Daftar isi
Pengertian Gurindam
Gurindam adalah bentuk puisi lama melayu yang terdiri dari 2 bait dan di setiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama namun tetap menjadi satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan tentang soal, masalah atau perjanjian. Sedangkan baris kedua berisikan tentang jawaban atau akibat dari soal, masalah atau perjanjian.
Gurindam ini umumnya berisi nasihat atau kata-kata Mutiara. Gurindam juga merupakan bentuk puisi yang berasal dari India. Menurut waluyo gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari 2 baris dan berisikan tentang hubungan sebab akibat. Hubungan sebab akibat ini dapat menjadi nasihat bagi pembaca atau pendengarnya.
Ciri-Ciri Gurindam
Menurut KBBI gurindam adalah sebuah bentuk karya sastra yang berupa sajak dengan 1 baitnya terdiri dari 2 baris dan isinya tentang nasihat atau petuah, Berikut adalah ciri-ciri gurindam :
- Setiap baitnya terdiri dari 2 baris
- Hubungan antara baris pertama dan baris kedua adalah hubungan sebab akibat
- Tiap baris memiliki akhiran sajak atau rima yang sama seperti A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
- Umumnya berisi nasihat atau petuah
Jenis dan Contoh Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang berisikan tentang hubungan sebab akibat. Berikut adalah beberapa jenis dan contoh gurindam :
1. Gurindam Berangkai
Gurindam berangkai adalah gurindam yang memiliki kata pertama di setiap baris pertama dan diulang-ulang kembali. Contohnya adalah sebagai berikut :
1. Cahari olehmu akan sahabat.
yang dapat dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru.
yang memberi ilmu .
2. Barang siapa meninggalkan sembahyang.
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan zakat.
Tiadalah hartanya beroleh berkat.
3. Apabila banyak berkata-kata.
Di situlah jalan masuknya dusta.
Apabila anda tidak dilatih.
Jika besar bapaknya letih.
4. Bila hidung tersumbat.
Itulah gejala diri kurang sehat.
5. Bila hidung masih berfungsi sebagai penciuman.
Taklah terhitung banyaknya rahmat Tuhan.
6. Barang siapa tak mendengarkan sekitar.
Alamatlah hidup tak akan beredar.
7. Barang siapa selalu bersyukur.
Niscayalah hidupnya tambah makmur.
8. Barang siapa bersyukur atas nikmat.
Dialah orang, merasa Allah itu dekat.
9. Bilalah akal pikiran membentuk kesimpulan.
Hendaklah iman meluruskan jalan.
10. Bilalah paham bayangan diri.
Nicayalah mengerti proses yang terjadi.
11. Apabila terpelihara tangan.
Lambaian hidup jadi berkenan.
12. Apabila tangan menjadi saksi.
Di hari akhirat akan bernyanyi.
13. Apabila tangan menjadi ringan.
Niscayalah amarah menjadi teman.
14. Apabila tangan menjadi serakah.
Niscayalah menangkap rezeki tidak berkah.
15. Apabila kaki melangkah.
Hendaklah menuju arena ibadah.
16. Hendaklah dipelihara tangan.
Supaya terhindar dari celaan.
17. Hendaklah kerja cekatan.
Agar menjadi tangan kanan.
18. Barang siapa melangkah tanpa tujuan.
Janganlah berharap dengan kepastian.
19. Barang siapa melangkah tanpa perencanaan.
Janganlah kecewa menuai kesia-siaan.
20. Jikalah langkah sudah tumaninah.
Para setanlah yang goyah.
21. Jikalah langkah kaki ingin terpelihara.
Berhati-hati mengawasi dan menjaganya.
22. Jikalah kaki, langkah dan tujuan padu.
Niscayalah sampai ke tempat yang dituju.
23. Bilalah mata menelaah ilmu.
Kebodohan akan berlalu.
24. Bilalah mata jendela hati.
Membuka menutup, perlu berhati-hati.
25. Bila mulut terjaga kata.
Terpeliharalah dari sumber dosa.
26. Bila mulut sudah mengucap.
Badan pun haruslah siap.
27. Barang siapa tidak menata pembicaraan.
Janganlah harap baik kesimpulan.
28. Barang siapa mulut tak beradat.
Tunggulah akan akibat.
29. Bilalah telinga tajam mendengar.
Taklah kabar asal ditebar.
30. Bilalah telinga tipis menyerap aduan.
Alamatlah salah memberi arahan.
31. Barang siapa sabar mendengar.
Niscayalah kaya akan kabar.
32. Barangsiapa menuli terhadap saran.
Mulailah dia ditelan keangkuhan.
33. Barang siapa tak mendengarkan sekitar.
Alamatlah hidup tak akan beredar.
34. Bilalah hidup tersumbat.
Itulah gejala diri kurang sehat.
35. Bilalah hidung lapang penciuman.
Taklah terhitung banyaknya rahmat Tuhan.
36. Ketika jendela hati terbuka.
Maka mengalirlah Nur Illahi di jiwa raga.
37. Ketika hati nurani bersih dan bening.
Itulah cermin kehidupan, melihat dan membanding.
38. Bilalah hati yang bersih, penguasa kehidupan.
Itulah tanda bertahtanya iman
39. Bilalah hati nurani pemandu kehidupan.
Takkanlah nafsu berkawan setan.
40. Bilalah iman berbungan takwa.
Pastilah indah hidup di dunia.
41. Bilalah iman sebagai fondasi.
Taqwa adalah bangunan dan isi.
42. Bilalah iman beserta takwa.
Itulah kelengkapan manusia sempurna.
43. Iman dan taqwa kekuatan kehidupan.
Niscaya terhindar dari pengaruh setan.
44. Iman dan taqwa sebuah kemenangan.
Ajaran Islam yang tak terkalahkan.
45. Pahala adalah buah kebaikan.
Itulah petuah agama yang diajarkan.
46. Pahala adalah anugerah Allah.
Bagi orang yang berserah dalam ibadah.
47. Pahala tidaklah kasat mata.
Datangnya dalam rasa bahagia.
48. Pahala datang dan pergi.
Bagaimanalah niat di hati.
49. Pahala datang mendekat dalam sunyi,
Berbuatlah baik jangan bernyanyi.
50. Pahala di tangan akankahh terbang lagi.
Kalaulah berkicau sepanjang hari.
51. Bilalah perut di huni nafsu.
Niscayalah penyakit akan menyerbu.
52. Bilalah perut tak terkendali.
Maka halal haram tak peduli.
53. Bilalah perut beradat bertatakrama.
Niscayalah berkeseimbangan hidupnya.
54. Bilalah lapar sebagai ajaran.
Niscayalah fakir miskin sebagai ukuran.
55. Bilalah kenyang sebagai ukuran.
Begitulah kesadaran berbagi kenikmatan.
56. Hendaklah memegang amanat.
Buanglah khianat.
57. Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang celah.
58. Apabila banyak berkata-kata.
Disitulah jalan masuk dusta.
59. Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
60. Apabila perkataan yang amat kasar.
Lekaslah orang sekalian gusar.
61. Apabila perkataan lemah lembut.
Lekaslah segala orang mengikut.
62. Apabila pekerjaan yang amat benar.
Tidak boleh orang berbuat onar.
63. Lakukanlah saja yang menurutmu benar
Lakukanla saja apa yang menurutmu pantas.
64. Barangsiapa meninggalkan sembahyang.
Seperti rumah tiada bertiang.
65. Barangsiapa mengenal akhirat.
Tahulah ia dunia mudarat.
66. Apa yang di lidah, apa yang di hati
Begitulah ciri orang mengerti.
67. Apa yang dirasa, itulah yang disyukuri.
Insyaallah karunia tak pernah berhenti.
68. Apa yang ditebar tak mengurangi isi.
Apalah arti rasa memiliki.
69. Bilalah puasa dengan akal semata.
Akanlah menggoda rasa.
70. Bilalah nafsu sebagai lawan.
Kuasai diri, ambil keputusan.
2. Gurindam Berkait
Gurindam berkait adalah gurindam yang bait pertama memiliki hubungan erat dengan bait kedua atau bait berikutnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
1. Sebelum bekerja pikir dahulu.
Agar pekerjaan selamat selalu .
2. Kalau bekerja terburu-buru.
Tentunya kerja banyak yang keliru.
3. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan.
Di situlah syaitan punya jamuan.
4. Jika orang muda kuat berguru.
Dengan syaitan jadi berseteru.
5. Ingatkah dirinya mati.
Itulah asal berbuat bakti.
6. Akhirat itu terlalu nyata.
Kepada hati yang tidak buta.
7. Bila hendak mengenal diri.
Bersihkanlah hati.
8. Jika belum mengenal diri.
Lihatlah bayangan sendiri.
9. Hendak belajar mengenal diri.
Bergurulah pada yang ahli.
10. Apabila syukur terpelihara dalam hati.
Begitulah sabar dan bahagia sudah menanti.
11. Jangan biarkan tangan ikut kotor.
Supaya terhindar dari perbuatan koruptor.
12. Jikalah pandangan mata terpelihara.
Teranglah segala apa yang dikira.
13. Jika mata sudah dipercaya.
yang dilihat pasti nyata adanya.
14. Jikalau mata menangkap kebesaran Allah.
Kejernihan zikir mengucap subhallah.
15. Barang siapa melepas mata dengan birahi.
Pastilah mata keranjang, tercela diri.
16. Cahaya mata bacaan jiwa.
Itulah suasana rasa, suka duka terbaca.
17. Hendaklah bicara sesuai tujuan.
Agar menjadi perhatian.
18. Apabila mulut benar menggunakan.
Niscayalah menjadi sumber kekuatan.
19. Bilalah mulut mengecap menikmati.
Agarlah perut menasihati.
20. Jadilah pendengar yang baik.
Itulah strategi untuk lawan tertarik.
21. Jangan tulikan telinga akan hal baik.
Agar isi hati tidak terbulak-balik.
22. Adalah dua lubang pernafasan.
Itulah Lorong hidup mati seorang insan.
23. Tajamkanlah penciuman untuk kebajikan.
Niscaya Allah melapangkan kehidupan.
24. Tajamkan penciuman terhadap kebusukan.
Agarlah paham harumnya kebaikan.
25. Rawatlah hidung sebagai cerobong kehidupan.
Agar polusi dunia tersaring di pernafasan.
26. Barang siapa menjaga pernafasan untuk amanah.
Insyaallah kebaikanlah yang mengalir dalam darah.
27. Hati itu adab budaya manusia.
Jikalah payah, rusaklah peradaban dunia.
28. Hidupkanlah terang mata hati.
Agar melihat keagungan Illahi.
29. Ingin ketenangan, kejernihan berpikir.
Hatilah sumber kehidupan mengalir.
30. Bilalah menanam sebatang kebaikan.
Akanlah berbuat pahala tak berkesudahan.
31. Jika hendak mengenal orang yang berilmu.
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
32. Jika kena penyakit kikir.
Sanak saudara akan menyingkir.
33. Sebelum berbicara piker dahulu.
Agar tak melukai hati temanmu.
34. Hidup itu harus saling menghargai.
Jika tak ingin menyesal di kemudian hari.
35. Kita hanya dipinjami.
Apalah arti angkuh dan tinggi hati.
36. Bila berbekal iman dan taqwa segenap insani.
Kenduri kekal, bahagia di taman surgawi.
37. Jika hendak bercinta.
Pastikan dari pasti setia.
38. Barang siapa yang memberi kasih sayang.
Pastilah dia juga akan di sayang.
39. Jika sudah berumah tangga.
Pegang janji dan amanah berumah tangga.
40. Tepatii janjimu dengan orang lain.
Agar ia tak pindah ke yang lain.
41. Cari pasangan yang setia.
Agar hubunganmu tak sia-sia
42. Jika mulut sudah menyakiti.
Lebih baik anda berhati-hati.
43. Jika kau berbuat baik kepada orang
Maka hidupnu akan tenang.
44. Apabila kau berbuat jahat.
Maka bersiaplah terima akibat.
45. Bila pergi membuat hati tenang.
Lebih baik tak usah kembali biar hidup senang.
46. Kata maaf dapat memperbaiki hubungan.
Tapi tidak mampu menghapus kenangan.
47. Di sekolah tidak hanya belajar.
Tetapi harus menjadi terpelajar.
48. Jadilah murid yang selalu giat.
Agar ke sekolah tidak telat.
49. Generasi mudah harus belajar.
Agar bangsa memiliki generasi terpelajar.
50. Ilmu itu tidak dihafalkan
Tetapi harus diamalkan.
51. Guru dapat menjadi teladan.
Bagaikan sinar yang menerangi di kegelapan.
52. Jikalau engkau tak tahu.
Maka lebih baik cari ilmu.
53. Apabila anak di didik dengan kasih
Maka hatinya akan penuh kasih.
54. Bila anak tak punya teladan.
Jangan heran jika dia kelimpungan.
55. Ilmu harus dapat diamalkan.
Agar imu tak dilupakan.
56. Hidup bisa tak karuan.
Jika tak punya ilmu pedoman.
57. Ilmu itu harus diamalkan.
Bukan hanya dihafalkan.
58. Siswa akan terus membantah.
Apabila di ajari dengan marah-marah.
59. Memberilah dengan tulus ikhlas
Agar tuhan yang membalas.
60. Pilih sahabat yang mengerti.
Agar hidupmu itu berarti.
61. Jika anda sombong dan pelit
Maka hidupmu akan sulit.
62. Barang siapa yang mau bekerjasama.
Maka kejayaan akan muncul bersama.
63. Apabila anda menuntut ilmu
Pasti tidak akan mudah ditipu
64. Barang siapa yang lapang dengan apa adanya
Itulah sedang dalam kebahagiaan cinta
65. Jika perut terlalu kenyang.
Pikiran jernih akan menghilang.
66. Apabila janji tak ditepati.
Orang tak percaya sampai mati.
67. Barang siapa berbuat cermat.
Hidupnya akan selalu selamat.
68. Sungguh rugi jika tak tahu.
Orang takt ahu selalu tertipu.
69. Hendaklah peliharakan kaki.
Daripada berjalan yang membawa rugi.
70. Dengan ibu hendaklah hormat.
Supaya badan dapat selamat.