Setelah membahas mengenai jenis-jenis teks dalam bahasa Indonesia, kali ini kita akan membahas mengenai teks eksplasi beserta dengan contohnya. Simak pembahasan berikut ini.
Teks eksplanasi merupakan teks yang berisi informasi mengenai suatu peristiwa atau kejadian terjadi. Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Berikut ini tiga contoh teks eksplanasi dalam bahasa Indonesia.
Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming merupakan naiknya suhu temperatur atmosfer bumi karena bertambahnya gas polutan seperti karbon dioksida. Pemanasan global adalah suatu fenomena global yang merupakan suatu bentuk dari ketidakseimbangan ekosistem di bumi.
Pemanasan global terjadi karena banyak faktor. Faktor utamanya adalah perilaku manusia. Karbon dioksida merupakan gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Pembakaran tersebut terus bertambah seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan populasi manusia dan teknologi. Ada beberapa penyebab terjadinya pemanasan global, pernyebab tersebut antara lain:
Efek rumah kaca merupakan keadaan panas di bumi yang terperangkap karena terhalang gas emisial seperti karbon dioksida. Dalam kondisi yang normal, efek rumah kaca menyebabkan bumi menjadi tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Naiknya efek rumah kaca melebihi batas normal mengakibatkan pemanasan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca, mencairnya es di kutub, kenaikan frekuensi dan intensitas badai, serta menaikkan suhu permukaan laut sehingga ketinggian air laut bertambah atau level permukaan laut meningkat.
Polusi Udara
Polusi udara yang disembabkan kendaraan berbahan bakar seperti motor, mobil, akan menghasilkan gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida dapat menahan panas sinar matahari sehingga panas tersebut terperangkat di atmosfer bumi.
Pohon dapat menyerap karbon dioksida, jika hutan semakin gundul maka karbon dioksida semakin bertambah.
Limbah Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan
Gas emisi yang ditimbulkan dari sektor peternakan, pertanian, dan perkebunan adalah gas metana. Gas metana adalah salah satu gas yang memberi dampak yang cukup besar pada pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari usus hewan, sehingga semakin tingginya populasi hewan ternak maka semakin tinggi pula gas metana yang dilepaskan ke bumi. Selain itu, gas metana juga dapat berasal dari pemupukan yang berlebiha.
Penggunaan Listrik yang Berlebihan
Penggunaan listrik yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global. Penggunaan listrik secara berlebihan dapat menyebabkan energi listrik semakin menipis serta pembakaran batu bara terus meningkat dan menyebabkan karbon diokasida yang berlebihan.
Terjadinya pemanasan global di bumi tentu saja menyebabkan dampak bagi kehidupan di bumi. Dampak tersebut antara lain: es di kutub mencair, intensitas curah hujan dan badai meningkat, kekeringan karena air tanah menguap, iklim yang tidak stabil, naiknya permukaan laut, polasi hewan dan tumbuhan menurun.
Berdasarkan penjelasan mengenai dampak dari pemanasan global, pemanasan global membahayakan kelangsungan kehidupan di bumi. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan sebagai solusi untuk mengatasi pemanasan global. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain: menggunakan listrik seperlunya saja, mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin, melakukanpenghijauan hutan, tidak menggunakan plastik dan tisu secara berlebihan.
Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan karena pemanasan global, kita semua harus menanamkan kepedulian kita terhadap bumi, sehingga kita dengan kesadaran sendiri menghindari tindakan yang dapat menimbulkan pemanasan global.
Banjir
Salah satu fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Banjir dapat terjadi di berbagai wilayah baik itu dataran rendah atau daerah yang dekat dengan sungai. Banjir adalah fenomena alam yang disebabakan karena curah hujan yang tinggi sehingga volume air meluap dan menggenangi sejumlah daerah. Ada dua faktor penyebab banjir , yaitu faktor alam dan faktor perilaku manusia. Faktor alam antara lain intensitas curah hujan yang tinggi, drainase lahan, kapasitas sungai sedangkan faktor perilaku manusia antara lain: penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan, pemukiman di bantaran sungai, sistem tata ruang yang salah.
Faktor Penyebab Banjir
Hujan yang terus terjadi dapat menyebabkan velume air terus meningkat. Apabila sungai sudah tidak mampu menampung, maka air akan mengalir dan menggenangi daerah sekitarnya. Banjir akan menyebabkan sungai menjadi dangkal sehingga kapasitas sungai untuk menampung air akan semakin berkurang. Selain itu, banyaknya lahan hutan yang dijadikan pemukiman penduduk mengakibatkan berkurangnya daerah resapan dan hutan tidak mampu menahan aliran air. Penggundulan hutan menyebabkan lahan resapan air berkurang dan menyebabkan banjir.
Hutan menyerap air hujan, jika lahan hutan diubah menjadi pemukiman maka hutan tidak mampu menahan aliran air. Perubahan tata lahan yang demikianlah penyebab utama banjir. Daerah rawan banjir lainya adalah daerah pinggir sungai. Pemukiman yang dibangun di bantaran kali dapat menyebabkan banjir karena kebiasaan membuang sampah di sungai sehingga menghambat aliran sungai dan kemudian menyebabkan banjir.
Fenomena banjir menyebabkan berbagai masalah untuk manusia. Salah satunya adalah menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, flu, malaria, demam berdarah, hingga berbagai penyakit kulit. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya banjir. Tindakan tersebut antara lain: tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penghijauan hutan, menanam pohon di sekitar rumah, serta rajin membersihkan selokan.
Gempa bumi merupakan fenomena alam bergoncangnya bumi karena pergerakan lempeng bumi karena pelepasan energi secara tiba-tiba. Gempa bumi terbagi menjadi dua jenis, yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, sedangkan gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik.
Gempa vulkanik terjadi karena aktivitas magma dari dalam bumi. Desakan magma tersebut menyebabkan getaran. Selain itu, terjadinya gempa tektonik dapat memicu terjadinya gempa vulanik.
Gempa tektonik terjadi karena pergeseran lempeng bumi. Jika lempeng bumi saling bertabrakan atau mengalami patahan, maka kondisi tersebut dapat menimbulkan getaran. Getaran tersebutlah yang kita namai dengan gempa bumi.