3 Contoh Puisi Elegi yang Perlu dipahami

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Puisi elegi merupakan sebutan untuk puisi bengenre romansa, namun dari sisi kepedihannya. Seperti puisi mengenai patah hati, perpisahan, dan semacamnya. Untuk lebih jelas lagi, berikut ini adalah beberapa contoh puisi elegi karya pribadi saya sendiri.

Perihal Bertahan dan Melepaskan

Waktu terus berdetak pelan, mengetuk pertahan.
Hujan kian deras dijatuhkan, mengikis perasaan.
Namun aku terus bertahan,
tak paham kau ingin melepaskan.

Saat jatuh padamu
aku tak tahu bahwa kemudian aku harus belajar bangkit sendirian.
Bahwa ditinggalkan adalah bagian dari hubungan.

Hingga akhirnya kau pergi.
Terpaksa aku mengamini perihal kita yang terlalu perih dipertahankan.
Walau melepaskan kuharap bukan pilihan.

(Karya: Pitara Lusiana)

“Apa kabar?”

Seketika sekelebat kenangan membayang
menyusul sapa yang kau layangkan.
Menelusup rasa manis memabukan.
Sebelum ledakan pahit menjelang.

Menatap dua iris kelammu lagi-lagi menenggelamkan.
Nyaris merenggut kesadaran betapa sakitnya kau campakkan.
Meninggalkanku untuk jatuh berantakan
saat aku masih begitu sayang.

(Karya: Pitara Lusiana)

Terlambat Menyadari

Lama berlalu, tanpa sapa dan temu
Rindu pun menggebu kian mengganggu
Mendobrak pertahanan yang kubangun dengan ragu
Aku tahu aku bodoh, merindukanmu yang telah jauh mengangkat sauh
Menyadari ketika kita tak mungkin lagi menjadi

Maafkan abaiku ketika dulu kau coba meraihku
Maafkan tepisku ketika dulu kau coba menggapaiku
Kini kau telah jauh melangkah
Meninggalkan aku yang resah
Tanpa rumah untuk singgah

(Karya: Pitara Lusiana)

Itulah tiga contoh puisi elegi. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn