Ekonomi

3 Contoh Strategi Pemasaran 4P Produk Makanan

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Strategi pemasaran 4P dalam dunia bisnis bukan hal baru, sebab taktik ini diperkenalkan oleh Neil Borden pertama kali di tahun 1964 melalui bukunya yang bertajuk “The Concept of Marketing Mix”. Sebagai seorang profesor di bidang periklanan dari Universitas Harvard, Borden berhasil membantu banyak perusahaan berhasil dalam memasarkan produknya dan menarik minat banyak pelanggan.

Secara singkat, 4P adalah strategi pemasaran produk yang terdiri dari empat elemen berikut ini.

  • Product (Produk), yakni produk yang dihasilkan perusahaan untuk dijual kepada masyarakat dengan target pasar yang berbeda-beda.
  • Price (Harga), yakni nilai produk dalam bentuk uang yang pelanggan harus bayar ketika ingin mendapatkannya; harga produk selalu ditentukan oleh perusahaan berdasarkan informasi kebutuhan masyarakat dikumpulkan.
  • Promotion (Promosi), yakni upaya memromosikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menyiapkan tenaga penjualan, periklanan, hingga public relation.
  • Place (Tempat), yakni berkaitan dengan tempat untuk menjajakan produk agar konsumen dapat bertransaksi secara mudah dan nyaman, bisa dalam bentuk toko offline maupun toko online (aplikasi, situs web dan berbagai marketplace).

Penerapan strategi pemasaran 4P dapat dilakukan pada usaha atau bisnis apapun, mulai dari pakaian, perumahan, perangkat gawai, makanan, dan lainnya. Namun, kali ini ketahui sejumlah contoh strategi pemasaran 4P produk makanan untuk lebih mudah memahaminya.

1. Gudeg

Beberapa orang membangun sebuah usaha makanan gudeg yang berawal dari rumah makan kecil dengan tempat terbatas dan media promosi awal dari mulut ke mulut. Pemilik bisnis yang berfokus pada peningkatan rasa dan kualitas makanan ini juga menawarkannya dengan harga bersaing.

Makanan khas Yogyakarta yang tadinya hanya bisa dijumpai di Yogyakarta karena penjualan dilakukan di rumah makan secara langsung kemudian diiklankan dan ditawarkan di media sosial oleh sang pemilik atau karyawannya. Seiring lebih banyak orang yang mengetahui, usaha rumah makan gudeg pun berpotensi semakin besar.

Untuk memperluas bisnis, pemilik usaha gudeg di Yogyakarta kemudian membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Tengah sampai di luar Jawa Tengah. Dan untuk menarik pembeli baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama, pemilik bisnis mengeluarkan gudeg dalam bentuk kalengan.

Inisiatif yang kreatif ini semakin memuaskan para pelanggan karena mereka tidak lagi harus datang ke rumah makan gudeg untuk menikmati gudeg tersebut. Gudeg kalengan yang juga dipromosikan di toko offline maupun online pun semakin diminati.

Ketika ditawarkan di toko online seperti di sejumlah e-commerce, maka pelanggan akan lebih dipuaskan karena harga yang umumnya lebih terjangkau, harga promo di setiap tanggal cantik atau akhir bulan, maupun pengiriman dengan bebas ongkos kirim. Tidak lupa, kemudahan bertransaksi dan kualitasnya yang tetap sama atau bahkan meningkat akan lebih menarik lagi.

2. Es Krim

Sebuah perusahaan es krim menjual es krim dengan berbagai varian rasa, porsi yang lebih banyak dari perusahaan kompetitor namun harga lebih terjangkau jelas langsung menarik minat banyak pembeli. Target pasar untuk es krim pun sangat luas, mulai dari anak-anak hingga lansia akan sangat menyukainya.

Perusahaan ini tidak hanya menawarkan es krim, tapi minuman teh dan boba yang telah dikreasikan pun termasuk produk yang dijual sehingga mampu menarik lebih banyak pelanggan. Bahkan rasa es krim ini tidak kalah dari perusahaan-perusahaan es krim ternama.

Dimulai dari gerai kecil dan promosi yang terus-menerus dilakukan melalui media sosial dengan potongan harga yang cukup sering membuat bisnis ini semakin maju. Pembukaan gerai pun semakin banyak dan merata di seluruh kota sehingga masyarakat mudah menjumpai dan menikmatinya.

3. Seblak

Beberapa orang memulai usaha seblaknya dengan resep berbeda dari seblak yang umumnya ditawarkan di mana-mana. Masyarakat penggemar kuliner, khususnya makanan pedas akan selalu membutuhkan sesuatu yang baru, maka seblak kerupuk tanpa kuah menjadi hal yang bisa menarik minat banyak orang.

Pengusaha seblak mengupayakan agar produk seblaknya memiliki tingkatan pedas dari level rendah ke tinggi agar siapa saja bisa mencobanya. Meski begitu, dengan porsi yang cukup banyak pun rasa nikmat dan harga bersaing menjadi keunggulan produk ini.

Seblak yang semula hanya bisa dinikmati di satu tempat makan dan masyarakat harus datang langsung kini bisa dinikmati dengan mudah oleh siapa saja karena sang pemilik bisnis memroduksi seblak kemasan. Karena telah berbentuk kemasan yang praktis, promosi dapat dilakukan lebih efektif dan efisien di media sosial dan penjualannya di toko offline maupun online-nya.

Tanpa mengubah rasa dan kualitas menyeluruh dari makanan seblak, pelanggan lama berpotensi tetap bertahan dan pelanggan baru akan tertarik. Terlebih penjualan di toko-toko online yang menawarkan banyak diskon memudahkan masyarakat bertransaksi secara lebih terjangkau dan nyaman.