Daftar isi
- 1. Merumuskan Hipotesis Penelitian
- 2. Menentukan Nilai α dan β yang Akan digunakan
- 3. Menentukan Metode Statistik yang digunakan
- 4. Menentukan Kriteria untuk Menolak dan Menerima Hipotesis nol (H0) Sesuai dengan Nilai α yang Telah ditentukan Pada Prosedur Nomor 2 di atas
- 5. Membuat Kesimpulan Sesuai dengan Hasil Uji Statistik
Uji hipotesis merupakan rangkaian prosedur yang sistematik dan wajib diikuti oleh peneliti dalam menguji dugaan penelitian. Prosedur tersbut terdiri dari :
1. Merumuskan Hipotesis Penelitian
Yang bertujuan agar dapat dihitung statistik sampelnya (seperti: rata-rata, proporsi, dsb).
- Untuk pengujian terhadap satu populasi/kelompok, perumusan dinyatakan dengan:
H0 : μ = a
Dimana a = statistik sampel (rata-rata, proporsi, varians, simpangan baku)
- Untuk pengujian terhadap dua populasi
Perumusan dinyatakan dengan:
H0 : μ1 = μ2
Dimana 1 = rata-rata populasi 1 dan 2 = rata-rata populasi 2. Misalnya peneliti akan menguji perbedaan tinggi badan siswa SD negeri dan swasta.
2. Menentukan Nilai α dan β yang Akan digunakan
Nilai α disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau siginificance level. Nilai ini harus dibuat saat merencanakan penelitian.
Untuk penelitian di bidang kesehatan umumnya menggunakan 0,05 dan 0,01. Nilai α digunakan untuk menentukan kriteria batas penolakan atau penerimaan hipotesis nol yang dinyatakan dalam bentuk luas area dalam kurva distribusi normal yaitu area di luar daerah penerimaan.
Daerah tersebut disebut juga daerah penolakan atau daerah kritis. Pada daerah ini juga terdapat peluang untuk terjadinya kesalahan (error) untuk menerima dan menolak hipotesis. Jadi sebenarnya nilai α ini menentukan apakah antara nilai statistik dengan parameter populasi benar-benar berbeda atau karena faktor kebetulan saja (chance factors).
3. Menentukan Metode Statistik yang digunakan
Sebelum memilih metode statistik yang sesuai, maka perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis distribusi statistik pada data, misalnya uji normalitas. Bila hasil uji statistik menunjukkan distribusi normal, maka uji statistik yang cocok adalah uji statistik parametrik. Sedangkan jika data menunjukkan tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan statistik non parametrik.
4. Menentukan Kriteria untuk Menolak dan Menerima Hipotesis nol (H0) Sesuai dengan Nilai α yang Telah ditentukan Pada Prosedur Nomor 2 di atas
Untuk menolak atau menerima hipotesis dapat menggunakan metode berikut:
- Membandingkan nilai p (p-value) dengan nilai α. P-value adalah peluang nilai sampel terletak di luar daerah penerimaan atau di dalam daerah kritis. Bila p-value lebih kecil dari α maka kesimpulannya hipotesis nol ditolak atau ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi.
- Membandingkan nilai parameter hitung dengan nilai pada tabel. Bila nilai parameter hitung lebih besar dari nilai tabel, maka kesimpulannya hipotesis nol ditolak atau ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi.
5. Membuat Kesimpulan Sesuai dengan Hasil Uji Statistik
Seperti dijelaskan di atas, uji hipotesis tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis namun hanya memutuskan apakah hipotesis ditolak atau diterima. Misalnya: uji hipotesa dalam penelitian adalah tidak terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku safety driving.
Kesimpulan dari penelitian tidak membuktikan bahwa sikap berhubungan dengan perilaku safety driving, namun kesimpulannya adalah menolak hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara safety driving dengan sikap.