Biografi Ayu Utami, Sastrawan Perempuan Indonesia

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Ayu Utami

Ayu Utami adalah seorang aktivis, jurnalis, penulis, serta sastrawan perempuan asal Indonesia. Wanita yang bernama lengkap Justina Ayu Utami ini dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada 21 November 1968 dan saat ini sudah berusia 54 tahun.

Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dengan ayah bernama Johanes Hadi Sutaryo dan ibu bernama Bernadeta Sutinah. Ayu Utami berasal dari keluarga yang menganut agama Katolik.

Awalnya, dunia kepenulisan bukanlah hal yang akrab dengan masa kecil Ayu. Akan tetapi, pada suatu kesempatan ia iseng mengirimkan cerpen humornya ke lomba yang diselenggarakan oleh majalah Humor sekitar tahun 1989-1990 dan ternyata mendapat juara harapan. 

Pendidikan yang pernah Ayu tempuh di antaranya sekolah dasar di SD Regina Pacis, Bogor dan lulus pada tahun 1981. Lalu melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP Tarakanita 1 Jakarta dan lulus di tahun 1984. Kemudian ber-SMA di SMA Tarakanita 1 Jakarta dan lulus pada tahun 1987. 

Setelah itu, Ayu melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di Jurusan Sastra Rusia Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan berhasil lulus pada tahun 1994. Di antara masa-masa menjadi mahasiswa, Ayu pernah terpilih menjadi finalis gadis sampul di urutan kesepuluh pada kontes yang diselenggarakan oleh majalah Femina.

Tidak berhenti di sana, keinginan Ayu untuk belajar membuatnya bersekolah kembali dengan studi Advanced Journalism yang diselenggarakan oleh Thomson Foundation, Cardiff, UK (1995). Ayu juga mengikuti program lain yang diselenggarakan oleh Asian Leadership Fellow Program di Tokyo, Jepang (1999).

Karier dalam bidang kepenulisan, khususnya novel dan esai dimulai sejak Ayu tidak lagi beraktivitas sebagai jurnalis. Novel pertama yang dirilis oleh Ayu berjudul Saman pada tahun 1998. Novel tersebut banyak mendapat perhatian dari pembaca serta kritikus sastra sebab dirasa membawa pembaharuan dalam dunia sastra di Indonesia.

Novel tersebut sebenarnya merupakan karya yang diajukan untuk sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta di tahun 1998. Namun pada kenyataannya dalam waktu tiga tahun, musik Saman sudah terjual 55 ribu eksemplar.

Dwilogi novel Saman (1998) dan Larung (2001) banyak mendapat perhatian dari masyarakat. Sementara untuk esai, karya-karya Ayu lebih banyak dipublikasikan dalam Jurnal Kalam. Contohnya yaitu Kumpulan Esai Si Parasit Layang yang diterbitkan oleh Gagas Media pada tahun 2003.

Novel-novel karya lain dari Ayu Utami adalah sebagai berikut:

  • Novel Bilangan Fu, KPG, Jakarta (2008)
  • Novel Manjali dan Cakrabirawa (Seri Bilangan Fu), KPG, Jakarta (2010)
  • Novel Cerita Cinta Enrico, KPG, Jakarta (2012)
  • Novel Soegija: 100% Indonesia, KPG, Jakarta (2012)
  • Novel Lalita (Seri Bilangan Fu), KPG, Jakarta (2012)
  • Novel Si Parasit Lajang, KPG KPG, Jakarta (2013)
  • Novel Pengakuan: Eks Parasit Lajang, KPG, Jakarta (2013)
  • Novel Maya.

Fakta menarik dari Ayu Utami salah satunya adalah keberhasilannya mendapat juara pada perlombaan yang diadakan majalah Humor membuatnya sempat menjadi wartawan paruh waktu di majalah tersebut. Selain itu, karena kantornya dekat dengan kantor majalah Matra, Ayu juga pernah bekerja untuk majalah tersebut dan mulai menyadari bakat menulisnya karena beberapa tulisannya sudah baik sehingga tidak perlu diedit total.

Sebelum meniti karier sebagai penulis atau sastrawan pun Ayu pernah memiliki pengalaman bekerja sebagai sekretaris di perusahaan pemasok senjata. Selain itu, Ayu juga pernah menjadi guest public relation di Hotel Arya Duta.

Hingga akhirnya ia menjadi bagian dari wartawan Marta, Forum Keadilan, serta D & R dan menjadi langkah awalnya di dunia jurnalistik. Di masa-masa sebagai jurnalis, Ayu dapat berkesempatan menulis banyak hal. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifannya menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana.

Fakta lainnya, yaitu andil Ayu dalam mendirikan Aliansi Jurnalis Independen atau disingkat dengan AJI. Komunitas lain yang turut dibesarkan oleh Ayu adalah Komunitas Utan Kayu yang merupakan pusat kegiatan seni, pemikiran, serta kebebasan informasi sebagai kurator.

Terdapat fakta menarik lagi dari Ayu. ia mengungkapkan bahwa sebenarnya kurang tertarik untuk membaca. Hal yang biasanya ia baca adalah Alkitab sehingga dalam novel Saman, terdapat beberapa kutipan dari ayat Alkitab. Di sisi lain, ia juga mengakui bahwa ada kecenderungan menulis tentang pastor dan suster dalam karyanya.

Terkait novel Saman, novel tersebut menjadi titik awal munculnya jenis Sastra Wangi. Sastra Wangi merupakan istilah untuk karya sastra Indonesia yang ditulis oleh perempuan. Ayu Utami menjadi pioner munculnya jenis sastra ini karena tema seks serta penyampaian ideologi dengan sudut pandang feminis.

Terakhir, fakta dari Ayu Utami tidak lain dan tidak bukan adalah penghargaan-penghargaan yang diterimanya, yaitu sebagai berikut:

  • Roman Terbaik Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998
  • Prince Claus Award pada tahun 2000
  • Khatulistiwa Literary Awards dengan kategori Prosa pada tahun 2008.

Demikianlah kisah masa kecil, pendidikan, karya-karya, serta fakta menarik dari Ayu Utami. Kesimpulannya, Ayu adalah novelis serta sastrawan perempuan yang lahir di Bogor. Ia bersekolah di SD Regina Pacis, SMP dan SMA Tarakanita 1, lalu berkuliah di UI Jurusan Sastra Rusia.

Kariernya di bidang sastra adalah novel serta esai. Novel pertamanya menjadi sangat populer bahkan membentuk jenis sastra baru, yakni sastra wangi berjudul Saman (1998). Selain itu, terdapat novel lain, seperti Larung, Bilangan Fu, Manjali dan Cakrabirawa (Seri Bilangan Fu), Cerita Cinta Enrico, KPG, dan masih banyak lagi.

Kemudian fakta menarik dari Ayu Utami adalah ia pernah menjadi juara harapan pada lomba menulis cerpen oleh majalah Humor. Kemudian ia pernah menjadi finalis dengan urutan ke-10 dari kontes yang diadakan majalah Femina. Ia juga pernah berkarier sebagai sekretaris di perusahaan pemasok senjata.

fbWhatsappTwitterLinkedIn