Daftar isi
Fenomena meningkatnya permukaan air laut menjadi isu penting baru-baru ini. Pasalnya, permukaan air laut di Bumi terus meningkat seiring kondisi iklim yang memburuk. Selama 25 tahun terakhir, kenaikan permukaan air laut mengalami percepatan yang signifikan.
Salah satu penyebabnya adalah pemanasan global yang membuat lapisan es kutub mencair. Beberapa penelitian menyatakan bahwa laju kenaikan permukaan air laut dapat mencapai 60 cm dalam 100 tahun, antara tahun 2000 sampai 2100.
Menurut penelitian NASA melalui satelitnya, permukaan air laut terus meningkat sekitar 3,3 milimeter per tahun di seluruh dunia. Indonesia sendiri, kenaikan permukaan air laut dapat dilihat di beberapa daerah.
Salah satunya adalah Aceh yang perairannya mengalami kenaikan mulai dari 1,3 mm/tahun menjadi 1,8 mm/tahun selama 25 tahun terakhir. Penelitian lain menyebutkan bahwa terjadi pula kenaikan suhu sekitar 0,6% selama 10 tahun terakhir sejak 2009 lalu.
Apabila peningkatan permukaan air laut terus terjadi, maka dapat timbul berbagai dampak berbahaya bagi kehidupan manusia. Lantas, apa saja dampak naiknya permukaan air laut di Bumi?
Erosi tanah terutama di area pantai merupakan dampak naiknya permukaan air laut. Peristiwa pengikisan tanah ini dapat mengurangi area pesisir dan pantai.
Tanah dan batuan yang terus terkikis di area pantai karena meningkatnya permukaan air laut tentu akan berdampak bagi kehidupan manusia.
Beberapa dampak dari erosi tanah terutama bagi masyarakat pesisir antara lain:
Selain erosi, banjir akibat dari naiknya permukaan air laut juga berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Permukaan air laut yang terus meningkat akan menarik pasir pantai ke lautan. Apabila kondisi tersebut tidak dicegah, maka area pantai lama kelamaan akan terkikis. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat di daerah pesisir akan kehilangan wilayah tersebut.
Selain itu, banjir juga dapat membahayakan kehidupan masyarakat di pesisir karena bangunan yang rusak. Kehidupan manusia tentu terganggu apabila tempat tinggal yang menjadi kebutuhan primernya lenyap karena banjir.
Tidak hanya dari tempat tinggal saja, banjir karena permukaan air laut yang meningkat menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan demam berdarah.
Selain berdampak buruk bagi manusia, naiknya permukaan air laut dapat berakibat buruk bagi habitat dan spesies di lingkungan tersebut. Spesies yang paling terancam dalam hal ini adalah beruang kutub. Beruang kutub yang membutuhkan es untuk bertahan hidup, akan terancam punah karena kondisi air terus menghangat dan es yang mencair.
Selain beruang kutub, spesies yang juga terancam dengan kenaikan permukaan air laut adalah penyu laut. Penyu laut yang memiliki kebiasaan untuk kembali ke pantai dan menyimpan telur-telur mereka, tidak dapat melakukan hal tersebut apabila area pantai hilang.
Area pantai yang semakin menipis karena tanahnya terkikis dapat mengancam aktivitas penyu laut untuk berkembang biak. Tidak hanya hewan, tumbuhan di sekitar pantai turut terancam kelestariannya karena permukaan air laut yang meningkat.
Wilayah garis pantai yang semakin tenggelam karena permukaan air laut meningkat dapat mengancam kehidupan tumbuhan. Tumbuhan yang tidak dapat bergerak akan terkontaminasi dan punah karena kondisi air laut yang memenuhi area pantai.
Dampak sosial dari naiknya permukaan air laut adalah terjadinya migrasi paksa pada masyarakat pesisir. Area pantai yang terus berkurang membuat masyarakat dapat kehilangan tempat tinggalnya sewaktu-waktu. Terutama bagi masyarakat yang mempunyai usaha atau menjadikan pantai sebagai mata pencaharian, tentu akan kehilangan hal tersebut karena naiknya permukaan air laut.
Selain kehilangan area pantai, masyarakat pesisir terpaksa migrasi karena kualitas tanah yang terus memburuk. Meningkatnya salinitas atau kandungan garam di dalam tanah membuat daerah tersebut tidak cocok untuk tanaman.
Pencemaran dapat terjadi pada bahan makanan yang ditanam dengan kondisi tanah kurang subur. Oleh karena itu, masyarakat dipaksa harus mencari atau menyewa tempat tinggal di daerah baru demi keberlangsungan hidupnya.
Penyebab utama dari naiknya permukaan air laut adalah mencairnya lapisan es karena pemanasan global atau global warming serta meningkatnya suhu air laut.
Oleh karena itu, perlu langkah tepat untuk mengatasi naiknya permukaan air laut dalam aktivitas sehari-hari. Lantas, apa saja cara mencegah naiknya permukaan air laut?
Dikarenakan penyebab naiknya permukaan air laut adalah pemanasan global, maka pencegahan utama yakni dengan mengurangi global warming tersebut. Menggunakan transportasi umum dan sepeda dapat membatasi peningkatan karbon dioksida yang menjadi pemicu global warming.
Apabila bepergian dalam jarak dekat, berjalan kaki atau menggunakan sepeda dapat menjadi cara untuk mengurangi global warming. Sementara itu, jika bepergian dengan jarak jauh, dapat menggunakan transportasi umum seperti busway atau kereta api.
Langkah berikutnya untuk mengatasi naiknya permukaan air laut adalah meminimalisir penggunaan alat yang mengandung CFC atau Cloro Four Carbon.
Senyawa yang biasanya dihasilkan oleh alat pendingin udara ini menyumbang sekitar 20% dari efek rumah kaca. Apabila penggunaan alat tersebut tidak dikurangi, maka global warming terus terjadi dan berakibat pada naiknya permukaan air laut.
Selain menerapkan pencegahan pada aktivitas sehari-hari, perlu dilakukan pula langkah lain untuk mengatasi naiknya permukaan air laut. Salah satunya adalah dengan penanaman mangrove.
Mangrove diketahui sebagai ekosistem hutan yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar. Indonesia termasuk negara dengan ekosistem mangrove terbesar di dunia, yakni dengan luas 3,31 juta hektar.
Apabila penanaman mangrove terus digalakkan, maka jumlah karbon di atmosfer dapat berkurang karena diserap oleh ekosistem tersebut.