Sejarah

Candi Tikus: Pengertian – Sejarah dan Fungsi

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Majapahit hinga sekarang memang masih terus diteliti oleh sejumlah arkeolog dan ilmuwan. Jejak-jejak sejarah tersebut yang dapat dilihat salah satunya adalah peninggalan candi kerajaan Majapahit yang berada di Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Yap, candi itu adalah Candi Tikus.

Apa itu Candi Tikus?

Candi Tikus merupakan salah satu peninggalan khas dari kerajaan yang bercorak hindu. Candi peningalan ini terletak di Kompleks Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Nama “Tikus” tersebut hanyalah sebutan dari masyarakat setempat. Hal itu konont katanya ketika ditemukan, candi ini merupakan sarang atau tempat tikus.

Candi Tikus berlokasi di Jl. Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Jika dari Kota Mojokerto, candi ini berjarak sekitar 13 kilometer ke arah tenggara. Adapun patokan dalam perjalanannya yaitu dari jalan raya Mojokerto – Jombang tepat di perempatan Trowulan kemudian belok ke arah timur. Setelah itu, akan melewati Kolam Segaran dan berjarak sekitar 600 meter dari Candi Bajangratu di sebelah kiri jalan.

Sejarah Candi Tikus

Candi Tikus ini ditemukan oleh masyarakat setempat berada di bawah permukaan tanah. Mulanya sejumlah masyarakat merasa terganggu karena banyaknya hama tikus yang sering merusak pertanian sehingga menyebabkan hasil tani menjadi menurun secara drastis. Sampai pada tahun 1914, Bupati Mojokerto kala itu yakni RAA Kromojoyo memerintahan apparat desa untuk menghilangkat tikus-tikus yang ada.

Ketika itu, salah satu dari mereka melihat tikus-tikus tersebut masuk kedalam lubang yang ada di bawah gundukan tanah. Sehingga bupati Kromojoyo memerintahkan supaya gundukan itu dibongkar dan ditemukan sebuah candi yang diberi nama dengan Candi Tikus. Hal itu dikarenakan candi ini adalah menjadi sarang tikus.

Menurut beberapa penelitian, Candi Tikus ini diperkirakan telah dibangun sejak abad ke 13 atau abad ke 14. Dalam Kitab Nagarakertagama, Mpu Prapanca mengemukakan bahwa dulunya candi ini dipakai sebagai tempat pentirtaan atau pemandian dan tempat upacara raja-raja terdahulu.

Ciri-ciri Candi Tikus

Bentuk Bangunan Candi Tikus

Dengan kata lain, bentuknya seperti sebuah kolam dengan beberapa bangunan ada di dalamnya. Di dalam candi ini terdapat dua jenis batu bata yang berukuran berbeda. Batu-batu tersebut adalah bahan dalam pembangunan Candi Tikus. Pada kaki candi terdapat susunan-susunan bata merah yang berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah berukuran lebih kecil.

Dasar kolam candi berada di bawah permukaan tanah yang dikelilingi oleh tembuk yang disusun berteras-teras. Teras-teras itu dibuat semakin ke dalam semakin turun. Sementara tangga masuknya berada di sisi utara.

Selain kaki bangunan dan kolam, terdapat pula pancuran air sebanyak dua jenis. Ada pancuran air yang terbuat dari bata dan ada juga pancuran yang terbuat dari batu andesit. Perbedaan bahan bangunan yang dipakai itulah akhirnya menimbulkan persepsi bahwa Candi Tikus ini dibangun secara bertahap.

Untuk pembangunan kaki candi tahap pertama menggunakan batu bata merah yang berukuran besar. Sementara untuk tahap keduanya menggunakan batu merah yang berukuran lebih kecil. Dengan arti lain, bata merah yang ukurannya lebih besar itu memiliki usia yang jauh lebih tua daripada bata merah kecil dengan usianya yang lebih kecil.

Dan pancuran air dari bata merah tersebut diperkirakan dibuat saat tahap pertama pembangunannya. Hal itu dikarenakan bentuknya yang terlihat masih kaku. Sementara pancuran air yang terbuat dari batu andesit yang lebih halus pahatannya itu diperkirakan dibuat saat tahap kedua. Meskipun demikian, hal itu tidak diketahui secara pasti kapan tahap pembangunan tersebut dilakukan.

Jumlah keseluruhan dari pancuran air sebanyak 46 buah, namun hingga kini hanya terdapat kurang lebih 19 pancuran air saja. Hal itu dikarenakan beberapa pancuran lainnya sudah disimpan di Balai Penyelamatan Arca Trowulan.

Ukuran Candi Tikus

Hampir seluruh bangunan dari Candi Tikus ini berbentuk persegi empat dengan ukurannya sekitar 29,5 meter x 28,25 meter. Salah satu hal yang menarik yakni letak dari candi ini berada lebih rendah yakni sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah sekitarnya. Pada permukaan paling atas candi terdapat selasar yang memiliki lebar sekitar 75 centimeter yang mengelilingi bangunan.

Sementara di sisi dalam, turun sekitar 1 meter itu akan terlihat selasar yang lebih lebar di mana mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk kedalam candi ada di sisi utara yakni berupa tangga selebar 3,5 meter menuju ke dasar kolam.  Tidak hanya itu di sisi kanan dan kiri kaki tangga terdapat sebuah kolam persegi empat yang berukuran 3,5 meter x 2 meter dengan kedalamannya setinggi 1,5 meter.

Jika kita menghadap ke anak tangga dan agak masuk ke sisi selatan, ada sebuah bangunan persegi empat yang berukuran 7,65 meter x 7,65 meter. Di atas bangunan candi ada sebuah menara setinggi 2 meter dengan atap yang berbentuk meru dengan puncak datar.

Fungsi Candi Tikus

Bentuk bangunan dari Candi Tikus ini hampir mirip dengan sebuah pentirtaan yang mengundang perdebatan di kalangan para pakar sejarah dan arkeolog terkait fungsinya. Adapun fungsi Candi Tikus berdasarkan pendapat para ahli sebagai berikut:

  • Sebagian pakar sejarah dan arkeologi berpendapat bahwa Candi Tikus berfungsi sebagai tempat mandi keluarga raja.
  • Sebagian pakar lain juga berpendapat bahwa candi tersebut adalah tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan masyarakat Trwoulat.
  • Jika dilihat dari letak menara yang berbentuk meru itu menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewi hindu.
  • Selain sebagai tempat sakral, kini Candi Tikus lebih difungsikan sebagai tempat wisata budaya dan sejarah khususnya bagi kalangan pelajar.

Fakta Tentang Candi Tikus

Dari sejarah, ciri dan fungsinya, tentu kita dapat menemukan beberapa fakta unik dari Candi Tikus ini. nah, berikut beberapa fakta dari candi ini antara lain:

  • Seperti namanya, Candi Tikus adalah penamaan dari masyarakat setempat karena dulunya adalah sarang tikus.
  • Salah satu candi yang dikelilingi oleh kolam kecil.
  • Candi yang berdiri di bawah permukaan tanah.
  • Jika dilihat dari jauh, candi ini tidak seperti candi pada umumnya. Namun lebih terlihat sebagai pemandian atau pentirtaan. Bahkan konon katanya, dulu pernah menjadi tempat pemandian Raja beserta keluarganya.
  • Apabila ditinjau dari sudut arsitekturnya, bentuk Candi Tikus terlihat seperti replika dari Gunung Mahameru yang ada di India. Pada puncak gunungnya ada terdapat tempat bagi para dewa untuk bersemayam dan air yang mengalir dari Mahameru tersebut dianggap sebagai air suci.

Dapat kita simpulkan bahwa, Candi Tikus merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang bercorak hindu. Candi ini memiliki keunikan tersendiri mulai dari bangunannya yang berada di bawah permukaan tanah, sejarah penamaan candi tersebut hingga arca-arca yang ada di dalamnya. Hingga kini, candi ini masih terjaga dan terawat kelestariannya bahkan banyak para pengunjung dari kaum pelajar yang mendatangi Candi Tikus.