Daftar isi
Tidak hanya di Jawa Timur yang kaya akan peninggalan bersejarah, ternyata ada provinsi lainnya di Pulau Jawa yang juga menyimpan banyak sejarah yakni Jawa Barat. Selain kental dengan keseniannya, Jawa Barat tentunya memiliki candi peninggalan yang sangat populer salah satunya adalah Candi Cangkuang.
Candi Cangkuang adalah salah satu candi peninggalan bercorak agama Hindu. Candi ini terletak di Dukuh Pulo, Kelurahan Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jika dari pusat kota, untuk menuju lokasi Candi Cangkuang ini hanya berjarak sekitar 45 menit.
Tepatnya berada di sebuah bukit yang di sekelilingnya ada sebuah danau yang menurut bahasa masyarakat setempat menyebutnya dengan Situ. Situ tersebut juga dinamakan sesuai dengan lokasi tempat situ atau danau tersebut berada yakni Situ Cangkuang.
Candi Cangkuang adalah peninggalan yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda dan juga merupakan satu-satunya candi bercorak Hindu yang ada di sana.
Candi Cangkuang berdiri di tanah yang berbentuk persegi empat. Adapun beberapa bagian dari bangunan Candi Cangkuang sebagai berikut:
Di antara sisa-sisa bangunan candi di atas, ditemukan pula arca tahun 1800-an dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri dari arca itu menyilang datar di mana alasnya menghadap ke sisi dalam paha kanan. Sementara kaki kanan menghadap ke bawah dengan beralaskan lapik.
Pada bagian depan kaki kiri terdapat sebuah kepala sapi yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala tersebut, para ahli menganggap bahwa arca ini merupakan arca Syiwa. Selain itu, kedua tangan arca menengadah di atas paha. Dan pada tubuhnya ada penghias perut, penghias dada serta telinga.
Namun, keadaan arca telah rusak. Selain itu, wajahnya juga datar dan pada bagian tangan sampai kedua pergelangannya telah hilang. Adapun ukuran dari arca tersebut yakni:
Adapun beberapa ukuran Candi Cangkuang beserta bagiannya sebagai berikut:
Jika berbicara tentang Candi Cangkuang, salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah Makam Kuno yang letaknya tidak jauh dari candi. Makam kuno tersebut adalah makam Arief Muhammad atau sering dikenal dengan Maulana Ifdil Hanafi, yang merupakan pendiri Desa Cangkuang. Selain itu, makam ini juga diduga sebagai makam dari masa islam. Hal itulah yang cukup unik karena Candi Cangkuang adalah candi yang bercorak agama Hindu.
Candi Cangkuang diperkirakan telah dibangun pada abad ke-8 Masehi yakni hampir sama dengan pembangunan Candi Sewu di Klaten dan Candi Jiwa di Jawa Barat. Candi ini adalah satu-satunya candi peninggalan Hindu Syiwa yang ditemukan di Tatar Sunda.
Menurut kisah dari buku yang berjudul “Notulen Bataviaach Genotscahap” (1893) dikutip dari catatan Vondermen menjelaskan bahwa terdapat candi yang telah rusak dan makam kuno di sekitar Desa Polo, Leles. Dari buku tersebut, akhirnya Drs. Uka Tjandrasasmita bersama tim peneliti Prof. Harsoyo melakukan penelitian dan pencarian terhadap situs candi tersebut. Pencarian dimulai pada 9 Desember 1966.
Dari hasil pencarian membuktikan bahwa memang benar di daerah tersebut memiliki candi yang agak rusak di mana tidak jauh dari situ ada sebuah makam. Menurut masyarakat setempat, makam tersebut merupakan makam leluhur yang bernama Arief Muhammad. Makam tersebut telah ditemukan pada tahun 1967 – 1968. Selain menemukan candi dan makam kuno, terdapat pula benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman megalitikum berupa serpihan pisau dan beberapa batu-batu yang berukuran besar.
Mulai dari tahun 1974 – 1976, dilakukan kegiatan penggalian dan rekonstruksi secara menyeluruh. Hal itu dikarenakan penemuan dari candi ini masih tertimbun oleh tanah sehingga dilakukan penggalian secara besar-besaran agar dapat mengumpulkan sisa reruntuhan yang nantinya akan diteliti. Dari hasil penelitian, akhirnya dilakukan pemugaran kembali Candi Cangkuang sehingga dapat menjadi candi yang utuh, kokoh dan sempurna.
Dalam proses pemugaran, hanya terdapat 40% bebatuan asli yang ditemukan. Sehingga dibuat konstruksi bahan penyusun yang menyerupai dengan bahan awal candi tersebut mulai dari kaki candi, dinding candi, atap candi serta sebuah patung Dewa Syiwa. Pemugaran Candi Cangkuang selesai dan mulai diresmikan pada 8 Desember 1976.
Candi Cangkuang merupakan salah satu candi Hindu yang ada di tanah Sunda. Dengan ini, Candi Cangkuang dibangun untuk dijadikan sebagai tempat penghormatan kepada Dewa Syiwa. Selain itu, candi ini juga didirikan untuk dapat mengisi kekosongan sejarah antara Purnawarman dan Pajajaran.
Setelah mengalami pemugaran hingg kini, Candi Cangkuang telah dijadikan sebagai objek wisata sejarah. Bahkan banyak wisatawan yang berkunjung ke candi ini melanjutkan perjalanannya untuk berziarah ke makam Arief Muhammad yang persis di samping candi.
Adapun beberapa fakta unik lainnya terkait Candi Cangkuang sebagai berikut:
Itulah pembahasan mengenai Candi Cangkuang. Setiap candi memiliki aturan-aturan tertentu. Nah, bagi kamu yang ingin berkunjung ke Candi Cangkuang pastikan kamu dapat mematuhi peraturan yang ada. Salah satunya adalah tidak merusak candi tersebut.