteorologi dan Geofisika serta bergabung secara resmi dengan World Meteorological Organization.
Lima tahun menjadi anggota World Meteorological Organization, badan pengamat cuaca tersebut mengubah namanya dengan nama Lembaga Meteorologi dan Geofisika. Dapat dikatakan eksistensi daripada pengamat cuaca ini memegang nama dengan pergantian nama yang tidak sedikit.
Pada periode tahun awal tahun 2000, tepatnya yaitu tahun 2002, sematan nama daripada pengamat cuaca di Indonesia ini menjadi Badan Meteorologi dan Geofisika. Nama tersebut digunakan sebelum resmi menggandeng nama yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Nama BMKG sendiri diubah namanya pada tahun 2008 serta diresmikan pada tahun 2009 pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia memiliki lima Balai Besar yang terdiri dari beberapa wilayah di Indonesia. Balai Besar BMKG meliputi wilayah satu yaitu di Medan, wilayah dua yaitu di Ciputat, wilayah tiga di Denpasar, wilayah empat di Makasar, serta wilayah lima di Jayapura.
Badan yang memiliki logo dengan gambaran warna putih, biru, serta hijau ini masih eksis hingga saat ini dan sangat penting bagi keadaan dan atau situasi iklim, cuaca, serta bagian bumi lainnya di Indonesia.