Sejarah

Candi Kalasan: Sejarah – Fungsi dan Faktanya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbicara mengenai candi peninggalan Buddha, tentu tidak asing lagi dengan candi yang satu ini. Yap, Candi Kalasan adalah salah satu candi peninggalan Buddha yang masih ada hingga sekarang. Berikut penjelasan mengenai Candi Kalasan yang perlu kamu ketahui:

Apa itu Candi Kalasan?

Candi Kalasan merupakan salah satu bagian dari candi peninggalan Buddha. Candi ini memiliki nama lain yang dikenal dengan Candi Kalibening. Candi Kalasan terletak di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan kata lain, Candi Kalasan ini lokasinya yaitu sekitar 16 km ke arah timur dari Kota Yogyakarta.  Meskipun candi ini memiliki corak Buddha, namun Candi Kalasan adalah candi yang dibuat dengan perpaduan antara corak kerajaan Buddha dan Hindu.

Candi ini mempunyai sebanyak 52 stupa. Jika kamu ingin berkunjung ke Candi Prambanan, kamu juga bisa mampir ke Candi Kalasan karena jaraknya hanya sekitar 2 km saja dari Candi Prambanan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, Candi Kalasan ini berada di sebelah jalan raya antara Kota Yogyakarta dan Kota Solo. Nah, bangunan candi ini bisa dilihat dari jalan utama dan harus memasuki lorong sekitar 20 meter.

Sejarah Candi Kalasan

Ketika masa kerajaan Buddha kala itu, umumnya seorang raja atau penguasa kerajaan lainnya membangun sebuah candi untuk beberap tujuan seperti sebagai pusat kerajaan, tempat ibadah, tempat pendidikan serta untuk penyebaran agama maupun sebagai tempat tinggal bagi para biarawan. Sejarah pembangunan Candi Kalasan ini bisa kita temukan pada Prasasti Kalasan. Prasasti ini ditemukan tidak jauh dari ditemukannya lokasi candi tersebut.

Terlihat bahwa prasasti tersebut ditulis pada tahun Saka yakni 700 atau 778 masehi. Prasasti Kalasan ini ditulis memakai bahasa Sanksekerta dan huruf pranagari. Dalam prasasti inilah kita bisa mengetahui bagaimana awal mula pembentukan Candi Kalasan yang merupakan berasal dari nasehat para pemuka agama di masa Kerajaan Wangsa Syailendra.

Ketika itu, para pemuka agama memberikan nasehat kepada Maharaja Tejapurnama Panangkarana untuk membangun sebuah tempat suci yang nantinya dijadikan sebagai tempat pemujaan Dewi Tara dan biara untuk para pendeta Buddha. Maharaja Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai Panangkaran yang merupakan putra dari Raja Sanjaya dari Kerajaan Hindu Mataram.

Hal itu telah diketahui dari Prasasti Balitung pada tahun 907 masehi. Nah, dalam sejarah Kerajaan Mataram ini, Rakai Panangkaran itu yang akhirnya menjadi Raja Kerajaan Hindu Mataram yang kedua. Selain itu, dari Prasasti Kalasan ini juga kita dapat mengetahui kalau Candi Kalasan mulai telah dibangun dari tahun 778 Masehi.

Dalam periode sekitar 750 – 850 masehi tepatnya di wilayah Jawa Tengah bagian utara tersebut telah dikuasai oleh raja-raja dari Wangsa Sanjaya yang merupakan raja beragama Hindu. Sedangkan, kawasan selatan dari Jawa Tengah itu dikuasai oleh raja-raja dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha. Perbedaan kekuasaan tersebut tentunya kita bisa lihat dari corak candi yang ada di Jawa Tengah bagian utara dan bagian selatan.

Meskipun demikian, Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra ini akhirnya bersatu melalui tali perkawinan. Ketika itu, Rakai Pikatan yang berasal dari Wangsa Sanjaya menikah dengan Pramodawardhani yang merupakan Putra Maharaja Samarattungga dari Wangsa Syailendra. Akhirnya Rakai Panangkaran ini memilih Desa Kalasan sebagai tempat lokasi pembuatan bangunan suci untuk memuji Dewa Tara.

Desa Kalasan ini juga dipakai sebagai tempat untuk membangun biara sebagai pemenuhan dari permintaan kalangan pendeta Buddha. Salah satunya adalah Patung Dewa Tara yang semula berdiri di Candi Kalasan. Hal itu, sehingga para sejarahwan menyimpulkan bahwa Candi Kalasan ini merupakan candi yang dipakai sebagai tempat suci untuk Dewi Tara. Namun patung tersebut tidak lagi berada di Candi Kalasan.

Ciri-ciri Candi Kalasan

Bentuk Bangunan Candi Kalasan

Denah bangunan pada candi ini berbentuk persegi. Sementara atapnya berbentuk segi delapan dan puncaknya berbentu dagoba atau stupa. Dahulu kala, bilik pusatnya ini memiliki arca perunggu dengan tinggi sekitar 6 meter yang kini menghilang. Sementara ketiga biliknya juga kosong.

Tubuh dan atap bangunan candi ini dihasi dengan ukiran indah seperti relung, sulur, arca Buddha, dagoba, dan arca Gana yang mana manusia kerdir dengan perut buncit yang biasanya memikil barang.  selain itu denah kaki Candi Kalasan ini terletak di atas lapik dengan bentuk seperti bujur sangkar. Dasar candinya pun berbentuk bujur sangkar.

Pada kaki candi tersebut terdapat sebuah Makara yang disekelilingnya juga terdapat hiasan jambangan. Selain itu, dilengkapi pula dengan sebuah singasana yang dihiasi dengan singha berdiri di atas punggung seekor gajah. Sementara pada bagian luarnya terdapat sebuah relung yang dihiasi dengan gambar dewa yang memegang bunga teratai.

Ukuran Candi Kalasan

Candi Kalasan berdiri di atas alas persegi yang berukuran 45 x 45 meter. Secara keseluruhan, candi ini mempunyai bentuk empat persegi panjang dengan tinggi dan lebar masing-masingnya berukuran 34 x 45 meter. Sementara bagian puncaknya dikelilingi oleh 52 stupa dengan tingginya sekitar 4,60 meter.

Keindahan Candi Kalasan

Candi Kalasan dilapisi oleh penutup yang disebut dengan Bajralepa yang terdiri dari ukiran-ukiran pada batu halus. Ukiran yang indah inilah menjadi salah satu ciri khas dari Candi Kalasan dan sering juga ditemukan pada Candi Sari. Dipercaya bahwa para ahli ukir yang handar yang mengerjakan Candi Kalasan ini.

Meskipun beberapa bagiannya terlihat sudah runtuh, namun keindahan dari Candi Kalasan tentu masih dapat dinikmati terutama pada bagian selatan candi. Karena terdapat ukiran-ukiran indah yang menjadi perpaduan dua kesenian yakni Jawa dan Hindu. Bila dilihat dari dalam, candi ini disusun dari tumpukan batu-batuan yang saling berhubungan dan melebar ke bawah.

Fungsi Candi Kalasan

Jika dilihat dari sejarahnya, kita dapat menemukan beberapa fungsi dari Candi Kalasan. Berikut beberapa fungsi dari Candi Kalasan:

  • Sebagai tempat pemujaan untuk Dewa Tara. Hal ini terlihat bahwa tujuan awal dari pembangunan candi ini memang dikhususkan untuk pemujaan Dewa Tara. Bahkan masyarakat sering menyebut candi ini sebagai Candi Tara.
  • Sebagai tempat belajar. Candi Kalasan memiliki sejarah yang begitu panjang. Dari sejarah tersebutlah banyak pelajar yang berkunjung ke sana untuk belajar mengenai sejarahnya.
  • Sebagai tempat wisata. Selain sebagai ritual pemujaan dahulunya, kini Candi Kalasan telah menjadi sarana rekreasi. Apalagi jaraknya yang dekat dengan Candi Prambanan.

Fakta Tentang Candi Kalasan

Berikut beberapa fakta mengenai Candi Kalasan:

  • Pada tahun 2016, salah satu permainan komputer populer yakni “Age of Empires II: The Age of Kings” yakni di ekspansi keempat yaitu Rise of Rajas ini telah menggunakan Candi Kalasan sebagai bangunan keajaiban atau monument pada masa peradaban Malay.
  • Candi Kalasan merupakan salah satu candi Buddha tertua yang ada di Yogyakarta di mana sudah dibangun sebelum Candi Gebang atau lainnya yakni pada masa Kerajaan Syailendra.
  • Terkadang candi ini juga disebut dengan Candi Kalibening atau Candi Tara karena sama-sama dibangun sebagai pemujaan kepada Dewi Tara.
  • Menurut ahli purbakala, Candi Kalasan merupakan salah satu candi yang sudah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali.

Dari pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Candi Kalasan adalah candi peninggalan Buddha tepatnya peninggalan masa Kerajaan Wangsa Syailendra di Yogyakarta. Pembuatan dari candi ini juga memiliki tujuan tertentu yakni untuk pemujaan Dewi Tara.